FITNESS & HEALTH

Pentingnya Pencernaan Sehat bagi Kebahagiaan Si Kecil

Aulia Putriningtias
Senin 22 Juli 2024 / 17:07
Jakarta: Kesehatan pencernaan anak menjadi salah satu isu yang besar di kalangan masyarakat, terutama konstipasi (sembelit) terhadap anak. Padahal, pencernaan yang sehat berjalan sinergis dengan tumbuh kembang anak.

Menurut Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk, dr. Elda Panggabean apabila pencernaannya baik maka otomatis tumbuh kembang anak baik. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan memproses nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi anak. 

Pencernaan sehat untuk si kecil perlu dilihat secara umum kondisi sistem tubuh anak. Dalam hal ini, melihat grafik tumbuh kembang anak yang harus sesuai usia, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin juga lingkar kepala.

Ini semua dapat dilakukan pengukuran pada grafik pertumbuhan ketika melakukan konsultasi dengan dokter. Kemudian, memerhatikan frekuensi BAB (buang air besar) yang harus teratur sesuai usia dan jenis makanan yang dikonsumsi. 

"Apabila jenis makanan yang dikonsumsi anak adalah full ASI (air susu ibu) dan anak BAB hanya satu kali dalam seminggu, maka kondisi tersebut normal. Bisa juga dilihat dari mood, karena anak kecil sulit untuk menjelaskan kondisi kesehatan yang dialami," kata dr. Elda.


(Pada kasus anak yang menderita sembelit, dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari alergi susu sapi, dehidrasi, hingga pola makan yang tidak baik. Pada anak yang kurang cairan, saluran pencernaan anak menjadi kurang lembap. Dampaknya, feses yang dihasilkan akan lebih kering dan keras sehingga sulit untuk dikeluarkan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Gangguan kesehatan pencernaan seperti diare dan konstipasi ini menjadi momok bagi para orang tua. Jika terjadi pada orang dewasa, dapat ditangani karena sudah tahu apa yang terjadi. Berbeda dengan gangguan pencernaan pada anak-anak, akan lebih sulit diketahui dan bahkan membuat orang tua stres.

"Konstipasi pada si kecil adalah sesuatu yang harus diperhatikan dengan seksama, namun jangan panik. Pertama, perhatikan frekuensi seberapa jarang anak BAB," tuturnya.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebagian besar konstipasi pada anak (lebih dari 90 persen) adalah konstipasi fungsional. Ketika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, biasanya tidak ditemukan kelainan organik atau fungsi organ. 

Definisi konstipasi pada anak sampai dengan usia empat tahun, yaitu:
 
  1. 1. Frekuensi BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu
  2. 2. Tanda kedua, disertai dengan rasa nyeri
  3. 3. Kadang-kadang anak merasa sakit ketika mengejan, bahkan komplikasinya dapat terjadi sobekan di sekitar anus atau fisura ani
  4. 4. Tanda selanjutnya, terlihat ada sesuatu di feses anak, misalnya serat, lendir, atau sesuatu lainnya. Jika konstipasi dibiarkan, dapat juga berisiko anak terkena ambeien atau wasir

Kabar baiknya, keluhan konstipasi dapat diperbaiki dengan mengonsumsi asupan probiotik. Kalbe selaku perusahaan kesehatan, memiliki suplemen probiotik untuk pencernaan anak, yakni Liprolac. Jika gangguan kesehatan pencernaan terus berlanjut dan tak kunjung mereda, ada baiknya Moms segera membawa si kecil ke dokter untuk pemeriksaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH