Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Pubik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah. Foto: Medcom.id
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Pubik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah. Foto: Medcom.id

Bali Democracy Forum 14

Bali Democracy Forum, Ruang Terbuka untuk Ekspresikan Demokrasi di Tengah Pandemi

Marcheilla Ariesta • 07 Desember 2021 12:50

 
Pandemi membuat tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi, dan kemampuan menjaga kesehatan berkurang. Ini semakin memperburuk kapasitas sistem kesehatan di suatu negara dalam memberikan pelayanan terbaiknya di masyarakat. Jadi, dari kerangka nasional bisa kita eksplorasikan di kerangka global juga.

4. Apakah dalam BDF ini akan dibahas mengenai nasionalisme vaksin?

Saya tidak bisa secara spesifik mengiyakan, tapi bisa saja ada negara yang mengangkat masalah itu, ya tidak dilarang. Karena itu menjadi salah satu nilai tambah, katakanlah keunikan forum BDF ini. Kita bisa mendengar perspektif dari negara-negara dan bisa saja isu-isu yang spesifik menjadi kepedulian mereka, sehingga mereka bisa mengangkatnya dalam forum ini, termasuk soal nasionalisme vaksin.
 
Walaupun ini bukan forum yang tepat untuk membahas hal tersebut, tapi tidak tertutup kemungkinan negara-negara mengangkat isu seperti ini. Karena kita juga berbicara mengenai tata kelola infrastruktur kesehatan secara global. Karena infrastruktur global seharusnya bersifat lintas sistem politik.

5. BDF ke-14 ini diharapkan akan mengangkat citra positif Indonesia dalam pembangunan demokrasi dan ekonomi. Sebenarnya, apa yang ingin Indonesia sampaikan dalam forum ini?

Mungkin akan kita bisa sampaikan melalui contoh, angka-angka, bukti, bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki sistem demokrasi, cukup berhasil dalam mengatasi hal tersebut. Seperti dalam melakukan vaksinasi bagi masyarakat, dan juga bisa menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita masih relatif positif.

Jadi ini salah satu capaian yang membanggakan bagi internasional, karena selama ini ada semacam preskripsi bahwa negara tertutup yang bisa mengatasi pandemi dengan baik dan menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain Indonesia ternyata bisa mencapai keduanya. Kita juga bisa mengatasi pandemi itu sendiri, melakukan vaksinasi secara masif dan diakui 10 besar di dunia ini.
 
Di sisi lain, kita mencatat pertumbuhan ekonomi yang relatif positif di kisaran 3 sampai 4 persen. Ini capaian yang sangat baik dibanding negara-negara lain di tengah pandemi. Jadi itu yang bisa kita bagi untuk negara-negara lain, tidak untuk menyombong, tapi untuk menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara demokrasi melakukan berbagai upaya untuk menaklukan berbagai tantangan di tengah pandemi dan menujukkan pada dunia, demokrasi juga bisa berkontribusi dalam penanganan berbagai masalah itu, sebagai akses berkepanjangan.

6. Myanmar dan Sudan tidak diundang dalam BDF tahun ini karena alasan kudeta. Kenapa?

Masalahnya adalah, siapa yang akan merepresentasikan negara tersebut? Itu yang menjadi tantangan utama, karena kalau kita melihat di Myanmar saat ini, masih belum ada satu presidennya. Kemarin saja dalam pertemuan KTT ASEAN, siapa perwakilan Myanmar menjadi pertanyaan. Siapa yang sebaiknya mewakili Myanmar karena mereka sendiri masih ada kompetisi yang susah untuk merepresentasikan Myanmar di forum internasional. Ini yang harus mereka selesaikan terlebih dahulu sebelum mereka bisa ikut forum-forum internasional.
 
Halaman Selanjutnya
Bahkan di PBB sendiri, masalah…
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan