Di awal karirnya, ia bertemu dengan Dr. Tureci yang kini menjadi istrinya. Tureci awalnya berniat menjadi biarawati, namun pada akhirnya ia belajar kedokteran.
Dr. Tureci merupakan kepala petugas medis BioNTech yang lahir di Jerman. Ia adalah putri seorang dokter Turki yang bermigrasi dari Istanbul. Di hari keduanya menikah, baik Sahin maupun Tureci kembali ke laboratorium usai melakukan upacara pernikahan.
Pasangan ini awalnya berfokus pada penelitian dan pengajaran, termasuk di Universitas Zurich, tempat Dr. Sahin bekerja di laboratorium Rolf Zinkernagel. Zinkernagel merupakan pemenang Hadiah Nobel pada 1996 dalam bidang kedokteran.
Cikal Bakal BioNTech
Pada 2001, keduanya mendirikan Ganymed Pharmaceuticals yang mengembangkan obat untuk mengobati kanker menggunakan antibodi monoklonal. Setelah beberapa tahun, mereka mendirikan BioNTech dan bermimpi menggunakan teknologi yang lebih luas, termasuk messenger RNA, untuk mengobati kanker."Kami ingin membangun perusahaan farmasi Eropa yang besar," kata Dr. Sahin.
Bahkan sebelum pandemi, BioNTech mendapatkan momentumnya. Perusahaan mengumpulkan ratusan juta dolar dan saat ini memiliki lebih dari 1.800 orang staf dengan kantor di Berlin, kota-kota lain di Jerman, Cambrige, dan Mass.
Pada 2018, BioNTech mulai kemitraan mereka dengan Pfizer. Sementara tahun lalu, Bill & Melinda Gates Foundation menginvestasikan USD55 juta untuk mendanai pekerjaannya atas HIV dan tuberkulosis.