FITNESS & HEALTH
Penyembuhan Alami, 3 Jenis Herbal Pereda Nyeri
Mia Vale
Minggu 24 Agustus 2025 / 10:44
Jakarta: Manusia telah menggunakan minyak esensial, herbal, dan terapi alternatif sebagai pereda nyeri alami selama ratusan tahun.
Meski para peneliti belum sepenuhnya mengeksplorasi pilihan-pilihan ini, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa pengobatan tertentu dapat membantu dan banyak orang merasakan manfaatnya.
Nah, melalui Verywell Health, kami akan membahas cara mengelola nyeri secara alami tanpa bergantung pada obat kimia yang dijual bebas.
Baca juga: Keluar Cacing dari Anus Anak Apakah Berbahaya?
Jahe merupakan akar yang menjanjikan sebagai pereda nyeri alami. Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa bubuk jahe sama efektifnya dengan ibuprofen dalam mengendalikan nyeri pascaoperasi.
Mereka juga menunjukkan bahwa jahe dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi peradangan yang berkaitan dengan olahraga. Ingat, selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang berkualifikasi sebelum mengonsumsi suplemen baru.
.jpg)
(Kurkumin yang terdapat dalam kunyit dapat membantu meredakan berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri haid, nyeri sendi, dan nyeri otot. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebuah ulasan tahun 2021 mengklaim, kurkumin menunjukkan pengurangan nyeri yang serupa dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Namun, para peneliti merekomendasikan kunyit sebagai tambahan yang aman untuk terapi NSAID, alih-alih sebagai penggantinya. Kunyit juga merupakan obat herbal umum untuk mengurangi peradangan.
Selain digunakan sebagai bumbu masakan, cengkih juga banyak digunakan sebagai pereda nyeri alami. Kandungan eugenolnya sebagai pereda nyeri juga digunakan dalam beberapa obat gosok pereda nyeri yang dijual bebas. Cengkih tersedia dalam bentuk kapsul atau bubuk. Minyak cengkih juga tersedia dan dapat dioleskan untuk mengurangi rasa sakit.
Baca juga: Kenapa Gempa Bikin Pusing?
Dalam beberapa studi, beberapa bahan alami di atas menunjukkan potensi nyata untuk membantu meredakan nyeri artritis dan gangguan lain yang disebabkan oleh peradangan.
Namun, beberapa di antaranya tidak cocok untuk anak-anak. Ada juga kasus di mana pengobatan herbal ini berinteraksi dengan obat lain yang kamu konsumsi. Jadi, selalu diskusikan pengobatan ini dengan dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Meski para peneliti belum sepenuhnya mengeksplorasi pilihan-pilihan ini, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa pengobatan tertentu dapat membantu dan banyak orang merasakan manfaatnya.
Nah, melalui Verywell Health, kami akan membahas cara mengelola nyeri secara alami tanpa bergantung pada obat kimia yang dijual bebas.
Baca juga: Keluar Cacing dari Anus Anak Apakah Berbahaya?
1. Jahe
Jahe merupakan akar yang menjanjikan sebagai pereda nyeri alami. Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa bubuk jahe sama efektifnya dengan ibuprofen dalam mengendalikan nyeri pascaoperasi.
Mereka juga menunjukkan bahwa jahe dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi peradangan yang berkaitan dengan olahraga. Ingat, selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang berkualifikasi sebelum mengonsumsi suplemen baru.
2. Kunyit
.jpg)
(Kurkumin yang terdapat dalam kunyit dapat membantu meredakan berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri haid, nyeri sendi, dan nyeri otot. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebuah ulasan tahun 2021 mengklaim, kurkumin menunjukkan pengurangan nyeri yang serupa dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Namun, para peneliti merekomendasikan kunyit sebagai tambahan yang aman untuk terapi NSAID, alih-alih sebagai penggantinya. Kunyit juga merupakan obat herbal umum untuk mengurangi peradangan.
3. Cengkih
Selain digunakan sebagai bumbu masakan, cengkih juga banyak digunakan sebagai pereda nyeri alami. Kandungan eugenolnya sebagai pereda nyeri juga digunakan dalam beberapa obat gosok pereda nyeri yang dijual bebas. Cengkih tersedia dalam bentuk kapsul atau bubuk. Minyak cengkih juga tersedia dan dapat dioleskan untuk mengurangi rasa sakit.
Baca juga: Kenapa Gempa Bikin Pusing?
Dalam beberapa studi, beberapa bahan alami di atas menunjukkan potensi nyata untuk membantu meredakan nyeri artritis dan gangguan lain yang disebabkan oleh peradangan.
Namun, beberapa di antaranya tidak cocok untuk anak-anak. Ada juga kasus di mana pengobatan herbal ini berinteraksi dengan obat lain yang kamu konsumsi. Jadi, selalu diskusikan pengobatan ini dengan dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)