FITNESS & HEALTH
Hentikan Anarkis! Apa Penyebab dan Bagaimana Menanggapinya
Mia Vale
Minggu 31 Agustus 2025 / 16:14
Jakarta: Indonesia, khususnya Jakarta mencekam! Rentetan kondisi yang terjadi, berawal dari demonstrasi yang menyuarakan rasa kecewa rakyat Indonesia terhadap para anggota lembaga legislatif di depan Gedung DPR RI, Senin, 25 Agustus 2025. Unjuk rasa ini terkait pada kenaikan tunjangan anggota DPR.
Eskalasi demo ketika terjadi seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), terlintas rantis Brimob pada Kamis, 27 Agustus 2025. Tragedi ini semakin menyulut kemarahan rakyat, dan memperpanjang lanjutan demonstrasi.
Baca juga: Pemicu Vandalisme, Presiden Prabowo: 'Silakan Sampaikan Aspirasi yang Murni dengan Damai'
Mulai tanggal 29 Agustus 2025, para pengemudi ojol dan masayarakat ramai berkumpul di Mako Brimob Kwitang. Alhasil, titik demonstrasi meluas menjadi Polda Metro Jaya, Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, dan Gedung DPR RI, Jakarta.
Puncaknya, sampai pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Penjarahan terjadi, perusakkan fasilitas umum tak terelakkan, bahkan banyak pula korban jatuh. Ya, demonstrasi bukanlah lagi sebagai aksi damai penyampaian aspirasi masyarakat terhadap isu kenaikkan tunjangan DPR, melainkan sebuah anarkis.
Anarkis merupakan pendukung atau penganut anarkisme. Yakni sebuah filosofi atau sikap skeptis dan gerakan politik yang menolak semua bentuk otoritas dan hierarki yang tidak perlu, termasuk negara dan hukum, serta mendorong masyarakat tanpa negara yang didasarkan pada asosiasi sukarela dan kebebasan individu.
Namun begitu, kata anarkis juga dapat digunakan secara umum untuk menggambarkan tindakan kekacauan yang bertentangan dengan hukum dan norma, seperti yang sering terjadi dalam demonstrasi anarkis.
Sementara itu, anarkisme merupakan teori politik yang memiliki tujuan menciptakan tindakan anarki, ketiadaan tuan, tanpa raja yang berkuasa.

(Fasiltas halte TransJakarta yang dibakar massa dalam demo 29 Agustus 2025. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Metro TV)
Tindakan anarkis yang terjadi saat demo dapat dipicu oleh berbagai faktor. Yuk kenali, apa yang menjadi faktor risiko tersebut.
Dalam beberapa kasus, frustrasi terhadap sistem politik dan kegagalan protes damai yang dirasakan dapat menyebabkan beralihnya taktik yang mengganggu atau kekerasan, menurut History & Policy.
Kelompok tertentu, seperti kaum anarkis, mungkin secara sengaja mencoba membajak demonstrasi damai untuk memajukan tujuan mereka sendiri yaitu penghapusan sistem, bukan sekadar reformasi.
Anarkis harus dicegah! Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, saat demonstrasi terjadi, penyelenggara dan peserta harus menetapkan pedoman dan tujuan yang jelas dan tidak mengandung kekerasan, mempromosikan pendekatan kolaboratif dan pemerintahan sendiri, dan memastikan bahwa protes terorganisir dengan baik dan damai.
Hal ini bertujuan untuk mendorong tindakan langsung yang bertanggung jawab. Sebaliknya, bagi kelompok anarkis, mereka terkadang menggunakan taktik penghancuran dan konflik untuk menantang sistem.
Artinya, kita sebagai demonstran aksi damai, harus lebih berfokus pada prinsip perlawanan damai dan organisasi kolaboratif adalah kunci untuk menjaga ketertiban dan pesan yang jelas. Inilah beberapa hal yang jarus dilakukan untuk menghindari anarkis
Tetapkan tujuan yang spesifik dan dapat dicapai untuk demonstrasi dan berkomitmen pada metode tanpa kekerasan. Hal ini menciptakan pesan yang terpadu dan mencegah tindakan yang mengganggu.
Memupuk semangat kerja sama dan tanggung jawab bersama di antara para peserta, dengan mengutamakan pemerintahan sendiri daripada struktur komando atas-bawah.
Tekankan perilaku penuh hormat dan damai. Komunikasikan dengan jelas bahwa demonstrasi tersebut bertujuan untuk mengekspresikan diri secara damai, bukan untuk menimbulkan kerusakan atau kerugian.
Sebaiknya dalam gerakan yang terdesentralisasi, kita memiliki pemimpin atau pengorganisir yang jelas dan terlihat membantu menjaga ketertiban dan menyediakan titik kontak untuk komunikasi dan pengambilan keputusan. Jangan sampai terpancing provokasi yang merugikan!
Jelaskan bahwa tindakan seperti perusakan properti, memecahkan jendela, atau melawan polisi bukanlah bagian dari tujuan protes resmi. Karena bagaimana pun, kerusakan yang terjadi akibat perbuatan anarkis akan merugikan rakyat sendiri.
Baca juga: Demo di DPR Meluas Jadi Anarkisme, Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?
Belajar dari kejadian kelam tahun 1998, kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa lebih waspada terhadap provokator yang menyusup di dalam demonstran. Ingat, apapun tindakan yang bersifat anarkis, akan berdampak bagi kehidupan Indonesia selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Eskalasi demo ketika terjadi seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), terlintas rantis Brimob pada Kamis, 27 Agustus 2025. Tragedi ini semakin menyulut kemarahan rakyat, dan memperpanjang lanjutan demonstrasi.
Baca juga: Pemicu Vandalisme, Presiden Prabowo: 'Silakan Sampaikan Aspirasi yang Murni dengan Damai'
Menjadi anarkis
Mulai tanggal 29 Agustus 2025, para pengemudi ojol dan masayarakat ramai berkumpul di Mako Brimob Kwitang. Alhasil, titik demonstrasi meluas menjadi Polda Metro Jaya, Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, dan Gedung DPR RI, Jakarta.
Puncaknya, sampai pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Penjarahan terjadi, perusakkan fasilitas umum tak terelakkan, bahkan banyak pula korban jatuh. Ya, demonstrasi bukanlah lagi sebagai aksi damai penyampaian aspirasi masyarakat terhadap isu kenaikkan tunjangan DPR, melainkan sebuah anarkis.
Apa itu sifat anarkis?
Anarkis merupakan pendukung atau penganut anarkisme. Yakni sebuah filosofi atau sikap skeptis dan gerakan politik yang menolak semua bentuk otoritas dan hierarki yang tidak perlu, termasuk negara dan hukum, serta mendorong masyarakat tanpa negara yang didasarkan pada asosiasi sukarela dan kebebasan individu.
Namun begitu, kata anarkis juga dapat digunakan secara umum untuk menggambarkan tindakan kekacauan yang bertentangan dengan hukum dan norma, seperti yang sering terjadi dalam demonstrasi anarkis.
Sementara itu, anarkisme merupakan teori politik yang memiliki tujuan menciptakan tindakan anarki, ketiadaan tuan, tanpa raja yang berkuasa.
Mengapa anarki bisa meletus?

(Fasiltas halte TransJakarta yang dibakar massa dalam demo 29 Agustus 2025. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Metro TV)
Tindakan anarkis yang terjadi saat demo dapat dipicu oleh berbagai faktor. Yuk kenali, apa yang menjadi faktor risiko tersebut.
1. Frustrasi sistemik
Dalam beberapa kasus, frustrasi terhadap sistem politik dan kegagalan protes damai yang dirasakan dapat menyebabkan beralihnya taktik yang mengganggu atau kekerasan, menurut History & Policy.
2. Intervensi radikal
Kelompok tertentu, seperti kaum anarkis, mungkin secara sengaja mencoba membajak demonstrasi damai untuk memajukan tujuan mereka sendiri yaitu penghapusan sistem, bukan sekadar reformasi.
3. Strategi untuk mencegah anarki
Anarkis harus dicegah! Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, saat demonstrasi terjadi, penyelenggara dan peserta harus menetapkan pedoman dan tujuan yang jelas dan tidak mengandung kekerasan, mempromosikan pendekatan kolaboratif dan pemerintahan sendiri, dan memastikan bahwa protes terorganisir dengan baik dan damai.
Hal ini bertujuan untuk mendorong tindakan langsung yang bertanggung jawab. Sebaliknya, bagi kelompok anarkis, mereka terkadang menggunakan taktik penghancuran dan konflik untuk menantang sistem.
Artinya, kita sebagai demonstran aksi damai, harus lebih berfokus pada prinsip perlawanan damai dan organisasi kolaboratif adalah kunci untuk menjaga ketertiban dan pesan yang jelas. Inilah beberapa hal yang jarus dilakukan untuk menghindari anarkis
Tujuan jelas dan prinsip tanpa kekerasan
Tetapkan tujuan yang spesifik dan dapat dicapai untuk demonstrasi dan berkomitmen pada metode tanpa kekerasan. Hal ini menciptakan pesan yang terpadu dan mencegah tindakan yang mengganggu.
Organisasi kolaboratif
Memupuk semangat kerja sama dan tanggung jawab bersama di antara para peserta, dengan mengutamakan pemerintahan sendiri daripada struktur komando atas-bawah.
Perilaku damai
Tekankan perilaku penuh hormat dan damai. Komunikasikan dengan jelas bahwa demonstrasi tersebut bertujuan untuk mengekspresikan diri secara damai, bukan untuk menimbulkan kerusakan atau kerugian.
Struktur dan kepemimpinan
Sebaiknya dalam gerakan yang terdesentralisasi, kita memiliki pemimpin atau pengorganisir yang jelas dan terlihat membantu menjaga ketertiban dan menyediakan titik kontak untuk komunikasi dan pengambilan keputusan. Jangan sampai terpancing provokasi yang merugikan!
Demarkasi dari elemen disruptif
Jelaskan bahwa tindakan seperti perusakan properti, memecahkan jendela, atau melawan polisi bukanlah bagian dari tujuan protes resmi. Karena bagaimana pun, kerusakan yang terjadi akibat perbuatan anarkis akan merugikan rakyat sendiri.
Baca juga: Demo di DPR Meluas Jadi Anarkisme, Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?
Fokus pada perubahan sistemik
Belajar dari kejadian kelam tahun 1998, kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa lebih waspada terhadap provokator yang menyusup di dalam demonstran. Ingat, apapun tindakan yang bersifat anarkis, akan berdampak bagi kehidupan Indonesia selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)