Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto. Foto: Dok Medcom.id
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto. Foto: Dok Medcom.id

Wawancara Khusus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto

Menakar Peluang Indonesia Merdeka dari Covid-19

Medcom • 17 Agustus 2022 07:01

Sejauh mana aturan-aturan tersebut berhasil menggenjot capaian vaksinasi?

Lumayan berhasil, kira-kira setelah hampir dua minggu ini, aturan itu (wajib booster) kan per 17 Juli, sudah hampir satu bulan. Angka booster di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan sebagainya, meningkat. Karena kita mau naik kereta saja harus booster, kalau engga, enggak bisa.
 
Ini juga mengakibatkan yang tadinya mau antigen, sekarang booster. Yang terbaru, dua hari lalu, kami mengeluarkan aturan bahwa kalau tidak booster, yang semula antigen, nah antigennya dihapus. Jadi, tidak booster harus PCR, nah PCR kan agak mahal. Mudah-mudahan tidak menimbulkan gejolak, sampai saat ini berjalan lancar.
 
Berdasarkan analisis evaluasi pelaku perjalanan dinas yang menggunakan pesawat, angka yang memilih antigen ini masih cukup banyak. Makanya kami atas diskusi dengan pakar, kementerian/lembaga terkait, dan atas arahan pemimpin negara, akhirnya kita putuskan untuk antigen kita hapuskan dari aturan itu. Yang bisa hanya booster dan PCR.

Sekali lagi ini bukan untuk memberatkan masyarakat, ini semua untuk melindungi dan membantu masyarakat dalam masa pandemi covid-19 ini.

Di tengah kesulitan menggenjot booster, sudah keluar booster kedua atau vaksin dosis keempat, apa pertimbangannya?

Dasar pemikiran pemerintah, Satgas, sama seperti awal covid-19, prioritas kita berikan kepada tenaga kesehatan, karena tenaga kesehatan menjadi garda terdepan. Walaupun kasusnya sudah melandai, tapi tetap masih ada yang tertular, meninggal, walaupun tidak seperti dulu. 
 
Tentu saja para tenaga kesehatan ini dilindungi dulu sejak awal, jangan sampai, seperti awal pandemi covid-19, banyak dokter, tenaga kesehatan, yang menjadi korban. Kita tidak ingin seperti itu. 
 
Kemudian kedua, kita juga akan berikan dosis keempat ini kepada warga masyarakat yang rentan, yang lanjut usia, yang komorbid. Tapi untuk masyarakat umum, sementara ini belum ada program dosis keempat, karena kami khawatir, dosis ketiga ini kita genjot dulu. 
 
Vaksin itu ada masa kedaluwarsanya, jangan sampai yang kedaluwarsa lebih tinggi daripada yang disuntikkan. Makanya, aturan tadi kita desain bukan menyulitkan masyarakat, tapi tingkat capaian booster ini semakin meningkat. Mudah-mudahan kalau booster sudah di atas 80-90 persen, mungkin kita bisa berpikir untuk booster dosis kedua untuk masyarakat umum.
 
Kita ketahui bersama, vaksinasi ini tidak seumur hidup, ada masa efektivitasnya menurun terus. Sehingga, kalau penyakitnya tidak hilang-hilang dari bumi Indonesia ini, perlu juga ke depan, seluruh masyarakat Indonesia divaksin ulang.

Booster untuk tenaga kesehatan (nakes) apakah ada kesulitan?

Kalau tenaga kesehatan lancar-lancar saja, tidak ada masalah melaksanakan booster kepada tenaga kesehatan. Nah yang memang agak susah itu masyarakat banyak, karena mereka menilai sudah tidak ada covid-19, buat apa kita disuntik lagi. 
 
Tapi dengan pendekatan secara persuasif, ada program-progam juga kan vaksinasi, misalnya booster mendapat sembako, minyak goreng. Segala macam cara dilakukan agar meningkat.

Memasuki musim pemilu, biasanya ada kegiatan vaksin dalam acara kampanye? Boleh saja atau ada aturan tertentu?

Kalau sejauh tidak melanggar aturan KPU, dari sudut booster-nya tidak melarang. Kami capaian vaksinasinya yang penting. Kami sangat senang kalau setiap hari capaian vaksinasinya terus meningkat. Kami khawatir vaksin yang ada, kan ada masa berlakunya, kalau tidak disuntikan nanti kedaluwarsa.

Catatan Satgas Covid-19 soal vaksin kedaluwarsa?

Kami belum ada data yang akurat, catatannya di Kemenkes. Tapi tentu saja setiap bulan itu ada terus, makanya kami berlomba dengan waktu juga. Jangan sampai yang kedaluwarsa dengan yang disuntikkan itu lebih banyak yang kedaluwarsa.
 
Meskipun yang disuntikkan itu, dari Kemenkes menyatakan kebanyakan vaksin yang kedaluwarsa ini merupakan donasi dari luar. Tapi, apa pun, walapun kita tidak beli bukan berarti enggak apa-apa kalau misalnya habis masa pakainya, tetap kita berupaya menyuntikannya kepada masyarakat.

 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan