Pada Jumat, 23 November, Saddiq memuat video yang menyebut kejadian pengeroyokan di Bukit Bintang, Kuala Lumpur itu hoaks. Namun selang sehari, Saddiq memuat video permintaan maaf dan mengamini adanya kejadian pengeroyokan suporter.
"Saya dengan rasa rendah diri ingin minta maaf kepada rekan-rekan serumpun di Indonesia karena tragedi yang terjadi beberapa hari yang lalu," ujarnya di akun media sosial pribadinya, Sabtu 24 November.
"Kami sudah dapat konfirmasi bahwa kasus pemukulan dan tragedi itu tidak berlaku di Bukit Jalil atau selama pertandingan sepakbola, tapi terjadi di 20 kilometer dari Stadion Bukit Jalil pada pukul 03.00 pagi," sambung Saddiq.
Meski telah menelan korban dua suporter Indonesia. Namun dalam video permintaan maafnya, Saddiq mengatakan belum mendapatkan konfirmasi jika kasus itu berkaitan dengan sepak bola.Saya memohon maaf.
— Syed Saddiq (@SyedSaddiq) November 23, 2019
Setakat ini, kami masih perlukan semua pihak untuk bantu siasatan yang sedang dijalankan.
Saya akan pastikan keadilan milik semua, tidak kira dari Malaysia atau Indonesia.
Saya akan pastikan pesalah diheret ke muka pengadilan. pic.twitter.com/EC4nuSsd4c
"Kami masih belum dapat konfirmasi bahwa kasus itu berkaitan dengan sepak bola. Bagaimana pun kasus ini melibatkan warga negara Indonesia. Kami memohon supaya rekan-rekan yang khususnya dipukul muncul untuk membantu masalah ini," kata Saddiq.
Pernyataan Saddiq tersebut tampak berlawanan dengan pengakuan salah satu suporter yang menjadi korban, Yovan Restu (23). Yovan telah memberikan pernyataan resmi yang tersebar di media sosial jika ia merupakan korban pengeroyokan suporter Malaysia.
Yovan bersama rekannya, Fuad, dikeroyok usai pertandingan di Stadion Bukit Jalil. Keduanya dipukuli setelah ketahuan sebagai suporter Indonesia, karena tidak bisa berbicara Bahasa Melayu.
"Jujur setelah mendengat statemen dari Menpora Malaysia saya sangat merasa sedih dan merasa kasihan. Karena sekelas menteri bisa mengeluarkan statement seperti itu (kasus pemukulan yang dianggap hoaks)," kata Yovan di Twitter @spartacks_spfc.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa yang di video (pemukulan) itu benar dan tidak hoaks sama sekali. Ini adalah bukti kebiadaban suporter Malaysia malam itu (sambil memperlihatkan lukanya)."Silakan disimak dan yang bisa download silakan download, semoga sampai ke hp si mentri..
— SPARTACKS (@spartacks_spfc) November 22, 2019
KAMI TUNGGU KLARIFIKASI DAN PERMINTAAN MAAF MENTRI SUKAN BELIA MALAYSIA ATAS VIDEO YANG MENYATAKAN HOAX PERSITIWA PEMUKULAN SUPPORTER INDONESIA.
Atau kami akan tuntut anda ???? pic.twitter.com/8pWhzHNlJQ
"Jadi kalau Anda bilang saya menyebar hoaks atau orang Indonesia menyebar hoaks, itu salah. Jadi saya ingin tegaskan bahwa kejadian malam itu sangat benar," tegas Yovan.
Pernyataan Saddiq yang menyebut pemukulan tersebut hoaks pun memantik ketegangan hingga ke pemerintahan. Bahkan Kemenpora RI langsung merespons tegas pernyataan Saddiq yang menyebut insiden tersebut hoaks.
Melalui Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Kemenpora beserta Kementerian Luar Negeri RI dan PSSI melayangkan surat protes kepada Malaysia. Langkah itu merupakan bentuk kekecewaan Indonesia atas kejadian yang menimpa suporter.
"Kami harus ambil sikap, kami mengutuk keras kejadian itu. Kami akan minta PSSI untuk head to head dengan FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) untuk klarifikasi," tutur Gatot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)