FAMILY
Ini yang Disesalkan Psikolog jika Ada Pasutri Bercerai
A. Firdaus
Jumat 24 Januari 2025 / 13:15
Jakarta: Pasangan suami istri (Pasutri) yang ingin bercerai kerap mengambil langkah tersebut saat keduanya sedang emosional. Padahal bercerai diputuskan secara matang-matang, bukan lantaran dalam kondisi yang sedang emosional.
Hal itu menjadi perhatian Psikolog Nirmala Ika. Ia menyarankan Pasutri tidak membuat keputusan untuk bercerai dalam keadaan emosional, tetapi memikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk berpisah.
"Intinya adalah jangan mengambil sebuah keputusan emosional, ketika pun memang itu kita tahu misalnya ada masalah yang sudah tidak bisa diperbaiki dan ini perceraian adalah yang terbaik," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu melansir Antara.
Nirmala menyampaikan, keputusan bercerai yang diambil dalam keadaan emosional atau secara sepihak bisa menimbulkan berbagai masalah. Termasuk stres dan depresi pada mantan pasangan.
Baca juga: 9 Dampak Negatif Perceraian Orang Tua terhadap Anak
Oleh karena itu, pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind itu menyarankan pasangan suami istri memikirkan secara matang konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi oleh kedua pihak, sebelum memutuskan untuk bercerai.
Menurut Nirmala, bila perlu pasangan yang ingin bercerai terlebih dulu berkonsultasi dengan profesional untuk membahas masalah pernikahan mereka, dan membuat keputusan terbaik bagi mereka berdua.
Pasangan yang membuat keputusan cerai setelah memikirkannya secara matang akan lebih mudah memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga. Pun begitu, harapannya keluarga lebih mudah menerima keputusan mereka.
"Kalau dia sudah berani memutuskan bahwa bercerai itu yang terbaik berarti kan dia sudah mempertimbangkan semua faktor itu. Nah, ketika akhirnya kita harus mengumumkan, yang harus kita ingatkan lagi adalah, ini memang sudah keputusan terbaik buat kita, kita sudah tidak bisa," Nirmala menjelaskan.
Menurut dia, anggota keluarga yang lain bisa menjembatani komunikasi pasangan yang hendak bercerai dan keluarga mereka untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul, kalau mereka berbicara atau bertindak secara emosional saat membahas perceraian.
Selain itu, Nirmala menyarankan pasangan secara jujur menyampaikan masalah pernikahan dan mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan mengenai alasan perceraian ketika memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga.
"Baiknya jujur, dengan jujur kan keluarga juga harapannya lebih bantu memahami ya. Tapi, kalau memang kejujuran itu sulit, kita bisa bilang alasan lain, misalnya yang lebih mudah diterima," katanya.
Nirmala mengemukakan pentingnya pasangan yang hendak bercerai sejak awal menghindari tindakan emosional. Tujuannya jelas, agar bisa menjalani proses perceraian dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hal itu menjadi perhatian Psikolog Nirmala Ika. Ia menyarankan Pasutri tidak membuat keputusan untuk bercerai dalam keadaan emosional, tetapi memikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk berpisah.
"Intinya adalah jangan mengambil sebuah keputusan emosional, ketika pun memang itu kita tahu misalnya ada masalah yang sudah tidak bisa diperbaiki dan ini perceraian adalah yang terbaik," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu melansir Antara.
Nirmala menyampaikan, keputusan bercerai yang diambil dalam keadaan emosional atau secara sepihak bisa menimbulkan berbagai masalah. Termasuk stres dan depresi pada mantan pasangan.
Baca juga: 9 Dampak Negatif Perceraian Orang Tua terhadap Anak
Oleh karena itu, pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind itu menyarankan pasangan suami istri memikirkan secara matang konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi oleh kedua pihak, sebelum memutuskan untuk bercerai.
Menurut Nirmala, bila perlu pasangan yang ingin bercerai terlebih dulu berkonsultasi dengan profesional untuk membahas masalah pernikahan mereka, dan membuat keputusan terbaik bagi mereka berdua.
Pasangan yang membuat keputusan cerai setelah memikirkannya secara matang akan lebih mudah memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga. Pun begitu, harapannya keluarga lebih mudah menerima keputusan mereka.
"Kalau dia sudah berani memutuskan bahwa bercerai itu yang terbaik berarti kan dia sudah mempertimbangkan semua faktor itu. Nah, ketika akhirnya kita harus mengumumkan, yang harus kita ingatkan lagi adalah, ini memang sudah keputusan terbaik buat kita, kita sudah tidak bisa," Nirmala menjelaskan.
Menurut dia, anggota keluarga yang lain bisa menjembatani komunikasi pasangan yang hendak bercerai dan keluarga mereka untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul, kalau mereka berbicara atau bertindak secara emosional saat membahas perceraian.
Selain itu, Nirmala menyarankan pasangan secara jujur menyampaikan masalah pernikahan dan mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan mengenai alasan perceraian ketika memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga.
"Baiknya jujur, dengan jujur kan keluarga juga harapannya lebih bantu memahami ya. Tapi, kalau memang kejujuran itu sulit, kita bisa bilang alasan lain, misalnya yang lebih mudah diterima," katanya.
Nirmala mengemukakan pentingnya pasangan yang hendak bercerai sejak awal menghindari tindakan emosional. Tujuannya jelas, agar bisa menjalani proses perceraian dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)