Pasukan Amerika Serikat (AS) mengawasi upaya evakuasi dari Afghanistan di Bandara Kabul. Foto: AFP
Pasukan Amerika Serikat (AS) mengawasi upaya evakuasi dari Afghanistan di Bandara Kabul. Foto: AFP

Dari Bush, Obama, Trump Hingga Biden, di Balik Kekacauan Afghanistan

Fajar Nugraha • 24 Agustus 2021 19:04

 
Obama mengumumkan akhir dari operasi tempur besar pada 31 Desember 2014, dengan AS beralih ke misi pelatihan dan membantu pasukan keamanan Afghanistan. Penurunan pasukan lebih lanjut menempatkan AS di jalur untuk penarikan penuh pada saat Obama meninggalkan kantor.
 
Tapi setahun kemudian, saat masa jabatannya hampir berakhir, Obama memutuskan bahwa situasi keamanan yang rapuh di negara itu berarti penarikan penuh yang dia harapkan tidak mungkin dilakukan. Dia meninggalkan kantor dengan menyisakan pasukan AS bertahan di Afghanistan dengan angka di bawah 10.000. Obama mengatakan akan tergantung pada penggantinya untuk memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

3. Donald Trump

Sebagai kandidat, Trump berjanji akan membawa pulang pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan. Tetapi menepati janjinya terbukti sulit karena Taliban terus melonjak, dan afiliasi ISIS muncul.

Dalam keputusan besar pertamanya di Afghanistan, Trump mengalihdayakan otoritas tingkat pasukan ke Pentagon. Timnya terbagi menurut garis ideologis, antara penasihat militernya yang menganjurkan kehadiran yang berkelanjutan dan nasionalis yang lebih kukuh yang menentang intervensi asing.
 
Akhirnya, Trump mengakui dalam pidato Agustus 2017 bahwa meskipun nalurinya adalah untuk menarik semua pasukan AS, kondisi membuatnya tidak mungkin. Dia membiarkan masa depan kehadiran Amerika di sana terbuka, menolak garis waktu untuk penarikan dan sebaliknya bersikeras "kondisi di lapangan" akan menentukan pengambilan keputusan apa pun.
 
Setahun kemudian, Trump menugaskan Zalmay Khalilzad, seorang diplomat Amerika-Afghanistan berpengalaman, untuk memimpin negosiasi dengan Taliban yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang. Pembicaraan itu sebagian besar tidak melibatkan Pemerintah Afghanistan, yang menyebabkan perselisihan antara AS dan Presiden Ashraf Ghani.
 
Sementara itu, Taliban terus melakukan serangkaian serangan teror, termasuk di Kabul, yang menewaskan puluhan warga sipil. Bahkan setelah Trump mengundang dan kemudian membatalkan pembicaraan damai dengan kelompok yang akan diadakan di Camp David pada 2019, diskusi berlanjut dengan Khalilzad.
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan