Aung San Suu Kyi saat menyapa warga saat menjalani tahanan rumah pada 2010 silam. Foto: AFP
Aung San Suu Kyi saat menyapa warga saat menjalani tahanan rumah pada 2010 silam. Foto: AFP

Kisah Hidup di Tengah Kediktatoran Militer Myanmar

Fajar Nugraha • 03 Februari 2021 10:54

 
Kyaw Than Win mengatakan keputusan militer untuk melancarkan kudeta 1 Februari mengabaikan "keinginan jutaan orang".
 
Menurut Profesor Simon Tay, Direktur Singapore Institute of International Affairs, Tatmadaw (angkatan bersenjata Burma) masih percaya bahwa hanya mereka yang dapat dipercaya untuk menjaga persatuan Myanmar.

"Meskipun NLD menyapu dua pemilihan umum, mereka (militer) tidak menerima bahwa mereka harus mundur dari politik nasional," katanya kepada BBC.
 
Namun, dia menambahkan bahwa "hanya sedikit, bahkan di militer, ingin kembali ke dekade ketika negara terperosok oleh otokrasi, sanksi ekonomi dan kemiskinan massal".
 
"Tapi pembukaan dan transisi Myanmar masih jauh dari selesai dan militer akan melakukan apa yang mereka rasa harus mereka perbuat,” pungkas Tay.
 
Hingga saat ini, keberadaan Aung San Suu Kyi masih belum diketahui setelah dikudeta. Sementara Jenderal senior Min Aung Hlain, memegang kunci kekuasaan dan menetapkan status darurat selama satu tahun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan