FITNESS & HEALTH
Selalu Ingin Ngemil Manis Habis Makan Malam? Ini 6 Alasannya
Aulia Putriningtias
Selasa 09 September 2025 / 20:09
Jakarta: Mengidam camilan manis setelah makan adalah hal yang wajar, terutama di malam hari. Penelitian dan para ahli menunjukkan beberapa alasan mengapa kamu mungkin menginginkan camilan setelah makan malam.
Makan malam sesuai waktunya adalah waktu terakhir untuk kita menerima makanan. Hal ini dikarenakan makan terlalu larut dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh.
Baca juga: Gejala Kehamilan Awal yang Tidak Boleh Diabaikan
Namun, tak jarang dari kita ingin mengonsumsi camilan manis setelah makan malam. Camilan sebenarnya disarankan untuk dikonsumsi hanya sekitar siang menuju sore hari.
Rasa ingin ngemil manis berujung kita melanjutkan makan malam di waktu yang seharusnya tidak disarankan untuk menerima makanan. Sebenarnya apa alasan tubuh menginginkan ngemil manis setelah makan malam?
Anne VanBeber, PhD, RD, seorang profesor di Departemen Ilmu Gizi di Texas Christian University dalam Verywell Health pun membeberkan alasannya. Inilah beberapa alasan mengapa kita masih ingin ngemil manis setelah makan malam.
Ketika kamu memilih untuk membatasi makanan tertentu atau membatasi asupan gula, tubuh mungkin mengalami fenomena yang disebut persepsi deprivasi.
Persepsi deprivasi adalah kondisi di mana merasa kekurangan sesuatu meskipun sebenarnya tidak ada kekurangan nutrisi. Akibatnya, otak kamu menginginkan makanan tersebut.
"Keinginan adalah respons yang dipelajari," ungkal VanBeber.
.jpg)
(Bila kamu mengonsumsi makanan yang tidak seimbang, kadar gula darah mungkin akan melonjak. Ini pada khirnya membuat kamu menginginkan makanan manis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Penelitian telah menemukan bahwa paparan terhadap isyarat makanan seperti melihat video makanan di media sosial, secara signifikan meningkatkan keinginan makan.
Menurut VanBeber, respons fisiologis yang diaktifkan oleh isyarat ini meliputi peningkatan air liur, detak jantung, sekresi enzim dan hormon pencernaan, serta aktivitas otak yang terkait dengan pencapaian sebuah hadiah, yang dalam konteks ini adalah makanan manis.
Gula terasa sangat enak karena mengaktifkan sirkuit penghargaan di otak dan meningkatkan sekresi serotonin dan dopamin, yang merupakan hormon pemberi rasa senang.
Penelitian menunjukkan bahwa pada banyak orang, suasana hati yang buruk mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak. Hal ini karena makanan tersebut merangsang pelepasan endorfin.
Namun, penelitian lain menunjukkan peningkatan ini bersifat sementara. Konsumsi gula tinggi dalam jangka panjang mengakibatkan rendahnya kadar dopamin basal, jadi berhati-hatilah.
Bila kamu mengonsumsi makanan yang tidak seimbang, kadar gula darah mungkin akan melonjak. Ini pada khirnya membuat kamu menginginkan makanan manis.
Hal ini paling umum terjadi ketika mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat tanpa komponen penting lainnya. Tubuh melepaskan insulin sebagai respons terhadap karbohidrat, tetapi melepaskan terlalu banyak insulin dapat menyebabkan gula darah rendah dan keinginan untuk mengonsumsi gula.
Akibatnya, kamu bisa mengonsumsi lebih banyak gula, dan siklus ini berulang. Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah mengonsumsi makanan seimbang dengan protein, serat, dan lemak sehat.
Rasa kenyang spesifik sensorik mengacu pada berkurangnya kenikmatan yang kamu alami setelah mengonsumsi makanan atau rasa tertentu dalam jumlah yang cukup.
Setelah makan, tubuh kamu akan bosan dengan rasa gurih. Lidah akan menginginkan sesuatu yang berbeda, yang biasanya itu adalah rasa manis.
Kita bisa menguranginya dengan menambahkan rasa manis bersama rasa asam, pahit, asin, dan umami di bagian utama makanan. Hal ini membuat kamu mengonsumsi lebih sedikit kalori dan merasa kenyang lebih cepat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa keinginan untuk mengonsumsi makanan manis dan camilan asin secara bertahap meningkat sepanjang hari. Buruknya, ini lebih menonjol di malam hari.
Sebuah studi menemukan bahwa meskipun rasa lapar biasanya muncul pada waktu makan siang dan makan malam, keinginan untuk makan camilan dan hidangan penutup meningkat sepanjang hari dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan rasa lapar.
Studi lain menemukan bahwa ritme sirkadian tubuh meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis, bertepung, dan asin di malam hari.
Baca juga: 4 Buah Terbaik untuk Menajamkan Ingatan dan Cegah Demensia
Itulah beberapa alasan mengapa kamu ingin mengonsumsi camilan manis setelah makan malam. Jika kamu menginginkan sesuatu yang manis tetapi ingin membuat pilihan yang sehat, VanBeber mengatakan sepotong buah selalu merupakan pilihan yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Makan malam sesuai waktunya adalah waktu terakhir untuk kita menerima makanan. Hal ini dikarenakan makan terlalu larut dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh.
Baca juga: Gejala Kehamilan Awal yang Tidak Boleh Diabaikan
Namun, tak jarang dari kita ingin mengonsumsi camilan manis setelah makan malam. Camilan sebenarnya disarankan untuk dikonsumsi hanya sekitar siang menuju sore hari.
Rasa ingin ngemil manis berujung kita melanjutkan makan malam di waktu yang seharusnya tidak disarankan untuk menerima makanan. Sebenarnya apa alasan tubuh menginginkan ngemil manis setelah makan malam?
Anne VanBeber, PhD, RD, seorang profesor di Departemen Ilmu Gizi di Texas Christian University dalam Verywell Health pun membeberkan alasannya. Inilah beberapa alasan mengapa kita masih ingin ngemil manis setelah makan malam.
1. Tubuh masih kekurangan gula
Ketika kamu memilih untuk membatasi makanan tertentu atau membatasi asupan gula, tubuh mungkin mengalami fenomena yang disebut persepsi deprivasi.
Persepsi deprivasi adalah kondisi di mana merasa kekurangan sesuatu meskipun sebenarnya tidak ada kekurangan nutrisi. Akibatnya, otak kamu menginginkan makanan tersebut.
"Keinginan adalah respons yang dipelajari," ungkal VanBeber.
2. Video makanan di media sosial menjadi pemicu
.jpg)
(Bila kamu mengonsumsi makanan yang tidak seimbang, kadar gula darah mungkin akan melonjak. Ini pada khirnya membuat kamu menginginkan makanan manis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Penelitian telah menemukan bahwa paparan terhadap isyarat makanan seperti melihat video makanan di media sosial, secara signifikan meningkatkan keinginan makan.
Menurut VanBeber, respons fisiologis yang diaktifkan oleh isyarat ini meliputi peningkatan air liur, detak jantung, sekresi enzim dan hormon pencernaan, serta aktivitas otak yang terkait dengan pencapaian sebuah hadiah, yang dalam konteks ini adalah makanan manis.
3. Kecanduan gula
Gula terasa sangat enak karena mengaktifkan sirkuit penghargaan di otak dan meningkatkan sekresi serotonin dan dopamin, yang merupakan hormon pemberi rasa senang.
Penelitian menunjukkan bahwa pada banyak orang, suasana hati yang buruk mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak. Hal ini karena makanan tersebut merangsang pelepasan endorfin.
Namun, penelitian lain menunjukkan peningkatan ini bersifat sementara. Konsumsi gula tinggi dalam jangka panjang mengakibatkan rendahnya kadar dopamin basal, jadi berhati-hatilah.
4. Ketidakseimbangan gula darah
Bila kamu mengonsumsi makanan yang tidak seimbang, kadar gula darah mungkin akan melonjak. Ini pada khirnya membuat kamu menginginkan makanan manis.
Hal ini paling umum terjadi ketika mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat tanpa komponen penting lainnya. Tubuh melepaskan insulin sebagai respons terhadap karbohidrat, tetapi melepaskan terlalu banyak insulin dapat menyebabkan gula darah rendah dan keinginan untuk mengonsumsi gula.
Akibatnya, kamu bisa mengonsumsi lebih banyak gula, dan siklus ini berulang. Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah mengonsumsi makanan seimbang dengan protein, serat, dan lemak sehat.
5. Tidak puas dengan rasa
Rasa kenyang spesifik sensorik mengacu pada berkurangnya kenikmatan yang kamu alami setelah mengonsumsi makanan atau rasa tertentu dalam jumlah yang cukup.
Setelah makan, tubuh kamu akan bosan dengan rasa gurih. Lidah akan menginginkan sesuatu yang berbeda, yang biasanya itu adalah rasa manis.
Kita bisa menguranginya dengan menambahkan rasa manis bersama rasa asam, pahit, asin, dan umami di bagian utama makanan. Hal ini membuat kamu mengonsumsi lebih sedikit kalori dan merasa kenyang lebih cepat.
6. Keinginan yang tidak dapat ditahan
Penelitian telah menunjukkan bahwa keinginan untuk mengonsumsi makanan manis dan camilan asin secara bertahap meningkat sepanjang hari. Buruknya, ini lebih menonjol di malam hari.
Sebuah studi menemukan bahwa meskipun rasa lapar biasanya muncul pada waktu makan siang dan makan malam, keinginan untuk makan camilan dan hidangan penutup meningkat sepanjang hari dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan rasa lapar.
Studi lain menemukan bahwa ritme sirkadian tubuh meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis, bertepung, dan asin di malam hari.
Baca juga: 4 Buah Terbaik untuk Menajamkan Ingatan dan Cegah Demensia
Itulah beberapa alasan mengapa kamu ingin mengonsumsi camilan manis setelah makan malam. Jika kamu menginginkan sesuatu yang manis tetapi ingin membuat pilihan yang sehat, VanBeber mengatakan sepotong buah selalu merupakan pilihan yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)