FITNESS & HEALTH
Setelah Menikah, Perempuan Lebih Sering Migrain? Ini Kata Dokter
Aulia Putriningtias
Jumat 14 Juni 2024 / 14:10
Jakarta: Migrain merupakan sakit kepala yang menyebabkan nyeri berdenyut parah, atau sensasi berdenyut pada satu sisi kepala. Perempuan mengalami migrain lebih sering, salah satunya setelah menikah. Kenapa, ya?
Kamu perlu mengetahui Sobat Medcom, bahwa perempuan lebih sering terkena migrain dibandingkan laki-laki. Prevalensi perempuan mengalami migrain sekitar 18,9 persen sementara laki-laki sekitar 9,8 persen.
Menurut Dr. dr. Restu Susanti, Sp.N, Subsp.NN(K), M.Biomed dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), perempuan lebih banyak mengalami migrain disebabkan oleh hormon. Selain itu, juga ada faktor-faktor pemicu lainnya.
Pernikahan memang bukan merupakan faktor risiko. Namun, pernikahan yang tidak sehat akan membawa stres dan itulah yang menjadi faktor risiko. Dr. Restu menyebutnya sebagai 'trigger' dari faktor risiko, yakni timbul stres.
Baca juga: Migrain Saat Menstruasi, Begini 4 Cara Mengatasinya
"Menikah bukan faktor risiko untuk migrain. Tapi status pernikahan memang keluhan kejadian migrain banyak ditemukan pada perempuan yang sudah menikah," ungkap dr. Restu dalam temu media Bulan Kesadaran Migrain, Kamis, 13 Juni 2024.
%20Biomed(1).png)
Dr. dr. Restu Susanti, Sp.N, Subsp.NN(K), M.Biomed. Dok. Aulia/Medcom
Data tercatat di Iran, perempuan yang telah menikah tiga kali lebih sering mengalami migrain, dibandingkan yang belum. Negara Tiongkok juga mengalami hal sama. Kondisi ini yang memicu munculnya stres dan berakhir migrain.
"Jadi kalau kita baca di sini, ini bukan faktor risiko, nanti orang tidak mau menikah, tapi trigger kondisi-kondisi pernikahan," katanya.
Namun, dr. Restu menggarisbawahi bahwa tidak semua pernikahan akan berujung dengan stres. Ia menyarankan untuk selalu memiliki teman berbagi, untuk mengelola stres.
"Yang ingin dicapai di sini adalah trigger yang dipicu oleh pernikahan salah satunya stres," lanjutnya.
Dr. Restu pun juga menganjurkan agar masyarakat mengetahui kontrol diri untuk mengurangi migrain. Mulai dari pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, olahraga rutin setiap hari, dan juga tidur yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kamu perlu mengetahui Sobat Medcom, bahwa perempuan lebih sering terkena migrain dibandingkan laki-laki. Prevalensi perempuan mengalami migrain sekitar 18,9 persen sementara laki-laki sekitar 9,8 persen.
Menurut Dr. dr. Restu Susanti, Sp.N, Subsp.NN(K), M.Biomed dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), perempuan lebih banyak mengalami migrain disebabkan oleh hormon. Selain itu, juga ada faktor-faktor pemicu lainnya.
Pernikahan memang bukan merupakan faktor risiko. Namun, pernikahan yang tidak sehat akan membawa stres dan itulah yang menjadi faktor risiko. Dr. Restu menyebutnya sebagai 'trigger' dari faktor risiko, yakni timbul stres.
Baca juga: Migrain Saat Menstruasi, Begini 4 Cara Mengatasinya
"Menikah bukan faktor risiko untuk migrain. Tapi status pernikahan memang keluhan kejadian migrain banyak ditemukan pada perempuan yang sudah menikah," ungkap dr. Restu dalam temu media Bulan Kesadaran Migrain, Kamis, 13 Juni 2024.
%20Biomed(1).png)
Dr. dr. Restu Susanti, Sp.N, Subsp.NN(K), M.Biomed. Dok. Aulia/Medcom
Data tercatat di Iran, perempuan yang telah menikah tiga kali lebih sering mengalami migrain, dibandingkan yang belum. Negara Tiongkok juga mengalami hal sama. Kondisi ini yang memicu munculnya stres dan berakhir migrain.
"Jadi kalau kita baca di sini, ini bukan faktor risiko, nanti orang tidak mau menikah, tapi trigger kondisi-kondisi pernikahan," katanya.
Namun, dr. Restu menggarisbawahi bahwa tidak semua pernikahan akan berujung dengan stres. Ia menyarankan untuk selalu memiliki teman berbagi, untuk mengelola stres.
"Yang ingin dicapai di sini adalah trigger yang dipicu oleh pernikahan salah satunya stres," lanjutnya.
Dr. Restu pun juga menganjurkan agar masyarakat mengetahui kontrol diri untuk mengurangi migrain. Mulai dari pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, olahraga rutin setiap hari, dan juga tidur yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)