Tetapi Beijing akan tetap waspada terhadap militan garis keras yang sekarang menjalankan pertunjukan di Kabul, terutama karena Afghanistan berbatasan dengan Provinsi Xinjiang timur Tiongkok, rumah bagi mayoritas Muslim Uyghur.
Sekitar dua minggu sebelum kelompok Taliban merebut kekuasaan dalam serangan kilat yang mengejutkan dunia, Menteri Luar Negeri Wang Yi menjamu delegasi Taliban di Beijing. Dan hanya satu hari setelah Taliban memasuki Kabul, Tiongkok mengatakan siap untuk memperdalam hubungan "persahabatan dan kooperatif" dengan Afghanistan.
Baca: Bangun Pemerintahan Baru Afghanistan, Ini Janji Taliban.
Sementara Beijing mengatakan, tidak memiliki keinginan untuk mengarahkan penyelesaian politik apa pun di masa depan di Kabul, tampaknya memiliki peluang yang wangi untuk menekan kepentingannya saat AS menarik diri.
Pragmatisme
Seiring transisi kekuasaan ke Taliban, Beijing memiliki beberapa tuntutan utama, kata Hua Po, seorang analis politik independen di Beijing."Yang pertama adalah untuk melindungi investasi Tiongkok dan memastikan keamanan warga negara Tiongkok,” kata Hua Po, seperti dikutip AFP, Rabu 18 Agustus 2021.
"Kedua, perlu untuk memutuskan hubungan dengan separatis Turkestan Timur (Xinjiang) dan tidak membiarkan mereka kembali ke Xinjiang,” jelasnya.