FITNESS & HEALTH
Henti Jantung Saat di Kamar Mandi, Apakah Mungkin? Ini Penjelasan Dokter
Aulia Putriningtias
Senin 16 Juni 2025 / 19:08
Jakarta: Tak sedikit kita mendengar beberapa orang mengalami kematian saat hendak di kamar mandi. Selain karena tergelincir, bukan tidak mungkin seseorang mengalami henti jantung ketika di kamar mandi, mengapa?
Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan penderitanya hilang kesadaran dan bahkan berhenti bernapas.
Baca juga: Mengenal Ekokardiografi, Teknologi Penting dalam Diagnosis Penyakit Jantung
Henti jantung mendadak terjadi akibat gangguan pada listrik jantung sehingga jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen sampai kematian.
Menurut dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP(K) selaku dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, kasus yang sering terjadi di kamar mandi adalah setelah aktivitas buang air besar.
Hal ini khususnya pada pasien yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelum hal ini terjadi karena pada saat buang air besar. Alasan utama dan sering kali disepelekan adalah dikarenaka mengejan terlalu keras atau memaksa.
Pada saat seseorang mengejan, dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rongga dada. Hal ini dapat menyebabkan penurunan aliran balik darah ke jantung yang menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah pada orang yang sehat dalam waktu singkat.
.jpg)
(Mengejan dapat menyebabkan Refleks Valsalva, yaitu kondisi di mana aliran darah ke jantung terganggu sejenak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sistem baroreseptor tubuh ini akan meningkatkan tekanan darah, sehingga ada efek setelahnya. Pada orang sehat, akan terasa pusing dan pandangan kabur. Namun, hati-hati bagi yang memiliki risiko dan atau penyakit jantung.
Jika kamu memiliki risiko dan atau penyakit jantung, setelah mengejan keras, butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan penurunan tekanan darah dan frekuensi. Keadaan penurunan dan penyesuaian ini akan mencetus gangguan irama jantung.
Ketika gangguan irama jantung datang, tentunya risiko henti jantung semakin ada, terutama bila seseorang menganggap sepele. Jadi, bukan tanpa alasan mengapa kita dianjurkan untuk tidak mengejan ketika buang air besar.
Menurut dr. Bobby, sebaiknya bagi yang berisiko atau yang sudah mengalami permasalahan jantung dapat selalu berkonsultasi kepada dokter ahli. Jadi, untuk pegobatannya dapat selalu dipantau oleh yang ahli dalam bidangnya.
Kemudian, hindarilah mengejan ketika sedang buang air besar. Jika terasa sulit untuk buang air besar karena sembelit, sebaiknya mengonsumsi obat pencahar saja, dibandingkan harus memaksa mengejan.
Baca juga: 6 Strategi Sederhana untuk Jaga Otak dan Jantung Tetap Kuat
Pun, ini tidak hanya berlaku pada pengidap penyakit jantung, tetapi bagi orang sehat juga. Jika kamu merasa mengalami sembelit hingga sulit buang air besar, konsumsilah makanan berserat tinggi dan air mineral yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan penderitanya hilang kesadaran dan bahkan berhenti bernapas.
Baca juga: Mengenal Ekokardiografi, Teknologi Penting dalam Diagnosis Penyakit Jantung
Henti jantung mendadak terjadi akibat gangguan pada listrik jantung sehingga jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen sampai kematian.
Menurut dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP(K) selaku dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, kasus yang sering terjadi di kamar mandi adalah setelah aktivitas buang air besar.
Hal ini khususnya pada pasien yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelum hal ini terjadi karena pada saat buang air besar. Alasan utama dan sering kali disepelekan adalah dikarenaka mengejan terlalu keras atau memaksa.
Pada saat seseorang mengejan, dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rongga dada. Hal ini dapat menyebabkan penurunan aliran balik darah ke jantung yang menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah pada orang yang sehat dalam waktu singkat.
.jpg)
(Mengejan dapat menyebabkan Refleks Valsalva, yaitu kondisi di mana aliran darah ke jantung terganggu sejenak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sistem baroreseptor tubuh ini akan meningkatkan tekanan darah, sehingga ada efek setelahnya. Pada orang sehat, akan terasa pusing dan pandangan kabur. Namun, hati-hati bagi yang memiliki risiko dan atau penyakit jantung.
Jika kamu memiliki risiko dan atau penyakit jantung, setelah mengejan keras, butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan penurunan tekanan darah dan frekuensi. Keadaan penurunan dan penyesuaian ini akan mencetus gangguan irama jantung.
Ketika gangguan irama jantung datang, tentunya risiko henti jantung semakin ada, terutama bila seseorang menganggap sepele. Jadi, bukan tanpa alasan mengapa kita dianjurkan untuk tidak mengejan ketika buang air besar.
Apa yang perlu dilakukan agar tak mengalami hal ini?
Menurut dr. Bobby, sebaiknya bagi yang berisiko atau yang sudah mengalami permasalahan jantung dapat selalu berkonsultasi kepada dokter ahli. Jadi, untuk pegobatannya dapat selalu dipantau oleh yang ahli dalam bidangnya.
Kemudian, hindarilah mengejan ketika sedang buang air besar. Jika terasa sulit untuk buang air besar karena sembelit, sebaiknya mengonsumsi obat pencahar saja, dibandingkan harus memaksa mengejan.
Baca juga: 6 Strategi Sederhana untuk Jaga Otak dan Jantung Tetap Kuat
Pun, ini tidak hanya berlaku pada pengidap penyakit jantung, tetapi bagi orang sehat juga. Jika kamu merasa mengalami sembelit hingga sulit buang air besar, konsumsilah makanan berserat tinggi dan air mineral yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)