Jakarta: Dalam era digital saat ini, layar seperti smartphone, tablet, dan TV telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja. Namun, di balik kemudahan dan hiburan yang ditawarkan, ada risiko tersembunyi berupa kecanduan gadget yang bisa memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan sosial mereka.
Para ahli seperti Kellyn Smythe, MS, direktur penerimaan di Pacific Quest menekankan bahwa kecanduan gadget bukan hanya tentang jumlah screen time yang dihabiskan, tapi juga tentang bagaimana gadget mengubah perilaku dan emosi anak.
Disadur dari Parents, berikut adalah tujuh tanda utama yang perlu diperhatikan, baik untuk remaja maupun anak-anak yang lebih muda, agar orang tua bisa bertindak tepat waktu dan mendukung kesehatan anak secara keseluruhan:
Anak lebih memilih bermain game atau scroll media sosial daripada bertemu teman secara langsung atau ikut acara keluarga.
Jika anak marah besar atau tantrum ketika dibatasi screen time-nya, itu tanda kecanduan. Contohnya, remaja yang biasanya tenang tiba-tiba berteriak atau membanting pintu saat diminta mereka matikan gadget.
Anak menggunakan gadget untuk menenangkan diri saat stres, seperti main game saat makan malam keluarga ini hal normal sesekali, tapi jika jadi kebiasaan, itu tanda masalah. Misalnya, remaja yang merasa cemas di pesta keluarga langsung ambil ponsel untuk cek Instagram, bukan bicara dengan orang lain.
Anak yang kecanduan gadget mungkin bolos sekolah karena terlalu asyik di layar semalaman, atau karena kurang tidur akibat scroll media sosial. Hal ini bisa berdampak buruk pada prestasi belajar dan rutinitas harian mereka.
Kecanduan gadget bisa membuat anak merasa cemas jika tidak bisa akses gadget, atau depresi karena kurang interaksi nyata. Misalnya, remaja yang dulu ceria sekarang sering murung atau khawatir tentang apa yang terjadi di media sosial.
Anak mungkin naik atau turun berat badan karena kurang gerak, atau kurang sehat secara umum. Contohnya, remaja yang dulu aktif olahraga sekarang jarang keluar rumah, lebih suka rebahan sambil nonton TV.
Seperti menghadiri dansa sekolah, menginap bersama, liburan keluarga, dan kencan. Mereka skip acara penting seperti pesta ulang tahun atau kencan karena lebih suka di rumah dengan gadget. Menunjukkan bahwa gagdet sudah menggantikan pengalaman sosial yang seharusnya membangun kepercayaan diri.
Untuk anak-anak yang lebih muda, orang tua mungkin juga memperhatikan kecanduan yang intens terhadap gadget, kehilangan minat pada aktivitas lain, frustrasi saat tidak bisa menggunakan gadget, dan kesulitan menghentikan mereka dari penggunaan gadget. Selain itu, jumlah waktu layar yang diinginkan anak mungkin terus meningkat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Para ahli seperti Kellyn Smythe, MS, direktur penerimaan di Pacific Quest menekankan bahwa kecanduan gadget bukan hanya tentang jumlah screen time yang dihabiskan, tapi juga tentang bagaimana gadget mengubah perilaku dan emosi anak.
Disadur dari Parents, berikut adalah tujuh tanda utama yang perlu diperhatikan, baik untuk remaja maupun anak-anak yang lebih muda, agar orang tua bisa bertindak tepat waktu dan mendukung kesehatan anak secara keseluruhan:
1. Sering menghindari pengalaman tatap muka
Anak lebih memilih bermain game atau scroll media sosial daripada bertemu teman secara langsung atau ikut acara keluarga.
2. Menunjukkan kemarahan atau ledakan emosi seputar batasan waktu layar
Jika anak marah besar atau tantrum ketika dibatasi screen time-nya, itu tanda kecanduan. Contohnya, remaja yang biasanya tenang tiba-tiba berteriak atau membanting pintu saat diminta mereka matikan gadget.
3. Mencoba atau menggunakan layar sebagai alat regulasi emosi
Anak menggunakan gadget untuk menenangkan diri saat stres, seperti main game saat makan malam keluarga ini hal normal sesekali, tapi jika jadi kebiasaan, itu tanda masalah. Misalnya, remaja yang merasa cemas di pesta keluarga langsung ambil ponsel untuk cek Instagram, bukan bicara dengan orang lain.
4. Absen sekolah
Anak yang kecanduan gadget mungkin bolos sekolah karena terlalu asyik di layar semalaman, atau karena kurang tidur akibat scroll media sosial. Hal ini bisa berdampak buruk pada prestasi belajar dan rutinitas harian mereka.
5. Menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau depresi
Kecanduan gadget bisa membuat anak merasa cemas jika tidak bisa akses gadget, atau depresi karena kurang interaksi nyata. Misalnya, remaja yang dulu ceria sekarang sering murung atau khawatir tentang apa yang terjadi di media sosial.
6. Mengalami perubahan berat badan, kesejahteraan, atau aktivitas
Anak mungkin naik atau turun berat badan karena kurang gerak, atau kurang sehat secara umum. Contohnya, remaja yang dulu aktif olahraga sekarang jarang keluar rumah, lebih suka rebahan sambil nonton TV.
7. Menghindari tonggak sosial biasa
Seperti menghadiri dansa sekolah, menginap bersama, liburan keluarga, dan kencan. Mereka skip acara penting seperti pesta ulang tahun atau kencan karena lebih suka di rumah dengan gadget. Menunjukkan bahwa gagdet sudah menggantikan pengalaman sosial yang seharusnya membangun kepercayaan diri.
Untuk anak-anak yang lebih muda, orang tua mungkin juga memperhatikan kecanduan yang intens terhadap gadget, kehilangan minat pada aktivitas lain, frustrasi saat tidak bisa menggunakan gadget, dan kesulitan menghentikan mereka dari penggunaan gadget. Selain itu, jumlah waktu layar yang diinginkan anak mungkin terus meningkat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)