FITNESS & HEALTH

Moms, Jangan Sepelekan Demam pada Bayi dan Anak-anak

Yatin Suleha
Minggu 14 September 2025 / 20:36
Jakarta: Demam adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat menjadi 38 derajat Celsius atau lebih tinggi. Biasanya, demam menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi, seperti virus atau bakteri.

Pada bayi yang berusia kurang dari tiga bulan, demam merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Namun, penting untuk dipahami bahwa demam bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan respons alami tubuh terhadap peradangan atau infeksi.

Baca juga: Kemarau Basah, Dinkes Jabar Imbau Warga Waspada DBD
 

Apa itu demam dan mengapa terjadi?


Demam terjadi ketika suhu tubuh naik di atas batas normal. Hal ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang sedang bekerja untuk melawan infeksi.

Ketika tubuh mengalami infeksi, suhu yang lebih tinggi membantu menciptakan lingkungan yang kurang ramah bagi bakteri dan virus penyebab penyakit.

Selain itu, demam juga merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel darah putih dan antibodi yang berperan dalam melawan infeksi.

Meskipun demam sering kali membuat orang tua merasa khawatir, sebenarnya demam adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bayi atau anak sedang aktif dan berfungsi dengan baik.

Selama bayi atau anak tetap terhidrasi dengan baik dan tidak menunjukkan gejala serius lainnya, demam biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya setelah penyebab infeksi teratasi.
 

Cara mengecek apakah bayi atau anak mengalami demam


Untuk mengetahui apakah bayi atau anak mengalami demam, pengukuran suhu tubuh perlu dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai usia.
 

Metode pengukuran suhu tubuh



(Untuk mengompres anak yang demam, gunakan air hangat (bukan dingin) untuk menempelkan pada dahi, ketiak, atau selangkangan selama sekitar 10-15 menit. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
 

1. Pengukuran suhu rektal


Metode ini dianggap paling akurat untuk mengukur suhu tubuh bayi dan anak kecil. Pengukuran suhu rektal sangat dianjurkan terutama untuk bayi di bawah usia tiga bulan. Jika bayi menolak pengukuran suhu rektal, pengukuran suhu di ketiak (suhu aksila) dapat dilakukan terlebih dahulu.
 

2. Pengukuran suhu aksila (ketiak)


Pengukuran suhu di ketiak lebih mudah dilakukan, tetapi hasilnya kurang akurat dibandingkan pengukuran rektal. Jika suhu aksila menunjukkan angka di atas 37,2 derajat Celsius pada bayi di bawah 3 bulan, sebaiknya segera dilakukan pengukuran suhu rektal untuk memastikan.
 

Metode lain untuk anak yang lebih besar


Anak yang lebih besar mungkin tidak nyaman dengan pengukuran suhu rektal. Oleh karena itu, metode lain seperti pengukuran suhu di dahi (temporal), telinga (tympanic), atau mulut (oral) dapat digunakan.

Namun, metode ini kurang akurat dibandingkan pengukuran rektal, mereka cukup baik untuk skrining awal.

Baca juga: Redakan Demam dengan 5 Cara yang Aman dan Efektif
 

Hal yang perlu diperhatikan saat mengukur suhu


1. Jika bayi berusia 3 bulan atau lebih dan suhu aksila di atas 37,2 derajat Celsius, serta bayi tampak sehat dan aktif, pengukuran suhu dapat diulang setelah 15 hingga 30 menit untuk memastikan kondisi.

2. Suhu tubuh bayi atau anak dapat berubah-ubah tergantung aktivitas fisik, seperti merangkak, berjalan, atau berlari. Selain itu, suhu juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari, udara dingin, menggunakan selimut, atau setelah minum minuman panas atau dingin.

 
Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH