Teranyar, suporter PSIM masuk ke lapangan dan merusak sejumlah fasilitas stadion saat menghadapi PS Tira dalam ajang Piala Indonesia pada 11 Desember 2018. Mereka marah karena menganggap wasit mengambil keputusan keliru dalam laga itu.
Bermula dari pelemparan botol oleh sejumlah oknum, lalu, ribuan suporter merangsek ke lapangan sekitar menit 80. Sempat terjadi aksi saling pukul antara suporter dengan pemain dan ofisial PS Tira. Saat kejadian tersebut, PS Tira dalam posisi unggul 2-0.
Baca:Bima Sakti Jalin Komunikasi dengan Persiba
Sebelum kericuhan itu, suporter PSIM juga melakukan tindakan serupa saat berduel dengan PSS Sleman pada lanjutan kompetisi Liga 2. Bahkan kericuhan itu mengakibatkan seorang warga Bantul meninggal dunia.
Suharsono menyatakan akan lebih dulu membahas dengan pengelola sebelum memberikan keputusan. "Saya bahas dulu dengan Disdikpora (Dinas Pendidikan dan Olahraga) Bantul. Kalau PSIM mau main (di Stadion Sultan Agung) ya kita larang lah," kata Suharsono saat dihubungi, Kamis, 13 Desember 2018.
Suharsono menegaskan sepak bola seharusnya menjadi hiburan untuk publik. Sepak bola, kata dia, tak pantas dijadikan bagian dalam kerusuhan.
Baca juga:Statistik, Jadwal Undian dan Potensi Duel di Babak 16 Besar Liga Champions 2018--2019
Ia mengaku kenal baik dengan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti sebagai mitra. "Kalau anak buahnya tak bisa kendalikan ya bisa kita larang (PSIM memakai Stadion Sultan Agung," ujarnya.
Klub berjuluk Laskar Mataram sekaligus salah satu klub tertua di Indonesia ini terpaksa berkandang di Stadion Sultan Agung lantaran Stadion Mandala Krida dalam tahap perbaikan total. Secara fisik, Stadion Mandala Krida sudah selesai pembangunannya. Namun, hanya rumput lapangan masih belum selesai diperbaiki.
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
Video:?10 Gol Terbaik Sepanjang Penyisihan Liga Champions
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)