medcom.id, Jakarta: Duel-duel menarik, gol-gol cantik, hingga taktik-taktik cerdik akan disuguhkan delapan tim terbaik dari kawasan Asia Tenggara, mulai 22 November – 20 Desember di Vietnam dan Singapura. Tim manakah yang akan keluar sebagai juara pada edisi ke-10 Piala AFF 2014..?
Namun, sebelum kita menyaksikan aksi-aksi ciamik dan gol-gol indah yang tersaji pada turnamen tahun ini, tidak ada salahnya apabila kita menengok sejenak ke belakang, untuk mengetahui lebih dalam tentang Piala AFF.
Piala AFF pertama kali diperkenalkan pada 1996 dengan nama Tiger Cup –merujuk pada produsen bir asal Singapura. Enam Negara memprakarsai turnamen ini dengan tujuan untuk mempererat hubungan antar Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Keenam Negara itu ialah Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina.
Pada edisi pertama yang dihelat di Singapura pada 1-15 September 1996, keenam Negara di atas mengundang empat Negara lain, yakni; Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam untuk ikut berpartisipasi. Turnamen pun akhirnya digelar dengan 10 kontestan yang terbagi dalam dua grup, di mana masing-masing grup terdiri dari lima tim untuk saling bersaing memperebutkan poin terbanyak. Selanjutnya, dua tim dengan poin terbanyak di tiap grup, berhak tampil di babak semifinal.
Thailand keluar sebagai juara pada edisi pertama ini, setelah mengalahkan Malaysia 1-0 di partai puncak. Indonesia sendiri harus puas berada di peringkat empat, lantaran kalah 2-3 dari Vietnam dalam perebutan posisi ketiga.
Sukses menggelar edisi pertama, Piala Tige pun rutin digelar tiap dua tahun sekali. Vietnam dan Thailand jadi tuan rumah pada dua edisi berikutnya. Berjalan tiga edisi, terobosan baru diaplikasikan pada edisi keempat. Mulai tahun 2002, format tuan rumah diubah menjadi dua Negara.
Indonesia dan Singapura mendapat kesempatan menjadi tuan rumah untuk laga fase grup. Sementara untuk fase semifinal dan final digelar di Indonesia. Pada edisi keempat ini, Indonesia untuk kali kedua secara beruntun lolos ke final. Sayang, di hadapan ribuan pendukungnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Bambang Pamungkas cs gagal melakukan pembalasan atas Thailand yang mengalahkan mereka pada final dua tahun sebelumnya. Indonesia kalah adu penalti 2-4 (2-2).
Memasuki edisi kelima pada tahun 2004, format baru kembali diterapkan. Pada edisi kali ini, format semifinal hingga final dibuat dengan sistem home-away (kandang-tandang), namun aturan gol away belum diberlakukan.
Singapura jadi juara pada edisi kali ini usai menyisihkan Myanmar 8-5 via babak perpanjangan waktu (3-4, 4-2) di semifinal, dan menumbangkan Indonesia 5-2 (1-3, 2-1) di partai final.
Format Piala AFF
Terobosan baru kembali terjadi pada edisi keenam di tahun 2007. Kali ini, giliran nama turnamen yang diganti. Piala Tiger tidak lagi digunakan seiring turnamen tidak lagi disponsori Tiger Beer. Turnamen diganti menjadi Piala AFF.
Tak hanya itu, jumlah kontestan pun dikurangi menjadi delapan. Enam tim dengan ranking tertinggi di kawasan Asia Tenggara, berhak lolos otomatis ke putaran final. Sementara dua tempat tersisa akan diperebutkan lewat jalur kualifikasi. Inilah untuk kali pertama jalur kualifikasi kembali diberlakukan setelah terakhir kali dilakukan pada edisi 1998. Selain itu, laga perebutan tempat ketiga juga ditiadakan.
Setahun berselang, turnamen berganti jadi Piala Suzuki AFF –menyusul masuknya sponsor utama dari produsen otomotif asal Jepang.
Perubahan kembali terjadi pada edisi 2010. Format sedikit diperbarui yakni dengan diterapkannya aturan gol tandang di fase knock out. Sejak itu, format ini terus dipertahankan hingga kini memasuki edisi ke-10 yang akan digelar di Vietnam dan Singapura pada 22 November – 20 Desember 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)