FITNESS & HEALTH

Visual Snow Syndrome, Gangguan Penglihatan Bak Melihat Salju

Medcom
Jumat 28 April 2023 / 16:10
Jakarta: Visual snow syndrome merupakan kelainan penglihatan yang menyebabkan seseorang melihat objek secara statis. Beberapa orang menggambarkannya sebagai ‘salju’ yang menutupi pandangan mereka.

Sindrom salju visual adalah gangguan neurologis yang baru ditemukan dan diberikan nama pada 2013. Hal ini ditandai dengan dengan titik-titik menyerupai ‘salju’ di seluruh bidang penglihatan.

Para ahli sendiri masih belum memastikan apa yang menyebabkan sindrom salju dapat terjadi. Namun, studi pencitraan otak menunjukkan bahwa hal ini mungkin terkait masalah pada bagian otak, yakni rangsangan lobus oksipital yang mana merupakan tempat gambar diproses.

Bagi sebagian besar orang, sindrom salju tergolong sebagai kondisi kronis. Kondisi ini juga diduga diakibatkan saat seseorang mengalami migrain atau kecemasan berlebih secara bersamaan.

Dilansir dari Healthline, visual snow syndrome termasuk gangguan penglihatan yang super langka. Diperkirakan, kelainan ini memengaruhi sekitar 2% hingga 3% orang di dunia.
 

Gejala snow syndrome


Kebanyakan orang yang memiliki sindrom salju akan melihat titik-titik kecil di bidang visual mereka. Titik-titik tersebut mungkin akan menjadi lebih banyak setelah melihat layar (blue screen) atau penderita sedang mengalami stres yang tinggi.

Kondisi penglihatan ini juga dapat digambarkan ketika kamu menonton jaringan televisi yang sedang tidak stabil, sehingga memiliki banyak titik-titik pada layar. Biasanya, titik-titik ini berwarna putih atau hitam. Namun, terkadang juga bisa berkedip, berwarna, atau bahkan transparan.

Dilansir dari Very Well Health, adapun sindrom salju visual dapat mencakup gejala visual, seperti:

- Melihat "salju" ketika membuka atau menutup mata. Gejala ini menjadi ciri unik dari sindrom salju visual.

- Mengalami palinopsia atau kondisi ini merupakan penglihatan langka yang ditandai ketika kamu melihat suatu objek, tetapi ketika objek tersebut menghilang, kamu seolah-olah masih melihatnya.

- Penglihatan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia).

- Mengalami kesulitan melihat di malam hari (nyctalopia).

- Melihat gambar di dalam mata, seolah seperti melihat cahaya, meski mata tertutup. (fenomena entoptik.


Selain itu, jika kamu memiliki sindrom salju visual kemungkinan akan mengalami:

- Telinga terasa berdengung atau berdering yang dikenal sebagai tinnitus.

- Merasa cemas, mudah tersinggung, atau depresi.

- Mengalami kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung. Bahkan, hingga mengalami kabut otak sehingga seseorang akan sulit fokus.  

- Mengalami kesulitan tidur (insomnia).

- Sering mengalami migrain hingga vertigo.

- Merasa pusing hingga seperti ingin muntah.

- Mengalami perasaan seolah tidak benar-benar terhubung dengan diri sendiri (depersonalisasi).
 

Perawatan Sindrom Salju Visual


Saat ini, penyedia layanan kesehatan masih terus mencari dan belajar lebih banyak mengenai pengobatan sindrom salju. Belum ada pengobatan yang terbukti efektif untuk mengobati sindrom ini.

Dahulu, apabila sindrom salju visual disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, seperti gegar otak, maka kondisi mendasar tersebut perlu diobati terlebih dahulu. Namun, untuk saat ini, fokus utama pengobatan adalah mengobati gejala. Hal ini dilakukan agar sindrom tidak berkembang menjadi lebih buruk.

Dalam menjalani pengobatan, obat-obatan tampaknya tidak terlalu efektif. Studi terhadap 44 obat berbeda yang digunakan untuk mengobati sindrom salju visual menemukan bahwa, hanya efektif ke 8 orang, bahkan hanya efektif satu kali saja.

Sementara itu, Stimulasi magnetik transkranial (TMS) sedang diselidiki sebagai pengobatan potensial. TMS menggunakan medan magnet untuk merangsang neuron di otak. Beberapa penelitian menyarankan pengobatan tersebut, tetapi studi yang lebih besar diperlukan untuk dapat mengobati lebih efektif.

Apabila kamu memiliki beberapa gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi oleh dokter atau spesialis. Hal ini agar kamu mendapatkan penanganan yang tepat karena kondisi setiap orang mungkin akan berbeda.

Jessica Gracia Siregar

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH