Salah satu yang menarik adalah terkait regulasi pemain. PSSI akan menerapkan 20 pemain yang masuk line up di setiap pertandingan. Selain itu, dalam satu laga klub boleh melakukan pergantian pemain sebanyak lima kali.
Peraturan yang disebutkan terakhir sangat menguras pertanyaan dari para wartawan dan khalayak ramai. Pasalnya, kebijakan pergantian pemain tersebut bertentangan dengan statuta FIFA.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi pun memiliki jawaban. Ia mengaku ide tersebut berangkat dari keinginannya untuk memberikan kesempatan kepada para pemain di bawah usia 23 tahun mempunyai jam terbang lebih banyak lagi.
"Dari data FIFA, pemain bola kita sekarang ini hanya 67 ribu. Dari itu, Cristian Gonzales masih tercantum. Anda tahu Spanyol, dari 64 juta penduduk pemain bolanya 4,8 juta. Sedangkan di Indonesia dengan penduduk 250 juta, pemain bolanya hanya 67 ribu," ujar Edy menjelaskan.
"Dari situ saya bercermin untuk melakukan kebijakan paling tidak di tahun ini, pemain bola di Indonesia kalau bisa sampai 250 ribu. Bagaimana bisa meningkatkan banyak pemain yang main di liga ini. Dari situ saya mencoba menulis surat ke FIFA, saya ingin pemain bola kami banyak secara kuantitas. Dari kuantitas ini kita bisa memilih kualitas untuk Timnas," lanjutnya.
Terkait masalah ini, PSSI telah mengirimkan surat ke FIFA per 2 April. Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat itu berharap jam terbang para pemain muda bisa bertambah di Liga 1.
"Statuta FIFA, pergantian pemain hanya tiga. Tapi saya minta lima, karena di Liga 1 saya mengharapkan ada lima pemain usia U-23 di setiap tim. Di mana pada 45 menit pertama harus main di lapangan dan dua sebagai cadangan. Sehingga jumlah pemain di stadion ada 20 orang. Kalau tiga pergantian itu banyak yang tidak main," jelas Edy.
Sementara itu, menyoroti keinginan Ketum PSSI melakukan pergantian pemain sebanyak lima, Wakil Ketua Umum PSSI DJoko Driyono coba lebih detail menjelaskan pembahasan masalah tersebut.
"Memahami background-nya, jadi kami diskusi intense dengan FIFA. Ada tiga departemen yang terlibat, enggak cuma wasit, tapi ada technical development, liga profesional di klub profesional," ujar Djoko.
"Kami dapat feedback dari FIFA. Kami enggak sekadar minta lima pergantian pemain untuk disetujui, tidak. Yang penting tahu background-nya kami merasa FIFA pun juga dalam frekuensi yang sama ada pertimbangan yang rasional, kita sama-sama menunggu karena proses diskusi masih berjalan," sambungnya.
Sembari menunggu, PSSI akan tetap memakai aturan lima kali pergantian pemain pada kompetisi Liga 1 yang kick off pada akhir pekan ini.
"Kalau memang itu kami tunggu, misalkan kami akan tetap akan pakai aturan lima pergantian meskipun FIFA belum kasih lampu hijau," terangnya.
Patut dinanti, apakah terobosan Ketua Umum yang juga menjabat Pangkostrad ini bakal dituruti FIFA? Apapun hasilnya, paling tidak langkah yang dilakukannya demi kemanjuan kualitas sepak bola Indonesia.
Video: Arema FC Kalahkan PSMS 2-0
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)