FAMILY
Apakah Bayi Boleh Diberi Jus, Air, atau Obat Pencahar Saat Sembelit?
Yatin Suleha
Rabu 22 Oktober 2025 / 11:06
Jakarta: American Academy of Pediatrics memang merekomendasikan untuk tidak memberikan jus kepada bayi di bawah 12 bulan, tetapi sedikit jus prune, apel, atau pir selain pemberian makan biasa boleh diberikan untuk membantu meredakan sembelit.
Buah-buahan ini mengandung sorbitol, pemanis yang berfungsi seperti pencahar. Jus ini bisa membantu melembutkan tinja, tetapi berikan secukupnya untuk menghindari masalah lain seperti diare.
Dilansir dari BabyCenter, jika bayi berusia 4 bulan atau lebih, berikan 60 ml hingga 120 ml jus per hari, tetapi tidak lebih dari 1 atau 2 minggu. Jika bayi berusia antara 1 hingga 4 bulan, konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan jus kepada bayi.
Selain itu, berikan air kepada bayi setelah mereka mulai makan makanan padat. Untuk bayi berusia 6 hingga 12 bulan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan memberikan 120 ml hingga 180 ml air per hari.
Air membantu mencegah dehidrasi dan membuat tinja lebih lembut, tetapi jangan berlebihan agar tidak mengganggu asupan nutrisi dari ASI atau susu formula.
.jpg)
(Jangan memberi obat sembarangan pada si kecil. Konsultasikan pada dokter anak terlebih dahulu. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Jangan pernah memberikan obat pencahar yang dijual bebas kepada bayi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia layanan kesehatan mereka.
Obat pencahar yang dijual bebas bisa berbahaya jika diberikan tanpa saran dokter karena tubuh bayi masih berkembang dan rentan terhadap efek samping, seperti diare atau iritasi usus.
Dokter anak mungkin merekomendasikan salah satu jenis obat pencahar, yaitu pelumas tinja menarik air ke dalam tinja, sehingga lebih nyaman bagi bayi untuk buang air besar.
Obat ini bekerja dengan cara alami dengan menambah kelembapan pada tinja, membuat proses buang air besar lebih lancar tanpa menimbulkan rasa sakit, tetapi harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk menghindari masalah seperti ketergantungan atau gangguan elektrolit.
Supositoria gliserin juga dapat meredakan sembelit parah dengan merangsang rektum bayi yang membantu mengeluarkan tinja yang tersumbat dengan cepat.
Menggunakan supositoria sesekali boleh saja untuk kasus darurat, tetapi jangan melakukannya secara rutin karena bayi bisa jadi tergantung pada supositoria untuk buang air besar yang berarti tubuh bayi mungkin tidak belajar berfungsi sendiri dan bisa menimbulkan masalah jangka panjang seperti sembelit kronis.
Obat-obatan ini sebaiknya menjadi pilihan terakhir karena metode alami seperti perubahan makanan sering kali cukup efektif, misalnya dengan menambah asupan buah-buahan tinggi serat atau air yang lebih aman dan membantu memperbaiki pola pencernaan bayi secara bertahap tanpa risiko efek samping.
Selain itu, selalu pantau reaksi bayi setelah menggunakan obat apa pun, dan ingat bahwa pencegahan melalui pola makan seimbang bisa mengurangi kebutuhan akan pengobatan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Buah-buahan ini mengandung sorbitol, pemanis yang berfungsi seperti pencahar. Jus ini bisa membantu melembutkan tinja, tetapi berikan secukupnya untuk menghindari masalah lain seperti diare.
Dilansir dari BabyCenter, jika bayi berusia 4 bulan atau lebih, berikan 60 ml hingga 120 ml jus per hari, tetapi tidak lebih dari 1 atau 2 minggu. Jika bayi berusia antara 1 hingga 4 bulan, konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan jus kepada bayi.
Baca Juga :
Memperkenalkan Alat Makan Kepada Bayi
Selain itu, berikan air kepada bayi setelah mereka mulai makan makanan padat. Untuk bayi berusia 6 hingga 12 bulan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan memberikan 120 ml hingga 180 ml air per hari.
Air membantu mencegah dehidrasi dan membuat tinja lebih lembut, tetapi jangan berlebihan agar tidak mengganggu asupan nutrisi dari ASI atau susu formula.
Bagaimana dengan obat pencahar?
.jpg)
(Jangan memberi obat sembarangan pada si kecil. Konsultasikan pada dokter anak terlebih dahulu. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Jangan pernah memberikan obat pencahar yang dijual bebas kepada bayi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia layanan kesehatan mereka.
Obat pencahar yang dijual bebas bisa berbahaya jika diberikan tanpa saran dokter karena tubuh bayi masih berkembang dan rentan terhadap efek samping, seperti diare atau iritasi usus.
Dokter anak mungkin merekomendasikan salah satu jenis obat pencahar, yaitu pelumas tinja menarik air ke dalam tinja, sehingga lebih nyaman bagi bayi untuk buang air besar.
Obat ini bekerja dengan cara alami dengan menambah kelembapan pada tinja, membuat proses buang air besar lebih lancar tanpa menimbulkan rasa sakit, tetapi harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk menghindari masalah seperti ketergantungan atau gangguan elektrolit.
Supositoria gliserin juga dapat meredakan sembelit parah dengan merangsang rektum bayi yang membantu mengeluarkan tinja yang tersumbat dengan cepat.
Menggunakan supositoria sesekali boleh saja untuk kasus darurat, tetapi jangan melakukannya secara rutin karena bayi bisa jadi tergantung pada supositoria untuk buang air besar yang berarti tubuh bayi mungkin tidak belajar berfungsi sendiri dan bisa menimbulkan masalah jangka panjang seperti sembelit kronis.
Baca Juga :
Kapan Bayi Bisa Mulai Pakai Garpu dan Sendok?
Obat-obatan ini sebaiknya menjadi pilihan terakhir karena metode alami seperti perubahan makanan sering kali cukup efektif, misalnya dengan menambah asupan buah-buahan tinggi serat atau air yang lebih aman dan membantu memperbaiki pola pencernaan bayi secara bertahap tanpa risiko efek samping.
Selain itu, selalu pantau reaksi bayi setelah menggunakan obat apa pun, dan ingat bahwa pencegahan melalui pola makan seimbang bisa mengurangi kebutuhan akan pengobatan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)