Mantan Presiden AS Donald Trump. (AFP)
Mantan Presiden AS Donald Trump. (AFP)

Terungkap, Kepala Staf Trump Pimpin Penyerbuan Gedung Capitol pada 2021

Medcom • 26 April 2022 20:04

Pada 31 Desember, Greene mengatakan, "Selamat pagi Mark, saya di DC. Kita harus bersiap untuk tanggal 6."
 
"Saya ingin bertemu dengan Rudy Giuliani lagi. Kami tidak bisa berbicara lama dengannya. Juga siapa saja yang bisa membantu. Kita memiliki banyak orang di pihak kita. Serta, kita perlu menjabarkan skenario terbaik (untuk menggagalkan sertifikasi pemilu di) setiap negara bagian.”
 
Bahkan setelah demonstran gagal menangkap atau membunuh anggota Kongres, atau Wakil Presiden Mike Pence, sebagian dari komplotan itu terus berupaya mengerahkan kekuatan militer.

Pada 17 Januari, Greene menulis: "Dalam percakapan pribadi kami yang hanya berisikan Anggota (Kongres) dari (Partai Republik), beberapa mengatakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Partai Republik kami adalah Trump menyerukan undang-undang Marshall."
 
Panitia Khusus pimpinan Partai Demokrat untuk menyelidiki peristiwa 6 Januari telah memperoleh pesan-pesan ini untuk beberapa bulan, namun tidak membukanya kepada publik hingga sekarang.
 
Meski jelas-jelas mengandung konten kriminal, Departemen Kehakiman Biden menolak untuk menyatakan Meadows bersalah. Jika dinyatakan melakukan pelanggaran, Meadows akan diperintahkan untuk membuka 1.000 pesan lainnya, di mana Meadows mengeklaim dilindungi oleh hak istimewa eksklusif. Pesan yang masih ditutupi kemungkinan jauh lebih buruk, dan hampir pasti mencakup percakapan dengan Trump sendiri.
 
Partai Demokrat khawatir bahwa membuka informasi terkait bahaya fasis terhadap masyarakat akan memicu oposisi sosial dan mengasingkan “rekan-rekan” Partai Republik. Juga, melemahkan dorongan perlawanan terhadap isu Rusia di Ukraina.
 
Selama masa jabatan Trump, Partai Demokrat meremehkan bahaya ancaman diktatorial Trump, serangannya terhadap imigran, dan daya tariknya terhadap kelompok-kelompok fasis seperti Proud Boys, alih-alih menyerukan "persatuan" dengan Partai Republik.
 
Partai Demokrat sempat berupaya menggulingkan Trump pada 2018 karena kurang mengambil tindakan melawan Rusia dan menahan bantuan militer dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sekarang jelas bahwa hal itu adalah upaya jangka panjang untuk mempersiapkan opini publik untuk perang.
 
Ini adalah peran yang dimainkan Demokrat selama bertahun-tahun. The New York Times baru-baru ini mempublikasi rincian rapat internal pejabat tinggi Partai Republik. Di dalamnya, Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell mengatakan kepada penasihat politiknya bahwa kejahatan Trump sangat gamblang setelah 6 Januari, dan “anggota Partai Demokrat akan menangani bajingan itu untuk kita.”
 
Namun, “menangani” Trump memerlukan sentimen serius dari masyarakat yang menentang percobaan kudeta Trump, dan ini yang sangat dihindari Partai Demokrat. Dikhawatirkan bahwa upaya semacam itu memicu unjuk rasa dan protes lainnya, yang akan berujung pada amarah kaum buruh atas kesenjangan sosial. Apabila itu terjadi, dapat timbul tantangan bagi perusahaan dan sistem kapitalis.
 
Baca:  Jika Menang di Pemilu 2024, Trump Berjanji Ampuni Perusuh Capitol
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan