Berkat kemampuannya sebagai striker dan gelandang serang, kemampuan Sotil bahkan sempat disejajarkan dengan legenda Eropa dan Manchester United, George Best. Sayang, rekam jejak itu tidak bertahan lama karena Sotil memiliki kebiasaan buruk sebagai pecandu alkohol.
Sotil memulai debut profesional di CD Municipal pada 1968 dengan mencetak 49 gol dalam lima musim. Setelah itu, ia direkrut Barcelona pada 1973 dan langsung tampil ciamik ketika diduetkan dengan Johan Cruyff.
Klik: Permalukan Napoli, Real Madrid Lolos ke Perempat Final
Baru semusim satu tim dengan Cruyff, Barca berhasil diantarkannya menjuarai liga domestik yang telah dinanti-nanti selama 14 tahun. Sayang, kesuksean itu membuat Sotil terbuai hingga akhirnya ia sering larut dalam pengaruh minuman keras.
Tidak senang dengan kebiasaan buruk tersebut, Barca akhirnya mulai mengenyampingkan Sotil pada musim kedua. Ia jadi lebih sering dibangkucadangkan untuk digantikan dengan Johan Neeskens yang merupakan pemain baru. Meski begitu, Sotil sempat mendapatkan kembali posisi utamanya pada musim 1975--1976.
Selain berjasa untuk Barcelona, Sotil juga merupakan pahlawan bagi Peru, khususnya pada final Copa America 1975. Saat itu, ia berhasil membawa Peru menjadi juara setelah mencetak gol semata wayang pada final kontra Kolombia. Gol yang dicetak pada menit ke-25 itu membuat Peru menang dengan skor, 1-0.
Klik: Tampil Modis, Depay Mencuri Perhatian di Paris Fashion Week
Sotil yang tidak kerasan dengan sikap Barcelona akhirnya kembali ke Peru untuk bermain dengan klub Alianza Lima pada 1977. Kariernya di sana mulai membaik karena ia berhasil mengantarkan gelar liga domestik meski baru dua musim membela Alianza.
Setelah membela Alianza, Sotil juga sempat bermain selama dua musim di Independente Medellin, dua musim di CD Municipia, dan semusim di Espartanos FC. Ia memutuskan gantung sepatu pada 1984, ketika usianya menginjak 35 tahun. (tdifh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)