FITNESS & HEALTH

Kalbe Bangun Ekosistem Riset Berkelanjutan lewat RKSA

A. Firdaus
Kamis 24 Juli 2025 / 20:16

Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong kemajuan kesehatan Indonesia melalui pendekatan berkelanjutan. Salah satu pilar utama dari strategi keberlanjutan Kalbe adalah penguatan Sains dan Teknologi Kesehatan, yang diwujudkan dalam program unggulan Ristek Kalbe Science Award (RKSA).

Program ini bukan sekadar ajang penghargaan bagi peneliti, melainkan menjadi ekosistem pendukung riset kesehatan nasional yang menghubungkan dunia akademik, industri, dan masyarakat. RKSA telah diadakan sejak 2008 dan kini bertransformasi menjadi program inkubasi yang menyeluruh, mendorong hilirisasi dan komersialisasi hasil penelitian agar benar-benar berdampak pada masyarakat luas.

“Kami percaya riset bukan hanya soal publikasi, tapi bagaimana membawa manfaatnya langsung ke masyarakat. RKSA menjadi bentuk nyata komitmen Kalbe untuk menjembatani kesenjangan antara laboratorium dan industri,” ujar Abi Nisaka, Head of Corporate Sustainability PT Kalbe Farma Tbk, dalam sesi Instagram Live @ptkalbefarmatbk.

 

Lebih dari Sekadar Dana Hibah


Dalam RKSA, para peneliti tidak hanya menerima pendanaan selama dua tahun. Mereka juga mendapatkan pendampingan dari mentor profesional, akses ke fasilitas industri, serta dukungan untuk mendapatkan izin edar dan produksi massal. Pendekatan ini memastikan bahwa hasil riset tidak hanya berhenti sebagai karya ilmiah, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi produk nyata yang menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat.

“Kami mengibaratkan RKSA seperti Indonesian Idol untuk riset,” canda Edwin Simjaya, Wakil Ketua RKSA 2025. “Bukan hanya diseleksi, tapi dibina agar bisa tampil dan bertahan di panggung industri.”

 

Kolaborasi Pentahelix: Kunci Inovasi Berkelanjutan


RKSA mengadopsi model kolaborasi pentahelix, yaitu sinergi antara lima sektor: akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media. Model ini diyakini menjadi pendekatan paling efektif untuk menciptakan inovasi yang relevan, aplikatif, dan berkelanjutan.

Tahun ini, RKSA mengusung tema "Kerja Sama Pentahelix untuk Mendukung Hilirisasi Penelitian". Tema ini mencerminkan ambisi Kalbe untuk tidak hanya mendorong inovasi dari kampus, tetapi juga menyiapkan jalur percepatan agar produk inovasi tersebut dapat diakses masyarakat secara luas.

 

Dari Kampus ke Pasar: Transformasi RKSA


Sejak 2018, RKSA berfokus pada upaya hilirisasi. Kalbe tidak hanya menerima proposal, tetapi juga mencocokkannya dengan unit bisnis internal sejak proses seleksi awal. Langkah ini memudahkan integrasi hasil riset ke dalam rantai industri yang sudah mapan, mempercepat proses menuju komersialisasi.

“Pelajaran terpenting selama RKSA berjalan adalah pentingnya menyambungkan peneliti dengan unit bisnis sejak awal. Dengan begitu, riset tidak akan mandek karena tidak punya ‘rumah’,” jelas Abi.

Hingga kini, RKSA telah menjaring ratusan proposal dari berbagai institusi riset dan perguruan tinggi di Indonesia. Namun Kalbe menargetkan lebih dari sekadar angka. Yang menjadi fokus adalah bagaimana riset-riset tersebut bisa menjadi solusi nyata bagi isu kesehatan masyarakat—mulai dari penyakit kronis, suplemen nutrisi, hingga layanan berbasis teknologi.

RKSA ingin membentuk jalan tol inovasi dari laboratorium menuju pasar, dari ide menuju dampak nyata. Dalam era ketidakpastian dan dinamika kesehatan global, Kalbe meyakini bahwa riset lokal yang kuat dan terintegrasi adalah kunci menuju sistem kesehatan nasional yang tangguh dan mandiri.



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH