"Tren inflasi tampaknya tidak menjadi masalah bagi pengambil kebijakan. Suku bunga acuan masih akan dipertahankan sampai akhir tahun. Untuk obligasi Pemerintah Indonesia, tim makro DBS bersikap netral memasuki Mei 2021 dan akan masuk kembali setelah tapi dengan catatan ketika imbal hasil 10 tahun mendekati tujuh persen," kata Ekonom DBS Radhika Rao.
Optimistis
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku optimistis konsumsi masyarakat akan terus meningkat pada kuartal II-2021. Keyakinan ini didasarkan pada sejumlah sinyal positif yang akan mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga.
Peningkatan konsumsi ini disebabkan beberapa faktor, seperti kepercayaan diri yang mulai pulih, technical rebound, peningkatan aktivitas masyarakat di masa Ramadan dan Idulfitri, serta pemulihan yang berasal dari dukungan APBN yang berupa stimulus perekonomian.
"Keempat faktor ini akan mendorong kuartal kedua konsumsi 2021 diperkirakan akan mengalami akselerasi yang positif dan signifikan. Ini hal yang akan kita dukung atau kita akan monitor tentu dengan catatan selama covid tetap bisa terjaga," kata dia.

Ia menambahkan Indonesia pada kuartal kedua tahun ini diprediksi akan memasuki zona positif. Menurut dia, pembalikan yang disertai peningkatan kepercayaan dan aktivitas konsumsi, serta efek dari stimulus perekonomian yang mulai meningkat ini akan membantu pemulihan ekonomi nasional.
Sri Mulyani menjelaskan, konsumsi masyarakat merupakan kontributor terbesar di dalam Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai Indeks Keyakinan Konsumen pada Maret 2021 naik ke angka 93,4 dari yang sebelumnya 85,8 pada Februari 2021.
"Ini artinya konsumen di Indonesia memiliki keyakinan yang membaik dan nanti terlihat di dalam beberapa indikator yang mendukungnya," jelas dia.
Lebih lanjut, ia menyebut, peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat pada Maret diperkirakan pada area makanan, minuman, informasi, transportasi, pakaian, rumah tangga, serta kegiatan rekreasi. Namun kenaikan kasus covid-19 masih menjadi tantangan.
"Meskipun begitu, peningkatan kegiatan rekreasi harus tetap dijaga agar tidak mengakibatkan pelonjakan covid-19 yang dilakukan melalui berbagai hal seperti, vaksinasi yang tetap berjalan, dan peningkatan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas dan kegiatan masyarakat," pungkasnya.