CNN merilis ribuan pesan tersebut pada Senin, 25 April 2022, yang mengonfirmasi bahwa pemerintah eksekutif dan sebagian Partai Republik bekerja sama dalam upaya membangun pemerintahan diktator.
Pernyataan pihak Trump selama ini otomatis terbantahkan, di mana sebelumnya serangan terhadap Capitol terus disebut sebagai aksi mendadak, spontan, dan tidak serius.
"Sejumlah pesan teks ini menunjukkan linimasa ketika tim Trump menggali semua sudut untuk menemukan bukti kecurangan Pemilu dan mencoba menggagalkan Pemilu," lapor CNN.
"Sejak hari Pemilu, Meadows berada di tengah itu semua, menghubungkan para aktivis yang mendorong teori konspirasi untuk turut serta dalam strategi GOP (Grand Old Party - julukan Partai Republik) dan penyelenggara unjuk rasa dalam persiapan 6 Januari."
Perwakilan fasis Partai Republik seperti Mo Brooks (Alabama) dan Marjorie Taylor Greene (Georgia), juga senator Ted Cruz (Texas) menjalankan peran dalam kudeta melalui Kongres. Sementara itu, pejabat tinggi dari Partai Republik memanfaatkan relasinya dan membahas cara berkomunikasi yang tepat untuk rencana tersebut.
Meadows berhubungan dengan jurnalis sayap kanan dan selebritas televisi seperti Sean Hannity dalam rangka mengarahkan narasi media dan memperoleh dukungan untuk Trump.
Ia juga berkorespondensi dengan jaringan tokoh yang mempunyai koneksi terhadap kelompok neo-Nazi dan kelompok bersenjata fasis.
Pesan yang dipublikasi bahkan memperlihatkan Meadows sendiri terlibat dalam mengatur susunan pembicara untuk unjuk rasa 6 Januari.
Pendukung Trump memilih 6 Januari 2021, tanggal sertifikasi konstitusional Electoral College, berminggu-minggu sebelumnya. Keputusan itu dengan cepat diambil setelah diketahui bahwa pengadilan tidak akan membatalkan hasil pemungutan suara.
"Pada 21 Desember, Brooks, anggota kongres dari Alabama, menulis kepada Meadows dan lainnya dalam sebuah grup percakapan menanyakan apakah dirinya harus terlibat dengan media tentang ‘penyusunan strategi 6 Januari kami," tulis CNN.
Lalu, pada 26 Desember, mantan gubernur Texas Rick Perry menulis, “Mark, hanya mengecek mengingat waktu semakin dekat. 11 hari menuju 1/6 dan 25 hari menuju pelantikan. Kita harus beraksi!” Meadows menjawab, "Saya paham, saya pikir saya mengerti."
Pada 31 Desember, Greene mengatakan, "Selamat pagi Mark, saya di DC. Kita harus bersiap untuk tanggal 6."
"Saya ingin bertemu dengan Rudy Giuliani lagi. Kami tidak bisa berbicara lama dengannya. Juga siapa saja yang bisa membantu. Kita memiliki banyak orang di pihak kita. Serta, kita perlu menjabarkan skenario terbaik (untuk menggagalkan sertifikasi pemilu di) setiap negara bagian.”
Bahkan setelah demonstran gagal menangkap atau membunuh anggota Kongres, atau Wakil Presiden Mike Pence, sebagian dari komplotan itu terus berupaya mengerahkan kekuatan militer.
Pada 17 Januari, Greene menulis: "Dalam percakapan pribadi kami yang hanya berisikan Anggota (Kongres) dari (Partai Republik), beberapa mengatakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Partai Republik kami adalah Trump menyerukan undang-undang Marshall."
Panitia Khusus pimpinan Partai Demokrat untuk menyelidiki peristiwa 6 Januari telah memperoleh pesan-pesan ini untuk beberapa bulan, namun tidak membukanya kepada publik hingga sekarang.
Meski jelas-jelas mengandung konten kriminal, Departemen Kehakiman Biden menolak untuk menyatakan Meadows bersalah. Jika dinyatakan melakukan pelanggaran, Meadows akan diperintahkan untuk membuka 1.000 pesan lainnya, di mana Meadows mengeklaim dilindungi oleh hak istimewa eksklusif. Pesan yang masih ditutupi kemungkinan jauh lebih buruk, dan hampir pasti mencakup percakapan dengan Trump sendiri.
Partai Demokrat khawatir bahwa membuka informasi terkait bahaya fasis terhadap masyarakat akan memicu oposisi sosial dan mengasingkan “rekan-rekan” Partai Republik. Juga, melemahkan dorongan perlawanan terhadap isu Rusia di Ukraina.
Selama masa jabatan Trump, Partai Demokrat meremehkan bahaya ancaman diktatorial Trump, serangannya terhadap imigran, dan daya tariknya terhadap kelompok-kelompok fasis seperti Proud Boys, alih-alih menyerukan "persatuan" dengan Partai Republik.
Partai Demokrat sempat berupaya menggulingkan Trump pada 2018 karena kurang mengambil tindakan melawan Rusia dan menahan bantuan militer dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sekarang jelas bahwa hal itu adalah upaya jangka panjang untuk mempersiapkan opini publik untuk perang.
Ini adalah peran yang dimainkan Demokrat selama bertahun-tahun. The New York Times baru-baru ini mempublikasi rincian rapat internal pejabat tinggi Partai Republik. Di dalamnya, Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell mengatakan kepada penasihat politiknya bahwa kejahatan Trump sangat gamblang setelah 6 Januari, dan “anggota Partai Demokrat akan menangani bajingan itu untuk kita.”
Namun, “menangani” Trump memerlukan sentimen serius dari masyarakat yang menentang percobaan kudeta Trump, dan ini yang sangat dihindari Partai Demokrat. Dikhawatirkan bahwa upaya semacam itu memicu unjuk rasa dan protes lainnya, yang akan berujung pada amarah kaum buruh atas kesenjangan sosial. Apabila itu terjadi, dapat timbul tantangan bagi perusahaan dan sistem kapitalis.
Baca: Jika Menang di Pemilu 2024, Trump Berjanji Ampuni Perusuh Capitol
Karenanya, pesan yang disampaikan Biden bukanlah ancaman terhadap diktatorial, tetapi seruan untuk “persatuan nasional” dan persiapan perang.
Ketakutan Partai Demokrat untuk memobilisasi penduduk melawan Trump membuat upaya pemakzulan kedua tidak efektif dan malah memperkuat sisi fasis Partai Republik yang melakukan balasan. Akibatnya, harapan McConnell bahwa Partai Demokrat akan “menangani Trump” pupus.
Informasi terbaru mengungkap semua proklamasi palsu tentang stabilitas dan keabadian tatanan politik kapitalis. Nyatanya, sistem politik Amerika Serikat (AS) hancur di bawah kuatnya tekanan sosial dalam negeri, dan kedua partai dipengaruhi ketakutan akan revolusi sosial.
Biden, para jenderal, dan pembuat kebijakan luar negeri salah memperkirakan pandangan kaum buruh terkait perang dengan Rusia.
Dalam hitungan minggu, perang telah memperburuk kesulitan sosial, terlebih di tengah pandemi yang menewaskan lebih dari 1 juta orang di AS. Survei Harris pada Senin, 25 April 2022 menyatakan masyarakat AS dengan margin 61 hingga 30 persen meyakini perekonomian berada di jalur yang salah. Sementara, 48 persen mengatakan situasi keuangannya sendiri semakin buruk, bertambah lebih dari dua kali lipat dari 21 persen pada Maret 2021.
Diketahui terjadi aksi mogok perawat, pekerja bidang minyak, dan guru di California, mahasiswa di Illinois, pekerja bidang otomotif di Wisconsin, serta pembuat kapal di Washington. Ini menandakan perlawanan awal kalangan buruh di musim semi.
Gerakan tersebut dilakukan ketika para buruh di Sri Lanka, Peru, Sudan, Indonesia dan sejumlah negara lain berjuang melawan dampak perang terhadap biaya hidup yang kian parah. Tugas kaum sosialis adalah mengumpulkan gerakan-gerakan ini ke dalam perjuangan internasional dalam melawan sistem kapitalis, diktator, dan perang imperialis. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News