FITNESS & HEALTH

Bagaimana Cara Pengobatan pada Pasien Gagal Jantung?

Raka Lestari
Selasa 01 Februari 2022 / 13:15
Jakarta: Gagal jantung adalah penyakit yang mengancam jiwa, di mana otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh. Jika tidak ditangani dan dicegah dengan baik, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular ini diperkirakan dapat meningkat hingga lebih dari 23.3 juta kematian setiap tahun secara global pada 2030

Menurut dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), Ketua Pokja Gagal Jantung di Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), gagal jantung bersifat kronis dan progresif. Gagal jantung ditandai dengan rawat inap berulang di rumah sakit yang tinggi karena perburukan penyakitnya.

"Jika tidak ditangani dengan baik, angka kematian global akibat penyakit ini diperkirakan dapat meningkat hingga lebih dari 23.3 juta kematian setiap tahun pada tahun 2030," tutur dr. Nauli.

Risiko gagal jantung bisa meningkat pada kondisi hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, riwayat keluarga dengan kardiomiopati, paparan toksin, penyakit jantung katup, gangguan fungsi tiroid, rokok, sindrom metabolik.

Berdasarkan data registri gagal jantung Pokja PERKI menunjukkan bahwa kontribusi terbanyak sebagai penyebab gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes. Sementara itu, faktor risiko tambahan seperti obesitas, dislipidemia, gangguan fungsi ginjal, gaya hidup santai, dan obstructive sleep apnea.

Di Indonesia, berdasarkan pedoman tatalaksana gagal jantung yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PERKI) tahun 2020, terdapat 3 pilar utama pengobatan gagal jantung, yaitu RAS (renin angiotensin aldosteron) blocker, Betablocker, dan MRA (mineraloreceptor antagonist) sebagai lini pertama pengobatan gagal jantung kronik selama tidak ditemukan adanya kontrindikasi.

Tujuan dari pengobatan pada pasien gagal jantung adalah untuk menurunkan angka kematian, menurunkan angka rawat inap berulang di rumah sakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Meskipun saat ini sudah tersedia beberapa pilihan terapi gagal jantung yang tersedia, masih ada kebutuhan besar yang belum terpenuhi untuk terapi dalam hal menurunkan angka kematian dan mencegah rawat inap berulang akibat gagal jantung tersebut. Pencegahan dan pengobatan gagal jantung merupakan tanggung jawab semua orang, termasuk masyarakat, tidak hanya petugas kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH