Sebuah kesepakatan dicapai pada Februari 2020 yang menetapkan arah penarikan penuh Amerika dengan imbalan jaminan dari Taliban akan mengurangi kekerasan dan memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok teror. Tetapi tidak ada tindakan untuk menegakkan janji-janji itu, yang menurut Pentagon tidak terpenuhi.
Bahkan ketika pasukan AS mulai pergi, Taliban memperoleh kekuatan. Dan batas waktu Mei 2021 untuk menarik semua pasukan AS akhirnya diteruskan ke penerus Trump.
4. Joe Biden
Sebelum menjabat pada Januari, Biden telah mulai mempertimbangkan apa yang harus dilakukan di Afghanistan, di mana dia sudah lama kecewa dengan upaya perang. Setelah sarannya untuk memindahkan pasukan AS ditolak oleh Obama, Biden akhirnya berada dalam posisi untuk mengakhiri apa yang dia pandang sebagai perang tanpa tujuan.Selama bulan-bulan awal kepresidenannya, Biden menerima saran dari tim keamanan nasionalnya, termasuk peringatan "dengan mata jernih" bahwa penarikan semua pasukan AS dapat menyebabkan runtuhnya Pemerintah Afghanistan dan pengambilalihan oleh Taliban.
Sebaliknya, tetap berada di negara itu melewati batas waktu Mei yang ditetapkan dalam kesepakatan Trump dengan Taliban akan membuat pasukan AS terkena serangan.
Pada akhirnya, Biden mengumumkan bahwa 2.500 tentara AS yang tersisa di Afghanistan akan pulang pada 11 September 2021 -,20 tahun setelah serangan teror yang memicu perang. Itu clear, kata Biden, bahwa tujuan Amerika Serikat telah terpenuhi,- dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan negaranya untuk membangun Afghanistan menjadi demokrasi yang stabil.
Garis waktu akhirnya dipercepat saat Pentagon bekerja untuk menarik pasukan lebih cepat. Pada 2 Juli, AS menyerahkan Pangkalan Udara Bagram -,simbol kekuatan militer AS,- kepada pasukan Afghanistan.
Sementara di tempat lain, Taliban mulai mengambil alih ibu kota provinsi, seringkali tanpa perlawanan dari militer Afghanistan.
Pada 15 Agustus, Taliban kembali berkuasa di Kabul setelah Ghani melarikan diri dari negara itu. Ini menjadi sebuah keruntuhan yang secara terus terang dikatakan oleh para pejabat Amerika terjadi jauh lebih cepat daripada yang mereka perkirakan.
AS dan sekutunya memulai misi tergesa-gesa untuk mengevakuasi warga dan sekutu Afghanistan yang telah membantu selama upaya perang dan takut akan pembalasan oleh militan.
Biden mengirim 6.000 tentara AS kembali ke negara itu untuk mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, dan memfasilitasi pengangkutan udara. Tetapi tenggat waktu baru -,31 Agustus,- masih berlaku bagi pasukan itu untuk pergi.
Taliban menyebutnya sebagai garis merah. Dan sekarang Biden menghadapi keputusan lain apakah akan memperpanjang atau pergi sesuai dengan ketetapan yang dibuat pada bulan April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News