FITNESS & HEALTH

Bahaya Dry Eye, Penyakit yang Disepelekan tapi Bisa Merusak Permukaan Mata

Medcom
Rabu 19 Juli 2023 / 14:09
Jakarta: Mata kering atau dry eye adalah salah satu penyakit mata yang sering diabaikan oleh banyak orang. Padahal, penyakit ini bisa menurunkan kualitas hidup dan bahkan merusak permukaan mata jika tidak ditangani dengan baik.

Menurut DR Dr. Tri Rahayu, SpM, FIACLE (K), Dokter Spesialis Mata dan Ketua Contact Lens Service JEC Hospitals and Clinics, prevalensi mata kering di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 27,5 persen hingga 30,6 persen. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan screen time atau waktu menatap layar elektronik yang menjadi salah satu penyebab utama mata kering.

Menurut Dr. Tri, banyak yang menyepelekan penyakit mata kering atau dry eye. Bukan hanya prevalensinya termasuk tinggi, tetapi juga karena penderitanya tidak mengalami gejala yang mengganggu secara signifikan.

"Mata kering yang tak tertangani dengan baik mengakibatkan penurunan kualitas hidup lantaran penderitanya tidak dapat beraktivitas dengan optimal, dan menjadi bergantung pada obat-obatan," Dr. Tri.

Bahkan, jika terus dibiarkan bisa merusak permukaan mata akibat peradangan atau infeksi. Kerusakannya bisa tergolong ringan sampai berat, dan berlangsung temporer maupun permanen," sambungnya.

Kemudian, Dr. Tri menjelaskan bahwa mata kering bersifat multifaktorial. Penyebabnya ditimbulkan dari berbagai faktor seperti hilangnya keseimbangan komponen air mata, ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas air mata, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

Gejala mata kering yang umum dirasakan oleh penderitanya seperti

- Mata yang tidak nyaman, seperti mengganjal.
- Mata sering merah.
- Berair.
- Terasa kering.
- Sensasi berpasir.
- Muncul kotoran.
- Terasa lengket.
- Kerap mengucek mata.

Namun, DR Dr. Tri Rahayu menambahkan bahwa gejala saja tidak cukup untuk menentukan seseorang menderita mata kering atau tidak.

"Berdasarkan temuan kami di JEC, hanya 60 persen pasien dry eye yang memiliki gejala. Artinya, lebih dari sepertiga pasien tidak bergejala dan tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami dry eye, yaitu sekitar 37 persen," katanya.

Selain screen time yang terlalu lama, beberapa faktor risiko lain yang bisa meningkatkan potensi terserang dry eye adalah usia di atas 50 tahun. Di antaranya:

- Perempuan pascamenopause.
- Pengguna lensa kontak.
- Sering berada di lingkungan berdebu.
- Kering.
- Berangin.
- Terkena asap rokok.
- Memiliki riwayat operasi atau penyakit mata lain.
- Pengguna obat-obatan untuk penyakit tertentu, baik sistemik maupun penyakit mata.
- Penderita penyakit metabolisme, seperti Diabetes Melitus.

Untuk mencegah dan mengatasi mata kering, DR Dr. Tri Rahayu menyarankan agar masyarakat melakukan pemeriksaan mata secara rutin setidaknya setahun sekali, menghindari faktor risiko yang bisa memicu mata kering, menggunakan tetes mata atau artificial tears sesuai anjuran dokter, serta menjaga kebersihan dan kelembapan mata.

Fauzi Pratama Ramadhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH