Jakarta: Para ahli setuju bahwa mencuci baju baru sebelum memakainya adalah langkah yang tepat. Apalagi untuk pakaian dalam. Berikut alasan baik dan buruk, mengapa kamu harus mencuci pakaian baru sebelum memakainya.
Mungkin kamu akan berkomentar, tidak mencuci pakaian yang baru dibeli untuk langsung dipakai, enggak masalah. Buktinya, tidak pernah sakit.
"Memang sangat jarang jatuh sakit karena pakaian atau perlengkapan tidur baru," tegas Dr Jami L. Miller, direktur medis Klinik Dermatologi di Vanderbilt Health One Hundred Oaks.
Hal ini pun disetujui oleh ahli mikrobiologi, Dr David C. Gaston, asisten profesor patologi, mikrobiologi, dan imunologi di Vanderbilt Health.
"Risiko tertular penyakit menular dari pakaian di toko eceran setelah dicoba oleh orang lain sangat kecil dan pada dasarnya tidak ada jika pakaian tersebut baru," jelas Dr Gaston.
Meski begitu, para ahli mengatakan, ada banyak alasan mengapa kamu harus memasukkan barang-barang yang baru dibeli ke dalam mesin cuci.
Baca juga: BAB Jarang? 5 Makanan Ini Bisa Memperlancar Sembelit
.jpg)
(Mencuci baju baru akan membantu menghilangkan dan menghancurkan kuman yang ada. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Selama produksi pakaian, pewarna tidak selalu langsung "melekat" pada kain, ujar Dr Karen K. Leonas, profesor ilmu tekstil di NC State University.
"Jika pewarna yang tidak terpakai tetap berada di permukaan dan pakaian dikenakan di atas atau di bawah pakaian lain (seperti kamisol, blus sutra yang dikenakan di bawah jaket, atau semacamnya), pewarna dapat berpindah ke pakaian tersebut dan mengubah warna atau menodainya secara permanen," ujarnya kepada Southern Living.
Cucilah dengan hati-hati juga. Pewarna yang tidak terpakai yang sama pada kemeja merah baru, misalnya, dapat mengubah blus putih lama kamu menjadi merah muda. Ada juga masalah bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan pakaian.
"Hal ini paling umum terjadi pada serat sintetis seperti poliester dan nilon, tetapi bahkan serat alami dapat dilapisi," jelas Miller.
Baik Leonas maupun Miller berpendapat bahwa orang-orang dengan kulit sensitif atau orang-orang yang memiliki alergi tertentu kemungkinan besar paling terpengaruh oleh pewarna dan bahan kimia yang terdapat pada pakaian baru.
Pasalnya kontak pakaian dengan kulit dapat menyebabkan ruam, bercak-bercak kering dan gatal, dan jenis-jenis reaksi tidak nyaman lainnya.
Jika ancaman pakaian bernoda atau reaksi alergi tidak meyakinkan, alasan utama para ahli di balik pencucian sebelum dipakai, adalah kuman yang jumlahnya sangat banyak.
“Pakaian melewati rantai pasokan yang panjang dan rumit, di mana komponen pakaian berasal dari banyak sumber dan barang akhir telah melewati banyak tangan, dengan potensi paparan berbagai bakteri, jamur, kotoran, dan serangga,” tandas Leonas.
Mencucinya akan membantu menghilangkan dan menghancurkan kuman yang ada. “Sebagian besar pakaian yang dijual di AS diimpor, dan beberapa mungkin menghabiskan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan dalam kontainer pengiriman,” pungkas Leonas.
Kondisi ini tentu bisa menyebabkan perkembangan yang tidak menyenangkan. "Jamur dapat tumbuh pada pakaian saat dikirim, terutama dalam cuaca panas dan lembap,” imbuh Miller.
Ingat, kamu tidak pernah tahu siapa yang mencoba pakaian itu sebelum kamu membelinya. Jadi, kamu tidak tahu tentang kuman di kulit, hidung, atau mulut mereka.
Baca juga: Kapankah Waktu Terbaik untuk Makan Malam? Ini Jawabannya
Faktanya, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengamati bakteri dan virus yang menempel pada pakaian setelah dicoba. Seperti, bakteri tinja dan virus hidung yang umumnya ditemukan. Kutu, kudis, dan bahkan kutu busuk juga dapat hidup di pakaian selama beberapa hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Alasan baju baru harus dicuci
Mungkin kamu akan berkomentar, tidak mencuci pakaian yang baru dibeli untuk langsung dipakai, enggak masalah. Buktinya, tidak pernah sakit.
"Memang sangat jarang jatuh sakit karena pakaian atau perlengkapan tidur baru," tegas Dr Jami L. Miller, direktur medis Klinik Dermatologi di Vanderbilt Health One Hundred Oaks.
Hal ini pun disetujui oleh ahli mikrobiologi, Dr David C. Gaston, asisten profesor patologi, mikrobiologi, dan imunologi di Vanderbilt Health.
"Risiko tertular penyakit menular dari pakaian di toko eceran setelah dicoba oleh orang lain sangat kecil dan pada dasarnya tidak ada jika pakaian tersebut baru," jelas Dr Gaston.
Meski begitu, para ahli mengatakan, ada banyak alasan mengapa kamu harus memasukkan barang-barang yang baru dibeli ke dalam mesin cuci.
Baca juga: BAB Jarang? 5 Makanan Ini Bisa Memperlancar Sembelit
Pewarna dan bahan kimia
.jpg)
(Mencuci baju baru akan membantu menghilangkan dan menghancurkan kuman yang ada. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Selama produksi pakaian, pewarna tidak selalu langsung "melekat" pada kain, ujar Dr Karen K. Leonas, profesor ilmu tekstil di NC State University.
"Jika pewarna yang tidak terpakai tetap berada di permukaan dan pakaian dikenakan di atas atau di bawah pakaian lain (seperti kamisol, blus sutra yang dikenakan di bawah jaket, atau semacamnya), pewarna dapat berpindah ke pakaian tersebut dan mengubah warna atau menodainya secara permanen," ujarnya kepada Southern Living.
Cucilah dengan hati-hati juga. Pewarna yang tidak terpakai yang sama pada kemeja merah baru, misalnya, dapat mengubah blus putih lama kamu menjadi merah muda. Ada juga masalah bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan pakaian.
"Hal ini paling umum terjadi pada serat sintetis seperti poliester dan nilon, tetapi bahkan serat alami dapat dilapisi," jelas Miller.
Baik Leonas maupun Miller berpendapat bahwa orang-orang dengan kulit sensitif atau orang-orang yang memiliki alergi tertentu kemungkinan besar paling terpengaruh oleh pewarna dan bahan kimia yang terdapat pada pakaian baru.
Pasalnya kontak pakaian dengan kulit dapat menyebabkan ruam, bercak-bercak kering dan gatal, dan jenis-jenis reaksi tidak nyaman lainnya.
Kuman
Jika ancaman pakaian bernoda atau reaksi alergi tidak meyakinkan, alasan utama para ahli di balik pencucian sebelum dipakai, adalah kuman yang jumlahnya sangat banyak.
“Pakaian melewati rantai pasokan yang panjang dan rumit, di mana komponen pakaian berasal dari banyak sumber dan barang akhir telah melewati banyak tangan, dengan potensi paparan berbagai bakteri, jamur, kotoran, dan serangga,” tandas Leonas.
Mencucinya akan membantu menghilangkan dan menghancurkan kuman yang ada. “Sebagian besar pakaian yang dijual di AS diimpor, dan beberapa mungkin menghabiskan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan dalam kontainer pengiriman,” pungkas Leonas.
Kondisi ini tentu bisa menyebabkan perkembangan yang tidak menyenangkan. "Jamur dapat tumbuh pada pakaian saat dikirim, terutama dalam cuaca panas dan lembap,” imbuh Miller.
Ingat, kamu tidak pernah tahu siapa yang mencoba pakaian itu sebelum kamu membelinya. Jadi, kamu tidak tahu tentang kuman di kulit, hidung, atau mulut mereka.
Baca juga: Kapankah Waktu Terbaik untuk Makan Malam? Ini Jawabannya
Faktanya, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengamati bakteri dan virus yang menempel pada pakaian setelah dicoba. Seperti, bakteri tinja dan virus hidung yang umumnya ditemukan. Kutu, kudis, dan bahkan kutu busuk juga dapat hidup di pakaian selama beberapa hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)