FITNESS & HEALTH
Baby Blues dan Depresi Postpartum, Ini 5 Perbedaannya
MetroTV
Rabu 15 Maret 2023 / 11:55
Jakarta: Seorang wanita yang baru saja melahirkan tidak jarang mengalami masalah mental. Terutama pada ibu yang baru melahirkan anak pertamanya. Gangguan ini disebut baby blues syndrome dan postpartum depression. Dua kondisi berbeda yang memiliki gejala serupa.
Baby blues syndrome adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh perubahan hormon secara tiba-tiba. Masalah ini dapat terjadi akibat dari kombinasi antara stres, kekurangan tidur, dan kelelahan.
Kondisi emosional ibu baru yang mengalami baby blues cenderung rapuh hingga kerap menangis tiba-tiba, merasa cemas berlebih, terharu, maupun mudah tersinggung. Mereka juga menjadi sangat khawatir dengan kesehatan sang bayi.
Biasanya, sindrom ini berlangsung selama kurun waktu 3-14 hari setelah melahirkan. Jika hal tersebut terjadi selama lebih dari waktu yang disebutkan, Ibu dikhawatirkan mengalami postpartum depression atau postpartum distress syndrome.
Depresi postpartum terbilang kondisi lanjutan dari baby blues syndrome karena sudah menunjukkan gangguan kejiwaan atau afeksi berupa depresi. Ibu yang menderita gangguan tersebut disarankan segera berkonsultasi dengan dokter.
Sayangnya, hingga saat ini masih banyak yang keliru dengan pengertian baby blues dan depresi postpartum. Beberapa orang mengira keduanya adalah gangguan yang sama. Medcom.id telah merangkum perbedaan antara baby blues dan postpartum depression. Dilansir dari Halodoc, berikut perbedaannya:
Postpartum depression memiliki gejala nyaris sama, namun perubahan emosi yang dirasakan lebih parah. Ibu yang mengalami gangguan ini bisa sampai kehilangan kemampuan untuk mengasuh anaknya atau melakukan kegiatan sehari-hari.
Selain itu, depresi postpartum juga membuat ibu merasa malu, bersalah, dan tidak percaya diri. Mereka tidak bisa merasa bahagia atas kelahiran bayinya. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Sementara postpartum depression lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor psikososial. Misalnya, stres berlebih yang dialami ibu karena perubahan hormon, situasi kehidupan yang sulit, dan masalah pernikahan.
Sedangkan wanita yang mengalami postpartum depression umumnya mengalami gejala-gejala depresi klinis. Penderitanya cenderung merasa harga dirinya rendah dan tidak mampu menjadi ibu yang baik. Rasa lelah terus-menerus yang dirasakan juga membuat ibu memilih untuk tidur dan mengabaikan bayinya.
(Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(WAN)
Baby blues syndrome adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh perubahan hormon secara tiba-tiba. Masalah ini dapat terjadi akibat dari kombinasi antara stres, kekurangan tidur, dan kelelahan.
Kondisi emosional ibu baru yang mengalami baby blues cenderung rapuh hingga kerap menangis tiba-tiba, merasa cemas berlebih, terharu, maupun mudah tersinggung. Mereka juga menjadi sangat khawatir dengan kesehatan sang bayi.
Baca: Bunda Diserang Baby Blues Usai Melahirkan? Kenali Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi |
Biasanya, sindrom ini berlangsung selama kurun waktu 3-14 hari setelah melahirkan. Jika hal tersebut terjadi selama lebih dari waktu yang disebutkan, Ibu dikhawatirkan mengalami postpartum depression atau postpartum distress syndrome.
Depresi postpartum terbilang kondisi lanjutan dari baby blues syndrome karena sudah menunjukkan gangguan kejiwaan atau afeksi berupa depresi. Ibu yang menderita gangguan tersebut disarankan segera berkonsultasi dengan dokter.
Sayangnya, hingga saat ini masih banyak yang keliru dengan pengertian baby blues dan depresi postpartum. Beberapa orang mengira keduanya adalah gangguan yang sama. Medcom.id telah merangkum perbedaan antara baby blues dan postpartum depression. Dilansir dari Halodoc, berikut perbedaannya:
Gejala
Baby blues biasanya ditandai dengan naik turunnya emosi sang ibu setelah melahirkan. Hal ini akan menyebabkan mereka menjadi mudah sedih, lupa, lebih sensitif, dan stres ketika mengurus bayinya.Postpartum depression memiliki gejala nyaris sama, namun perubahan emosi yang dirasakan lebih parah. Ibu yang mengalami gangguan ini bisa sampai kehilangan kemampuan untuk mengasuh anaknya atau melakukan kegiatan sehari-hari.
Selain itu, depresi postpartum juga membuat ibu merasa malu, bersalah, dan tidak percaya diri. Mereka tidak bisa merasa bahagia atas kelahiran bayinya. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Durasi Gejala
Baby blues syndrome biasanya dialami beberapa hari sampai dua minggu setelah melahirkan. Sebaliknya, gejala postpartum depression dialami paling sebentar 1 bulan. Gejala tersebut juga dapat bertahan hingga 1 tahun setelah persalinan.Awal Kemunculan Gejala
Gejala baby blues biasanya muncul 2 sampai 3 hari setelah melahirkan. Sedangkan gejala postpartum depression baru muncul pada bulan kedua atau ketiga setelah melahirkan.Penyebab
Perubahan fisiologis yang dialami oleh ibu setelah melahirkan serta faktor-faktor psikologis menjadi penyebab terjadinya baby blues syndrome.Sementara postpartum depression lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor psikososial. Misalnya, stres berlebih yang dialami ibu karena perubahan hormon, situasi kehidupan yang sulit, dan masalah pernikahan.
Tingkat Keparahan
Baby blues dapat dikatakan sebagai gangguan yang lebih ringan dari depresi postpartum. Ini karena wanita yang mengalami baby blues tidak sampai kehilangan kemampuan untuk mengurus diri dan bayinya.Sedangkan wanita yang mengalami postpartum depression umumnya mengalami gejala-gejala depresi klinis. Penderitanya cenderung merasa harga dirinya rendah dan tidak mampu menjadi ibu yang baik. Rasa lelah terus-menerus yang dirasakan juga membuat ibu memilih untuk tidur dan mengabaikan bayinya.
(Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)