FITNESS & HEALTH

Jangan Asal Percaya! Yuk 'Bongkar' 5 Mitos Seputar Sunat Anak Laki-laki

Mia Vale
Selasa 13 Agustus 2024 / 15:41
Jakarta: Sunat pada anak laki-laki bukan hanya wajib bagi umat Islam, tapi juga memiliki alasan medis yaitu untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat menyerang kelamin.

Dalam istilah medis, sunat disebut dengan istilah sirkumsisi, yaitu tindakan untuk membuang sebagian dari kulup penis. Tindakan bedah ini telah dilakukan sejak zaman dulu. 

Terlepas dari ajaran agama dan kepercayaan tertentu, sunat memiliki beberapa manfaat dari sisi kesehatan. Misal, menjaga kebersihan, mencegah infeksi, mencegah penyakit, mencegah inflamasi, bahkan mencegah kanker. 

Dan menariknya, sunat tidak terlepas dari berbagai mitos yang dikaitkan dengan proses sunat. Apa saja itu? Yuk, simak seputar mitos sunat yabg telah dirangkum dari beberapa sumber berikut ini. 
 

1. Sunat bikin anak cepat tinggi dan besar



(Sunat bagi pria juga bermanfaat untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV, dan sifilis. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Ini hanya mitos belaka! Sebab sirkumsisi atau sunat bersifat anatomis. Sehingga tidak akan memengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang dan lainnya. Dan mitos seputar sunat yang paling banyak beredar dianataranya, anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunat mesti tunggu puber dulu. Padahal, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat perlu dilakukan secepatnya 
 

2. Pantang makan daging, telur, dan ikan


Mitos pantangan makanan usai sunat inimasih banyak dipercaya. Alasannya karena makanan seperti telur bisa menyebabkan gatal sehingga mendorong anak untuk menggaruk penis. Faktanya, daging, telur, dan ikan adalah sumber protein yang berguna untuk mempercepat penyembuhan luka. Dengan mengonsumsi jenis makanan tersebut, luka sunat justru akan lebih cepat pulih. Intinya adalah tidak ada pantangan makanan setelah anak menjalani sunat.
 

3. Sunat sejak bayi membuat pendek


Mitos mengenai sunat sejak balita atau sebelum akil baligh menyebabkan anak tidak bisa bertumbuh tinggi, juga masih banyak beredar. Padahal, menurut Dokter Anak, Ardi Santoso melalui unggahan video Instagram akun pribadinya @ardisantoso, sunat tidak memiliki kaitan dengan pertumbuhan tinggi anak. 

Pertumbuhan tinggi anak dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, serta faktor nutrisi dan genetika. Sedangkan sunat sendiri merupakan prosedur untuk membuang bagian ujung dari kulit penis, dimana tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi hormon pertumbuhan dari seseorang.
 

4. Telat disunat akan makin sulit


Mitos sunat ini ternyata tidak benar. Dengan berbagai metode yang tersedia saat ini, sunat bisa dijalankan, bahkan pada laki-laki dewasa. Metode sunat yang bervariasi bisa dipilih dari klinik yang menawarkan sunat orang dewasa. Hasil yang didapatkan pun tidak ada bedanya, baik pada bayi, anak, maupun laki-laki dewasa. 
 

5. Tiga hari sebelum disunat, dilarang lari-lari


Orang tua zaman dulu sering melarang agar anak-anak tidak berlari pada tiga hari menjelang sunatan. Tujuannya adalah agar tidak keluar banyak darah saat dikhitan. Mitos ini salah! Faktanya, keluar banyak darah biasanya dipicu karena sang anak terlalu tegang ketika disunat. Saat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Itulah sebabnya darah keluar banyak.

Melihat beberapa mitos di atas, bisa dikatakan jika sebagian mitos tersebut sebenarnya memiliki alasan khusus di baliknya. Seiring waktu, mitos-mitos ini berkembang di masyarakat dan menimbulkan kesalahpahaman.

Nah, sebelum mempercayai sebuah pernyataan, orang tua perlu mengonfirmasi kebenarannya terlebih dulu, terutama kepada tenaga profesional yang mendalami seluk-beluk sunat anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH