FITNESS & HEALTH
Inovasi Finerenone, Perlambat Progresi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan Diabetes tipe 2
Aulia Putriningtias
Selasa 16 Januari 2024 / 12:10
Jakarta: Bayer Indonesia meluncurkan Finerenone pada Senin, 15 Januari 2023. Ini adalah obat inovatif yang mampu mencegah munculnya inflamasi dan fibrosis pada ginjal bagi pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan Diabetes tipe 2.
Berdasarkan penelitian the American Society of Nephrology (ASN) Kidney Week 2021, terapi dengan Finerenone mampu menurunkan risiko progresi PGK pada pasien Diabetes tipe 2. Ditambah, menunjukkan penurunan kebutuhan dialisis sebesar 36 persen.
Hadirnya Finerenone sebagai obat inovatif bertujuan mencegah progresi sejak dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. PGK pada pasien Diabetes tipe 2 tahap lanjut dapat berakibat gagal ginjal dan cuci darah.
Jeff Lai, Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia menyinggung manfaat luas dari penggunaan Finerenone. Kondisi cuci darah dinilai akan menjadi beban ekonomi yang sangat berat bagi pasien dan keluarga mereka.
"Dengan menggunakan Finerenone, ini akan membantu perekonomian keluarga untuk tidak terus menerus mengeluarkan biaya cuci darah begitu sering," papar Jeff Lai.
Finerenone merupakan pengobatan inovatif yang disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risiko perburukkan ginjal pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. Secara khusus, ditargetkan penurunan risiko inflamasi dan fibrosis, khususnya bagi pasien PGK dengan Diabetes tipe 2.
Pedoman klinis terbaru untuk manajemen PGK dengan Diabetes tipe 2 merekomendasikan kombinasi terapi obat untuk mengurangi risiko secara optimal yaitu dengan Finerenone, sebagai salah satu pilar pengobatan utama. Hal ini direkomendasikan pada pedoman klinis internasional seperti ADA, KDIGO, AACE, dan ESC.
Baca juga: Kapan dan Bagaimana Cara Kerja Cuci Darah?
Penyebab utama progresi pada PGK pada pasien Diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Ketika mengalami fibrosis, artinya ada kegagalan dari respon fungsi penyembuhan dan perbaikan yang ada pada ginjal. Sehingga, progresi menuju gagal ginjal akan semakin cepat.
Tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK adalah faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi & fibrosis. Menurut dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, sejauh ini, obat-obatan PGK yang sudah ada lebih menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik.
"Untuk progresi PGK pada pasien Diabetes tipe 2 diperlukan pemeriksaan sejak dini dan pengobatan inovatif yang mampu memperlambat progresi PGK secara langsung yang menargetkan inflamasi dan fibrosis, serta penurunan albumin," jelas dr. Pringgo.
Dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia menjelaskan terkait cara kerja dari Finerenone ini. Finerenone bekerja dengan memblokir sekelompok protein, yang disebut reseptor mineralokortikoid.
Peningkatan stimulasi reseptor mineralokortikoid diketahui memicu cedera dan peradangan pada ginjal, sehingga berperan dalam progresi PGK. Finerenone berfungsi menghentikan stimulasi tersebut untuk memperlambat, bahkan mencegah peradangan atau inflamasi, serta fibrosis yang bisa memperparah dan merusak ginjal.
Data penelitian Bayer menunjukkan adanya penurunan albumin secara lebih cepat setelah empat bulan mendapatkan terapi menggunakan Finerenone. Hasilnya pun berdampak jangka panjang pada ginjal.
Efek terapi Finerenone pada ginjal terutama dimediasi oleh penurunan rasio albumin-kreatinin urin (urine albumin-to-creatinine/UACR) lebih dini pada pasien dengan PGK dan Diabetes tipe 2. Dengan adanya manfaat ini, tak hanya sebagai pasien, tetapi keluarga juga diuntungkan.
“Penurunan UACR yang terjadi saat melakukan terapi dengan Finerenone memberikan dampak adanya penurunan risiko perkembangan CKD, di mana risiko pada ginjal yaitu termasuk gagal ginjal, penurunan perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) sebesar 57 persen atau lebih dari awal, atau kematian akibat penyakit ginjal," jelas Dr. Dwi.
Menurut Dr. Dwi, selain pengobatan, penting untuk dilakukan deteksi dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. Sehingga, pengobatan dapat memberikan manfaat lebih maksimal bagi pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Berdasarkan penelitian the American Society of Nephrology (ASN) Kidney Week 2021, terapi dengan Finerenone mampu menurunkan risiko progresi PGK pada pasien Diabetes tipe 2. Ditambah, menunjukkan penurunan kebutuhan dialisis sebesar 36 persen.
Hadirnya Finerenone sebagai obat inovatif bertujuan mencegah progresi sejak dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. PGK pada pasien Diabetes tipe 2 tahap lanjut dapat berakibat gagal ginjal dan cuci darah.
Jeff Lai, Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia menyinggung manfaat luas dari penggunaan Finerenone. Kondisi cuci darah dinilai akan menjadi beban ekonomi yang sangat berat bagi pasien dan keluarga mereka.
"Dengan menggunakan Finerenone, ini akan membantu perekonomian keluarga untuk tidak terus menerus mengeluarkan biaya cuci darah begitu sering," papar Jeff Lai.
Finerenone merupakan pengobatan inovatif yang disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risiko perburukkan ginjal pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. Secara khusus, ditargetkan penurunan risiko inflamasi dan fibrosis, khususnya bagi pasien PGK dengan Diabetes tipe 2.
Pedoman klinis terbaru untuk manajemen PGK dengan Diabetes tipe 2 merekomendasikan kombinasi terapi obat untuk mengurangi risiko secara optimal yaitu dengan Finerenone, sebagai salah satu pilar pengobatan utama. Hal ini direkomendasikan pada pedoman klinis internasional seperti ADA, KDIGO, AACE, dan ESC.
Baca juga: Kapan dan Bagaimana Cara Kerja Cuci Darah?
Penyebab utama progresi pada PGK pada pasien Diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Ketika mengalami fibrosis, artinya ada kegagalan dari respon fungsi penyembuhan dan perbaikan yang ada pada ginjal. Sehingga, progresi menuju gagal ginjal akan semakin cepat.
Tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK adalah faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi & fibrosis. Menurut dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, sejauh ini, obat-obatan PGK yang sudah ada lebih menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik.
"Untuk progresi PGK pada pasien Diabetes tipe 2 diperlukan pemeriksaan sejak dini dan pengobatan inovatif yang mampu memperlambat progresi PGK secara langsung yang menargetkan inflamasi dan fibrosis, serta penurunan albumin," jelas dr. Pringgo.
Bagaimana cara bekerja Finerenone?
Dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia menjelaskan terkait cara kerja dari Finerenone ini. Finerenone bekerja dengan memblokir sekelompok protein, yang disebut reseptor mineralokortikoid.
Peningkatan stimulasi reseptor mineralokortikoid diketahui memicu cedera dan peradangan pada ginjal, sehingga berperan dalam progresi PGK. Finerenone berfungsi menghentikan stimulasi tersebut untuk memperlambat, bahkan mencegah peradangan atau inflamasi, serta fibrosis yang bisa memperparah dan merusak ginjal.
Data penelitian Bayer menunjukkan adanya penurunan albumin secara lebih cepat setelah empat bulan mendapatkan terapi menggunakan Finerenone. Hasilnya pun berdampak jangka panjang pada ginjal.
Efek terapi Finerenone pada ginjal terutama dimediasi oleh penurunan rasio albumin-kreatinin urin (urine albumin-to-creatinine/UACR) lebih dini pada pasien dengan PGK dan Diabetes tipe 2. Dengan adanya manfaat ini, tak hanya sebagai pasien, tetapi keluarga juga diuntungkan.
“Penurunan UACR yang terjadi saat melakukan terapi dengan Finerenone memberikan dampak adanya penurunan risiko perkembangan CKD, di mana risiko pada ginjal yaitu termasuk gagal ginjal, penurunan perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) sebesar 57 persen atau lebih dari awal, atau kematian akibat penyakit ginjal," jelas Dr. Dwi.
Menurut Dr. Dwi, selain pengobatan, penting untuk dilakukan deteksi dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. Sehingga, pengobatan dapat memberikan manfaat lebih maksimal bagi pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)