FITNESS & HEALTH
Seks Saat Hamil Boleh, Tapi 4 Posisi Ini Harus Dihindari
Mia Vale
Kamis 24 April 2025 / 18:57
Jakarta: Urusan ranjang dengan pasangan seharusnya menjadi momen menyenangkan dan aman, utamanya bagi bumil. Lho, berhubungan intim dalam masa kehamilan, boleh? Tentu boleh!
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), kecuali dokter kandungan dan ginekologi atau profesional perawatan kesehatan lainnya melarang, bumil dan pasangan dapat berhubungan seks selama kehamilan.
Saat perut membesar, bumil mungkin perlu mencoba posisi baru. Pasalnya, hubungan seksual kala hamil terkadang bisa terasa tidak nyaman.
Menurut Aleece Fosnight, asisten dokter dan konselor seks di bidang urologi, kesehatan wanita dan pengobatan seksual, seks selama kehamilan mungkin memiliki banyak manfaat.
Wanita yang mengalami orgasme selama kehamilan mendapat manfaat dari hormon yang menenangkan dan peningkatan aliran darah kardiovaskular. Manfaat tersebut juga dapat diwariskan kepada bayi.
Perlu diingat, ada beberapa posisi seks yang dianggap tidak aman atau berisiko bagi bumil. Selama trimester pertama, mengutip The Asian Parent Filipina, tidak ada batasan terkait posisi seks yang dapat kamu dan suami lakukan saat berhubungan intim.
Namun, hal-hal seperti mual di pagi hari, serta rasa lelah dan letih terkadang dapat membuat bumil jengkel. Saat mendekati trimester kedua kehamilan, perut yang membesar dapat menghalangi kamu melakukan posisi tertentu.
Beberapa posisi juga dapat memengaruhi aliran darah dalam tubuh dan dapat memberi tekanan atau menambah beban pada rahim ibu hamil. Nah, berikut ini beberapa posisi seks yang harus bumil hindari saat menjalani kehamilan.
Baca juga: Viral! Diduga Oknum Dokter Lakukan Pelecehan, Ini Cara Pilih Dokter Kandungan yang Aman
(1).jpg)
(Selama trimester kedua, ibu hamil dianjurkan untuk menghindari posisi seks di mana ibu harus berbaring telentang, contohnya seperti posisi misionaris. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebenarnya posisi ini paling umun. Hanya saja, bagi bumil, berbaring telentang saat berhubungan seks bukanlah ide yang baik karena dapat menekan aliran darah ke ibu dan bayi.
Apalagi, setelah usia kandungan 20 minggu lebih. Hubungan seksual dalam posisi misionaris, posisi misionaris yang dimodifikasi, atau posisi apa pun di mana wanita berbaring telentang dapat menekan vena cava, pembuluh darah utama yang membantu sirkulasi melalui tubuh bumil dan ke bayi.
Baca juga: 6 Makanan Terbaik untuk Dikonsumsi Saat Berusaha Hamil
Posisi ini harus dihindari di trimester ketiga. Hampir mirip seperti doggy style, turtle position mengharuskan bumil untuk membuat posisi merangkak dengan wajah yang sampai menyentuh lantai. Posisi ini menyebabkan tekanan pada perut, akibatnya bumil akan merasa tidak nyaman dan juga berisiko menyebabkan masalah pada janin.
Posisi ini tidak disarankan saat usia kandungan mulai memasuki trimester ketiga. Hal ini karena mengutip laman Halodoc, posisi seks ini memungkinkan suami untuk melakukan penetrasi yang dalam yang tidak baik untuk kondisi janin di trimester terakhir.
Ada banyak posisi seksual yang mengeksplorasi posisi tengkurap di mana wanita berbaring tengkurap sementara pria melakukan penetrasi dari belakang. Namun, posisi ini dapat menambah tekanan pada perut bumil yang sudah membesar dan berat.
Dan seperti halnya tidur tengkurap saat hamil membuat kamu merasa tidak nyaman dan membebani punggung, begitu pula berhubungan seks dalam posisi tengkurap atau versi modifikasi lainnya.
Menurut Dr Ina Park, Associate Professor di Department of Family and Community Medicine di UC San Francisco School of Medicine, perdarahan saat berhubungan seks merupakan tanda bahwa kamu harus berhenti.
Atau bisa juga karena merasakan sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seks. Bicarakan hal itu dengan pasangan.
Keselamatan dan kesejahteraan bumil dan calon bayi, lebih penting pada tahap kehidupan ini. Bumil pun selalu dapat bersikap intim dan mengekspresikan kasih sayangnya dengan cara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), kecuali dokter kandungan dan ginekologi atau profesional perawatan kesehatan lainnya melarang, bumil dan pasangan dapat berhubungan seks selama kehamilan.
Saat perut membesar, bumil mungkin perlu mencoba posisi baru. Pasalnya, hubungan seksual kala hamil terkadang bisa terasa tidak nyaman.
Menurut Aleece Fosnight, asisten dokter dan konselor seks di bidang urologi, kesehatan wanita dan pengobatan seksual, seks selama kehamilan mungkin memiliki banyak manfaat.
Wanita yang mengalami orgasme selama kehamilan mendapat manfaat dari hormon yang menenangkan dan peningkatan aliran darah kardiovaskular. Manfaat tersebut juga dapat diwariskan kepada bayi.
Posisi seks yang harus dihindari saat hamil
Perlu diingat, ada beberapa posisi seks yang dianggap tidak aman atau berisiko bagi bumil. Selama trimester pertama, mengutip The Asian Parent Filipina, tidak ada batasan terkait posisi seks yang dapat kamu dan suami lakukan saat berhubungan intim.
Namun, hal-hal seperti mual di pagi hari, serta rasa lelah dan letih terkadang dapat membuat bumil jengkel. Saat mendekati trimester kedua kehamilan, perut yang membesar dapat menghalangi kamu melakukan posisi tertentu.
Beberapa posisi juga dapat memengaruhi aliran darah dalam tubuh dan dapat memberi tekanan atau menambah beban pada rahim ibu hamil. Nah, berikut ini beberapa posisi seks yang harus bumil hindari saat menjalani kehamilan.
Baca juga: Viral! Diduga Oknum Dokter Lakukan Pelecehan, Ini Cara Pilih Dokter Kandungan yang Aman
1. Posisi misionaris
(1).jpg)
(Selama trimester kedua, ibu hamil dianjurkan untuk menghindari posisi seks di mana ibu harus berbaring telentang, contohnya seperti posisi misionaris. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebenarnya posisi ini paling umun. Hanya saja, bagi bumil, berbaring telentang saat berhubungan seks bukanlah ide yang baik karena dapat menekan aliran darah ke ibu dan bayi.
Apalagi, setelah usia kandungan 20 minggu lebih. Hubungan seksual dalam posisi misionaris, posisi misionaris yang dimodifikasi, atau posisi apa pun di mana wanita berbaring telentang dapat menekan vena cava, pembuluh darah utama yang membantu sirkulasi melalui tubuh bumil dan ke bayi.
Baca juga: 6 Makanan Terbaik untuk Dikonsumsi Saat Berusaha Hamil
2. Turtle position
Posisi ini harus dihindari di trimester ketiga. Hampir mirip seperti doggy style, turtle position mengharuskan bumil untuk membuat posisi merangkak dengan wajah yang sampai menyentuh lantai. Posisi ini menyebabkan tekanan pada perut, akibatnya bumil akan merasa tidak nyaman dan juga berisiko menyebabkan masalah pada janin.
3. Posisi woman on top
Posisi ini tidak disarankan saat usia kandungan mulai memasuki trimester ketiga. Hal ini karena mengutip laman Halodoc, posisi seks ini memungkinkan suami untuk melakukan penetrasi yang dalam yang tidak baik untuk kondisi janin di trimester terakhir.
4. Posisi tengkurap
Ada banyak posisi seksual yang mengeksplorasi posisi tengkurap di mana wanita berbaring tengkurap sementara pria melakukan penetrasi dari belakang. Namun, posisi ini dapat menambah tekanan pada perut bumil yang sudah membesar dan berat.
Dan seperti halnya tidur tengkurap saat hamil membuat kamu merasa tidak nyaman dan membebani punggung, begitu pula berhubungan seks dalam posisi tengkurap atau versi modifikasi lainnya.
Menurut Dr Ina Park, Associate Professor di Department of Family and Community Medicine di UC San Francisco School of Medicine, perdarahan saat berhubungan seks merupakan tanda bahwa kamu harus berhenti.
Atau bisa juga karena merasakan sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seks. Bicarakan hal itu dengan pasangan.
Keselamatan dan kesejahteraan bumil dan calon bayi, lebih penting pada tahap kehidupan ini. Bumil pun selalu dapat bersikap intim dan mengekspresikan kasih sayangnya dengan cara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)