FAMILY
Apakah Perubahan Cairan Vagina Bisa Menjadi Tanda Awal Kehamilan?
A. Firdaus
Jumat 12 September 2025 / 21:51
Jakarta: Perubahan pada cairan vagina biasanya bukan merupakan tanda awal kehamilan. Meskipun banyak wanita mengalami peningkatan jumlah keputihan selama masa kehamilan.
Gejala ini jarang muncul dalam beberapa minggu pertama setelah pembuahan. Pada tahap awal kehamilan, tubuh memang mulai mengalami berbagai perubahan hormonal. Namun, perubahan cairan vagina yang signifikan biasanya baru terasa setelah kehamilan sudah berjalan beberapa waktu.
Jika ada kecurigaan kehamilan, cara yang paling akurat untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes kehamilan pada waktu yang tepat. Yaitu saat menstruasi terlambat atau tidak datang sesuai jadwal. Tes kehamilan ini dapat memberikan hasil yang lebih pasti dibandingkan hanya mengandalkan perubahan cairan vagina.
Baca juga: 6 Tanda Kamu Harus ke Dokter atau Bidan jika Mengalami Keputihan saat Hamil
Sumbat lendir adalah sekresi kental yang berasal dari leher rahim (serviks) dan berfungsi sebagai penghalang pelindung selama kehamilan. Sumbat ini menutup kanal serviks dan membantu melindungi rahim dari infeksi dengan mencegah masuknya bakteri atau kotoran dari luar.
Sumbat lendir biasanya tetap berada di tempatnya selama sebagian besar kehamilan. Namun, saat mendekati waktu persalinan, leher rahim mulai menipis dan membuka (effacement dan dilatasi).
Pada saat ini, sumbat lendir bisa keluar dari vagina. Kehilangan sumbat lendir sering dianggap sebagai tanda awal persalinan, meskipun tidak selalu berarti persalinan akan segera terjadi.
Kehilangan sumbat lendir dapat terlihat dalam beberapa bentuk, seperti peningkatan jumlah cairan vagina selama beberapa hari, gumpalan lendir yang kental dengan warna bening, kemerahan, kecokelatan, dan bercampur sedikit darah. Cairan yang bercampur darah ini dikenal dengan istilah 'bloody show' dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan proses persalinan.
Keputihan normal biasanya keluar dalam jumlah kecil dan tidak berlangsung terus-menerus. Sebaliknya, cairan ketuban akan bocor secara terus-menerus setelah air ketuban pecah.
Penting untuk mengenali perbedaan antara keputihan biasa dan cairan ketuban agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Ciri-ciri cairan ketuban, meliputi:
- Warna bening atau sedikit kekuningan.
- Tekstur yang encer dan cair.
- Bau yang tidak berbau atau hanya sedikit berbau manis.
Cairan ketuban dapat keluar dalam bentuk tetesan kecil, bocoran yang terus-menerus, atau aliran besar yang tiba-tiba dan dramatis. Setelah air ketuban pecah, cairan ini akan terus keluar hingga proses persalinan berlangsung.
Jika ada kecurigaan bahwa air ketuban telah pecah, sangat penting untuk segera menghubungi tenaga medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Hal ini terutama penting jika kehamilan masih kurang dari 34 minggu, karena dalam kondisi tersebut mungkin diperlukan penanganan khusus, seperti pemberian steroid dan obat-obatan lain.
Tujuannya adalah untuk menunda persalinan, mempercepat perkembangan paru-paru bayi, dan melindungi bayi dari risiko infeksi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Gejala ini jarang muncul dalam beberapa minggu pertama setelah pembuahan. Pada tahap awal kehamilan, tubuh memang mulai mengalami berbagai perubahan hormonal. Namun, perubahan cairan vagina yang signifikan biasanya baru terasa setelah kehamilan sudah berjalan beberapa waktu.
Jika ada kecurigaan kehamilan, cara yang paling akurat untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes kehamilan pada waktu yang tepat. Yaitu saat menstruasi terlambat atau tidak datang sesuai jadwal. Tes kehamilan ini dapat memberikan hasil yang lebih pasti dibandingkan hanya mengandalkan perubahan cairan vagina.
Baca juga: 6 Tanda Kamu Harus ke Dokter atau Bidan jika Mengalami Keputihan saat Hamil
Perbedaan antara cairan vagina dan sumbat lendir
Sumbat lendir adalah sekresi kental yang berasal dari leher rahim (serviks) dan berfungsi sebagai penghalang pelindung selama kehamilan. Sumbat ini menutup kanal serviks dan membantu melindungi rahim dari infeksi dengan mencegah masuknya bakteri atau kotoran dari luar.
Sumbat lendir biasanya tetap berada di tempatnya selama sebagian besar kehamilan. Namun, saat mendekati waktu persalinan, leher rahim mulai menipis dan membuka (effacement dan dilatasi).
Pada saat ini, sumbat lendir bisa keluar dari vagina. Kehilangan sumbat lendir sering dianggap sebagai tanda awal persalinan, meskipun tidak selalu berarti persalinan akan segera terjadi.
Kehilangan sumbat lendir dapat terlihat dalam beberapa bentuk, seperti peningkatan jumlah cairan vagina selama beberapa hari, gumpalan lendir yang kental dengan warna bening, kemerahan, kecokelatan, dan bercampur sedikit darah. Cairan yang bercampur darah ini dikenal dengan istilah 'bloody show' dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan proses persalinan.
Cara membedakan cairan vagina dengan cairan ketuban
Keputihan normal biasanya keluar dalam jumlah kecil dan tidak berlangsung terus-menerus. Sebaliknya, cairan ketuban akan bocor secara terus-menerus setelah air ketuban pecah.
Penting untuk mengenali perbedaan antara keputihan biasa dan cairan ketuban agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Ciri-ciri cairan ketuban, meliputi:
- Warna bening atau sedikit kekuningan.
- Tekstur yang encer dan cair.
- Bau yang tidak berbau atau hanya sedikit berbau manis.
Cairan ketuban dapat keluar dalam bentuk tetesan kecil, bocoran yang terus-menerus, atau aliran besar yang tiba-tiba dan dramatis. Setelah air ketuban pecah, cairan ini akan terus keluar hingga proses persalinan berlangsung.
Jika ada kecurigaan bahwa air ketuban telah pecah, sangat penting untuk segera menghubungi tenaga medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Hal ini terutama penting jika kehamilan masih kurang dari 34 minggu, karena dalam kondisi tersebut mungkin diperlukan penanganan khusus, seperti pemberian steroid dan obat-obatan lain.
Tujuannya adalah untuk menunda persalinan, mempercepat perkembangan paru-paru bayi, dan melindungi bayi dari risiko infeksi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)