FAMILY

Ini 8 Tanda Kapan Seharusnya Moms Membatasi Penggunaan Gadget pada Anak

A. Firdaus
Sabtu 13 Desember 2025 / 14:14
Jakarta: Ketika orang tua mulai menyadari bahwa anak mungkin kecanduan gadget, langkah pertama yang sering diambil adalah membatasi waktu penggunaan perangkat seperti smartphone atau tablet.

Namun, proses ini tidak selalu berjalan lancar karena anak-anak dan remaja yang terbiasa dengan stimulasi digital bisa mengalami apa yang disebut 'penarikan gadget', sebuah fase yang mirip dengan gejala yang dialami orang yang berhenti menggunakan zat adiktif.

Penarikan ini terjadi karena otak mereka sudah terbiasa dengan lonjakan dopamin dari media sosial, game, atau video, sehingga ketika gadget dibatasi, mereka bisa merasa gelisah, cemas, atau bahkan marah.
Dilansir dari Parents, berikut adalah gejala penarikan yang umum, termasuk fenomena unik seperti 'sindrom ponsel hantu' pada remaja, serta bagaimana fase ini bisa berujung pada penyembuhan yang membawa manfaat jangka panjang bagi kesehatan mental, fisik, dan emosional anak.
 

1. Kecemasan


Anak mungkin merasa khawatir berlebihan tanpa alasan jelas, seperti takut ketinggalan informasi penting atau peristiwa di media sosial.
 

2. Gelisah


Mereka sulit duduk tenang dan terus bergerak, seperti mondar-mandir atau gelisah di tempat duduk.
 

3. Bosan


Tanpa gadget, segala sesuatu terasa membosankan, meski aktivitas seperti baca buku atau main di luar. Hal ini terjadi karena gadget memberikan hiburan instan, sehingga dunia nyata terasa kurang menarik dan anak perlu waktu untuk menyesuaikan diri.
 

4. Takut ketinggalan


Anak khawatir miss update penting, seperti berita, chat grup, atau postingan teman. Contohnya, remaja yang merasa harus selalu online untuk tidak ketinggalan gosip sekolah atau tren di TikTok, sehingga merasa terisolasi saat gadget dibatasi.
 

5. Pikiran terus-menerus untuk memeriksa akun atau gadget


Mereka sering memikirkan gadget, bahkan saat tidur, makan, atau sekolah. Misalnya, anak yang terus ingat untuk cek ponsel meski tahu tidak boleh karena kebiasaan ini sudah mendarah daging.
 

6. Perubahan mood


Suasana hati naik-turun drastis, dari bahagia ke sedih dalam sekejap mata. Contohnya, remaja yang tadinya senang tiba-tiba marah atau sedih karena tidak bisa scroll Instagram.
 

7. Mudah marah


Reaksi emosi berlebihan terhadap hal kecil, seperti marah jika diminta bantu tugas rumah. Terjadi karena kurangnya stimulasi gadget membuat mereka lebih sensitif dan mudah tersinggung, mirip dengan orang yang sedang sakau.
 

8. Gejala fisik, seperti kesulitan tidur atau sakit kepala


Tubuh bereaksi dengan masalah tidur, seperti susah tidur atau bangun malam atau sakit kepala karena perubahan rutinitas. Misalnya, anak yang biasa nonton TV sebelum tidur sekarang sulit tidur tanpa cahaya biru gadget, atau merasa pusing karena kurang stimulasi.

Selain itu, fenomena 'sindrom ponsel hantu' adalah ketika remaja secara otomatis cek saku untuk ponsel yang tidak ada, seperti kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan dan menunjukkan betapa dalamnya kecanduan mereka.

Namun, Kellyn Smythe, MS, direktur penerimaan di Pacific Quest menekankan bahwa penarikan ini biasanya singkat, yaitu beberapa hari hingga seminggu dan diikuti oleh manfaat positif seperti tidur lebih baik, energi lebih tinggi, kreativitas meningkat, serta keterlibatan sosial yang lebih sehat.

Untuk membantu anak melalui fase ini, berikan dukungan emosional, tawarkan aktivitas alternatif seperti olahraga atau hobi, dan jaga komunikasi terbuka.

Jika gejala parah atau berlangsung lama, konsultasikan dengan ahli kesehatan mental untuk bantuan profesional.

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH