FAMILY
Selain Depresi dan KDRT, Norma Risma juga jadi Korban Playing Victim
Medcom
Jumat 30 Desember 2022 / 17:29
Jakarta: Norma Risma, wanita yang menjadi korban perselingkuhan antara suami dengan ibu kandungnya sendiri akui bahwa ia sudah tahu perselingkuhan ini terjadi sejak sebelum menikah. Namun sangat disayangkan, Rozy Zay Hakiki (mantan suami) dan Ibu kandungnya tak mau mengakui kesalahan.
Fakta itu diungkapkan oleh Risma saat menjadi bintang tamu di Podcast Denny Sumargo. Risma juga menganggap Rozy melakukan playing victim terhadapnya agar permintaan maafnya diterima oleh mantan istrinya.
"Nah, dia tuh (Rozy) menurut aku tipe orang yang playing victim gitu kak, manipulatif. Jadi waktu itu kan aku marah gak terima, dia tuh kaya sakit gitu, batuk, terus napasnya sesak segala macam," kata Risma.
Selain itu Rozy selalu menerapkan satu pola manipulasi di setiap kesalahannya dengan mengungkapkan bahwa ia sangat mencintai Risma dan tak ingin pisah dengannya. Kita cari tahu yuk, tentang playing victim!
Manipulasi dapat terjadi dalam hubungan dekat atau kasual, tetapi lebih sering terjadi dalam hubungan yang terjalin erat. Di satu sisi, setiap orang dapat memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tetapi manipulasi didefinisikan sebagai upaya apa pun untuk memengaruhi emosi seseorang agar mereka bertindak atau merasa dengan cara tertentu.
Sedangkan playing victim adalah cara yang dilakukan seseorang yang melakukan kesalahan dan ingin menghindari hal tersebut adalah dengan melimpahkannya pada orang lain dan memposisikan dirinya sebagai korban.
Risma membeberkan bahwa mantan suaminya pernah melakukan KDRT dan mengalami playing victim dengan mengatakan, "maaf ya, maaf ya, nggak sengaja, itu bukan aku (Rozy usai mencekik risma)," beber risma.
Secara psikologis pengkhianatan bisa menjadi pemicu luka batin yang sangat mendalam. Ini disebabkan karena di dalamnya ada marah, sakit hati, kecewa, dendam, benci, dan lain-lain.
Semua emosi negatif bisa dimunculkan. Namun, di sisi lain ada perasaan cinta dan sayang karena sang laki-laki adalah pasangan. Kondisi ini yang menjadi pemicu konflik batin yang dapat memperparah kondisi psikologis seseorang.
Norma Risma mengaku bahwa ada perubahan mental yang dialaminya, "Terus aku beberapa hari tuh kak nggak masuk kerja, selama satu minggu sejak kejadian aku nggak makan nasi sama sekali, cuma minum air putih aja— aku juga gak bisa tidur, jadi tidur tuh mata emang merem tapi aku tuh gelisah. Terus sejak ada KDRT itu aku ngerasa gak aman di rumah."
Sebagai psikolog, dr. Efnie Indrianie memberikan statementnya. Menurut dr. Efnie, pengkhianatan bisa menjadi pemicu depresi pada seseorang.
"Apalagi dalam hal ini ia merasa bahwa suami adalah figur pelindung dan tempat menyandarkan harapan. Ketika figur itu mengkhianati atau hilang, maka kondisi mental seseorang akan mengalami krisis," pungkasnya.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Fakta itu diungkapkan oleh Risma saat menjadi bintang tamu di Podcast Denny Sumargo. Risma juga menganggap Rozy melakukan playing victim terhadapnya agar permintaan maafnya diterima oleh mantan istrinya.
"Nah, dia tuh (Rozy) menurut aku tipe orang yang playing victim gitu kak, manipulatif. Jadi waktu itu kan aku marah gak terima, dia tuh kaya sakit gitu, batuk, terus napasnya sesak segala macam," kata Risma.
Selain itu Rozy selalu menerapkan satu pola manipulasi di setiap kesalahannya dengan mengungkapkan bahwa ia sangat mencintai Risma dan tak ingin pisah dengannya. Kita cari tahu yuk, tentang playing victim!
Pahami apa itu manipulasi dan playing victim
Manipulasi dapat terjadi dalam hubungan dekat atau kasual, tetapi lebih sering terjadi dalam hubungan yang terjalin erat. Di satu sisi, setiap orang dapat memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tetapi manipulasi didefinisikan sebagai upaya apa pun untuk memengaruhi emosi seseorang agar mereka bertindak atau merasa dengan cara tertentu.
Sedangkan playing victim adalah cara yang dilakukan seseorang yang melakukan kesalahan dan ingin menghindari hal tersebut adalah dengan melimpahkannya pada orang lain dan memposisikan dirinya sebagai korban.
Risma membeberkan bahwa mantan suaminya pernah melakukan KDRT dan mengalami playing victim dengan mengatakan, "maaf ya, maaf ya, nggak sengaja, itu bukan aku (Rozy usai mencekik risma)," beber risma.
Adakah dampak dari hal tersebut?
Secara psikologis pengkhianatan bisa menjadi pemicu luka batin yang sangat mendalam. Ini disebabkan karena di dalamnya ada marah, sakit hati, kecewa, dendam, benci, dan lain-lain.
Semua emosi negatif bisa dimunculkan. Namun, di sisi lain ada perasaan cinta dan sayang karena sang laki-laki adalah pasangan. Kondisi ini yang menjadi pemicu konflik batin yang dapat memperparah kondisi psikologis seseorang.
Norma Risma mengaku bahwa ada perubahan mental yang dialaminya, "Terus aku beberapa hari tuh kak nggak masuk kerja, selama satu minggu sejak kejadian aku nggak makan nasi sama sekali, cuma minum air putih aja— aku juga gak bisa tidur, jadi tidur tuh mata emang merem tapi aku tuh gelisah. Terus sejak ada KDRT itu aku ngerasa gak aman di rumah."
Sebagai psikolog, dr. Efnie Indrianie memberikan statementnya. Menurut dr. Efnie, pengkhianatan bisa menjadi pemicu depresi pada seseorang.
"Apalagi dalam hal ini ia merasa bahwa suami adalah figur pelindung dan tempat menyandarkan harapan. Ketika figur itu mengkhianati atau hilang, maka kondisi mental seseorang akan mengalami krisis," pungkasnya.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)