\ Selamat Bekerja, Panglima...
Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi saat memberikan pidato usai terpilih sebagai Ketua Umum PSSI Periode 2016--2020 (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi saat memberikan pidato usai terpilih sebagai Ketua Umum PSSI Periode 2016--2020 (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PSSI

Selamat Bekerja, Panglima...

Bola kongres pssi
Achmad Firdaus • 14 November 2016 22:17
ERA BARUpersepakbolaan Indonesia dimulai dengan terpilihnya Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016--2020. Di pundaknya, pecinta sepak bola menggantungkan harapan agar Timnas Indonesia kembali jadi Macan Asia.
 
Edy terpilih sebagai ketua umum PSSI usai mendapatkan dukungan suara terbanyak dalam voting yang dilakukan pada Kongres PSSI di Hotel Mercure, Ancol, 10 November lalu. Edy mendapatkan 76 suara, atau unggul jauh dari saingan utamanya, Jenderal (Purn) Moeldoko yang hanya mendapatkan 23 suara.
 
Sang Jenderal pun sudah ditunggu se-abreg pekerjaan rumah demi tercapainya sepak bola Indonesia yang bersih dan bermartabat. Yang terdekat, ia harus bisa menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi oleh Persebaya 1927.
  Kongres PSSI kemarin telah membuat Bonek -pendukung setia Persebaya- kecewa lantaran agenda pemutihan mereka ditolak oleh mayoritas voters. Walhasil, klub kebanggaan warga Surabaya itu pun belum bisa kembali ke PSSI dan ikut kompetisi.

Baca:Ketum Baru PSSI Berjanji Segera Selesaikan Masalah Persebaya


Keputusan yang akan diambil Edy nanti bisa memberikan gambaran awal bagaimana situasi PSSI ke depannya. Jika mampu memberikan win-win solution, Edy bisa tenang memimpin PSSI. Namun jika tidak, dia harus siap menghadapi "gangguan" dalam perjalanannya memimpin organisasi.
 
Menyusun program kerja yang nyata menjadi agenda wajib lain yang harus dipikirkan dengan matang oleh Edy beserta dua wakilnya; Joko Driyono--Iwan Budianto, serta jajaran Exco baru PSSI.
 
Selama ini, setiap calon ketua umum selalu memberikan janji manis ketika melakukan kampanye jelang pemilihan. Namun, janji yang mereka ucapkan di masa kampanye jarang yang jadi kenyataan setelah mereka terpilih sebagai ketua.
 
Selain membuat kompetisi yang bersih dan sejahtera di mana tidak ada lagi kasus pemukulan wasit, keributan suporter dan tunggakan gaji pemain, pembinaan usia dini juga menjadi program utama yang diusung calon ketua baru. Namun, hingga kini semua itu masih jauh panggang dari api.
 
Dalam dua dekade terakhir, para petinggi sepak bola Indonesia justru sibuk saling sikut berebut kursi. Hasilnya, sepak bola Indonesia justru makin terpuruk, bahkan harus terbelenggu oleh sanksi FIFA selama satu tahun.

Baca juga:Ini Susunan Pengurus Baru PSSI Periode 2016--2020


Berangkat dari masalah klasik inilah, pria kelahiran Sabang, Aceh, 55 tahun silam ini diharapkan bisa menunjukkan sikap yang tegas, terutama dalam merealisasikan program-program kerja yang telah ia sampaikan sebelumnya.
 
"Kita sudah ditunggu Piala AFF (2016), lalu SEA Games (2017) dan Asian Games pada 2018. Jadi, saat ini kita harus mulai bekerja, sehingga kita bisa melihat para pemain muda kita tampil di ajang internasional (Olimpiade 2024)," ujar Edy usai terpilih sebagai ketua umum.
 
Program pembinaan usia dini memang tidak bisa dipungkiri merupakan faktor kunci dalam membangun sebuah tim yang tangguh. Nah, hal inilah yang harus dikedepankan PSSI. Salah satunya dengan menggelar turnamen atau kompetisi usia muda yang berkesinambungan.
 
Memang, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk memetik hasilnya. Namun, jika PSSI mau serius menggarap sektor ini, bukan tak mungkin cita-cita Edy untuk membawa Timnas Indonesia berlaga di pentas Internasional pada 2024 jadi nyata. Selamat bekerja, Panglima..
 
Video:?Harapan Pemain Timnas untuk Ketum Baru PSSI

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif