Pasukan keamanan dengan sengaja menggunakan kekerasan yang berlebihan untuk melukai para pengunjuk rasa yang damai. Mereka menggunakan gas air mata dan tembakan, kata seorang mahasiswa di Myaing.
Tidak hanya kata-kata dukungan
Polisi dan tentara di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, menewaskan satu orang dan melukai 30 lainnya ketika mereka menindak pengunjuk rasa di dekat Pagoda Koe Lone Dagar, kata saksi mata. Sedikitnya 20 pengunjuk rasa ditangkap dalam insiden tersebut.Di Myingyan, di wilayah Mandalay, penduduk mengatakan, seorang pria yang ditembak selama protes Rabu meninggal karena luka-lukanya pada Kamis.
“Di wilayah Bago, seorang pria tewas oleh tembakan polisi dan satu lagi dipukul di kaki. Meskipun lukanya tidak mengancam nyawa,” kata seorang saksi mata.
Warga di Kalaymyo, wilayah Sagaing, melanjutkan aksi protes meskipun ada tindakan keras polisi pada Rabu. Penduduk setempat mengatakan, lima orang di sana telah ditangkap, termasuk satu yang diambil dari rumahnya pada malam hari.
Tanggapan junta Myanmar terhadap protes damai kemungkinan besar memenuhi ambang batas hukum untuk kejahatan terhadap kemanusiaan, kata pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar kepada Dewan Hak Asasi Manusia pada Kamis.
Baca: DK PBB Desak Myanmar Batalkan Kudeta Militer.
“Rakyat Myanmar tidak hanya membutuhkan kata-kata dukungan tetapi juga tindakan suportif,” kata Thomas Andrews dalam sebuah pernyataan.
"Mereka membutuhkan bantuan komunitas internasional, sekarang,” tegasnya.