Karenanya, pesan yang disampaikan Biden bukanlah ancaman terhadap diktatorial, tetapi seruan untuk “persatuan nasional” dan persiapan perang.
Ketakutan Partai Demokrat untuk memobilisasi penduduk melawan Trump membuat upaya pemakzulan kedua tidak efektif dan malah memperkuat sisi fasis Partai Republik yang melakukan balasan. Akibatnya, harapan McConnell bahwa Partai Demokrat akan “menangani Trump” pupus.
Informasi terbaru mengungkap semua proklamasi palsu tentang stabilitas dan keabadian tatanan politik kapitalis. Nyatanya, sistem politik Amerika Serikat (AS) hancur di bawah kuatnya tekanan sosial dalam negeri, dan kedua partai dipengaruhi ketakutan akan revolusi sosial.
Biden, para jenderal, dan pembuat kebijakan luar negeri salah memperkirakan pandangan kaum buruh terkait perang dengan Rusia.
Dalam hitungan minggu, perang telah memperburuk kesulitan sosial, terlebih di tengah pandemi yang menewaskan lebih dari 1 juta orang di AS. Survei Harris pada Senin, 25 April 2022 menyatakan masyarakat AS dengan margin 61 hingga 30 persen meyakini perekonomian berada di jalur yang salah. Sementara, 48 persen mengatakan situasi keuangannya sendiri semakin buruk, bertambah lebih dari dua kali lipat dari 21 persen pada Maret 2021.
Diketahui terjadi aksi mogok perawat, pekerja bidang minyak, dan guru di California, mahasiswa di Illinois, pekerja bidang otomotif di Wisconsin, serta pembuat kapal di Washington. Ini menandakan perlawanan awal kalangan buruh di musim semi.
Gerakan tersebut dilakukan ketika para buruh di Sri Lanka, Peru, Sudan, Indonesia dan sejumlah negara lain berjuang melawan dampak perang terhadap biaya hidup yang kian parah. Tugas kaum sosialis adalah mengumpulkan gerakan-gerakan ini ke dalam perjuangan internasional dalam melawan sistem kapitalis, diktator, dan perang imperialis. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News