Sekelompok demonstran di Thailand membawa spanduk bergambar foto Jenderal Min Aung Hlain dalam aksi memprotes kudeta militer di Myanmar. (Mladen ANTONOV/AFP)
Sekelompok demonstran di Thailand membawa spanduk bergambar foto Jenderal Min Aung Hlain dalam aksi memprotes kudeta militer di Myanmar. (Mladen ANTONOV/AFP)

Myanmar yang Tak Bisa ‘Move On’ dari Kudeta Militer

Fajar Nugraha • 06 Februari 2021 10:09

4. Kudeta 2021
 
Pada 1 Februari 2021, sejarah seperti terus berulang terkait perebutan kekuasaan di Myanmar. Pemilu diadakan pada 8 November 2021 dan NLD memenangkan pemilu dengan menguasai suara parlemen dengan 258. 
 
Tentunya dengan hasil itu, NLD kembali menjadi pemenang pemilu dan makin melanggengkan peran Aung San Suu Kyi di pemerintahan. Militer yang dipimpin Jenderal Senior Min Aung Hlain tidak menerima hasil pemilu. Mereka menuduh ada banyak kecurangan dalam pemilu.

Pada akhirnya, militer melakukan kudeta pada 1 Februari. Aung San Suu Kyi bersama dengan beberapa petinggi NLD juga turut ditahan.
 
Aung San Suu Kyi yang menjalani sekitar 15 tahun tahanan rumah antara 1989 dan 2010 saat dia memimpin gerakan demokrasi Myanmar, kembali dihadapkan pada penahanan politik. Pada 3 Februari, Suu Kyi dituntut melanggar aturan ekspor-impor karena kepemilikan walkie-talkie tanpa izin dan ditahan hingga 7 Februari mendatang.
 
Baca:  DK PBB Desak Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi
 
Orang-orang dekat Suu Kyi pun terus diburu oleh militer. Terbaru Win Htein, seorang tokoh terkemuka NLD turut ditahan Jumat 7 Februari 2021 hari ini.
 
Sementara menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar (AAPP) pada Kamis, sebanyak 147 orang telah ditahan sejak kudeta, termasuk aktivis, anggota parlemen dan pejabat dari pemerintah Aung San Suu Kyi.
 
Jenderal Min kemudian menetapkan status darurat selama satu tahun. Dia membela bahwa  perlu dilakukan karena kecurangan pemilu yang terjadi. 
 
Meskipun dunia internasional sudah menuntut militer untuk membebaskan Suu Kyi dan menerima pemerintahannya, tidak ada tanda-tanda bahwa Min Aung Hlaing akan menyerahkan kekuasaan. Dunia masih menanti apakah Myanmar akan melanjutkan reformasi dan terbang tinggi sebagai demokrasi atau tetap belum mau ‘move on’ dari cengkraman junta militer.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan