Masyarakat kini mulai beradaptasi dengan “kenormalan baru” di Myanmar. Dalam 12 bulan terakhir, hidup dengan ledakan, tembakan, dan sirene yang berdering hari demi hari telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Pendukung Aung San Suu Kyi turun ke jalan lawan kudeta. Foto: AFP
Seorang warga Myanmar mengatakan kepada CNA bahwa orang-orang juga tidak lagi memposting tentang serangan di media sosial.
"Kelompok perlawanan lokal telah mengimbau orang-orang untuk tidak melakukan itu di Facebook karena rincian tersebut mengungkapkan lokasi dan sifat serangan," katanya.
"Ini mengarah pada penangkapan cepat oleh junta, Jadi orang menahan diri untuk tidak berbicara terlalu banyak secara online ketika ada serangan yang dilakukan terhadap sasaran empuk di daerah perkotaan,” akunya.
Beberapa waktu terakhir, orang menghindari mendekati pos pemeriksaan keamanan, rumah sakit umum, gedung pemerintah dan kantor polisi, karena takut terjebak dalam baku tembak, antara tentara Myanmar dan pasukan perlawanan lokal.
Orang juga umumnya lebih berhati-hati di sekitar orang asing dan kurang percaya.
“Tetapi kekuatan kami juga sebuah ketahanan,” kata seorang pengunjuk rasa Myanmar yang tidak disebutkan namanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News