Tangkapan layar pemberitaan palsu di media sosial. Foto: Facebook
Tangkapan layar pemberitaan palsu di media sosial. Foto: Facebook

[Cek Fakta]

Hoaks Juli 2020: Raja Salman Meninggal Keracunan Kopi, Anies Masuk DPO, Hingga Ribuan Warga Tiongkok Masuk Islam

Medcom Files Cek Fakta Kaleidoskop 2020 Kaleidoskop Cek Fakta 2020
Wanda Indana • 26 Desember 2020 08:18
HOAKS tekait isu komunis, sentimen Tiongkok, dan SARA masih banyak beredar di berbagai platform media sosial. Sejumlah tokoh juga masih kerap menjadi sasaran bagi pembuat berita palsu.
 
Mulai dari pembangunan tugu palu arit yang berkaitan dengan Partai Komunis, sejumlah politisi diklaim mengaku anggota PKI, hingga rencana pembunuhan massal warga pribumi. Pula, juga beredar hoaks terkait pandemi virus korona (covid-19). Berikut rangkuman artikel Cek Fakta Medcom.id dari sejumlah isu hoaks yang telah diperiksa dalam kaleidoskop 2020:
 

Monumen Palu Arit Dibangun
Akun Facebook Muji Haryanto mengunggah foto yang memperlihatkan bagunan yang diklaim sebagai monumen palu arit. Disebutkan, monumen tersebut berada di Simpang Susun gerbang Tol Madiun, Jawa Timur.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Pada foto yang beredar juga terdapat narasi bertuliskan "Monumen Komunis (PKI) Patung Palu Arit di Simpang Susun (SS) gerbang Tol (GT) Madiun". Pada bagian bawah foto juga terdapat narasi bertuliskan "SEGERA HARUS DIHANCURKAN ganti dengan Lambang PANCASILA. Kenapa hal ini bisa terbangun dan tidak diawasi Pemerintah Pusat dan Daerah. Adakah rencana jahat terselubung dalam membagun TUGU ini di Madiun ?". Dari hasil penelusuran, klaim bahwa monumen palu arit telah dibangun adalah salah. Bahwa benar terdapat tugu di Simpang Susun gerbang Tol Madiun, namun tugu tersebut bukan berbentuk palu arit, melainkan berbentuk logo perusahaan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri, sebagai kontraktor.
 
Dirketur Utama PT JNK Dwi Winarsa telah memgklarifikasi informasi tersebut. Dwi menegaskan, bahwa bangunan yang berdiri tepat di Simpang Susun Gerbang Tol Madiun itu bukanlah monumen palu arit melainkan logo perusahaan miliknya. Pembuatan logo sendiri berdasar kepada perubahan nama PT yang sebelumnya Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) menjadi Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) pada 9 Mei 2018 silam.
 

Hoaks Juli 2020: Raja Salman Meninggal Keracunan Kopi, Anies Masuk DPO, Hingga Ribuan Warga Tiongkok Masuk Islam
 

Foto ASN Berseragram Korpri Model Gamis
Tersebar sebuah foto yang memperlihatkan seorang aparatur sipil negara (ASN) memakai seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) dengan model gamis di depan kantor Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertahanan Republik Indonesia . Foto ini beredar di media sosial facebbok. Akun Facebook atas nama KP Norman Hadinegoro membagikan foto ini pada 17 Juli 2020.
 
Dari hasil penelusuran kami, klaim foto ASN memakai seragam Kopri di depan instansi pemerintahan dengan model gamis adalah salah. Faktanya, foto itu hasil suntingan dari foto sebenarnya. Ditemukan foto serupa di salah satu situs online shop menampilkan seorang pria berpakaian seragam Korpri biasa dengan latar belakang gedung yang sama. Sesuai ketentuan seragam Korpri untuk pria berlengan panjang dan panjang sampai pinggang.
 
Dilansir dari Voi.id, Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakhrulloh melarang memodifikasi seragam Korpri tidak sesuai ketentuan.
 
Ketentuan model seragam Korpri telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara di Lingkup Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Pasal 24, ASN di lingkungan Kemendagri dan Pemerintah Daerah wajib berpakaian dinas dengan atribut lengkap, rambut dipotong pendek rapi dan sesuai dengan etika bagi Pria, dan tidak mewarnai rambut yang mencolok. Model seragam Korpri sesuai ketentuan berlengan panjang. Kemudian, panjang baju hanya sampai di bawah pinggang dengan paduan celana atau rok biru tua.
 
"Tidak boleh seenaknya membuat model-model baju Korpri. Harus sesuai aturan yang semuanya sudah diatur rapi," kata Zudan.
 

Hoaks Juli 2020: Raja Salman Meninggal Keracunan Kopi, Anies Masuk DPO, Hingga Ribuan Warga Tiongkok Masuk Islam
 

Raja Salman Meninggal karena Keracunan Kopi
Beredar kabar bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud meninggal dunia karena keracunan kopi. Narasi ini beredar di media sosial. Adalah akun Facebook Reza Fauzan yang mengunggah narasi ini, Selasa 21 Juli 2020. Akun ini mengklaim kabar wafatnya Raja Salman dari sumber yang bisa dipercaya.
 
Dari penelusuran kami, klaim bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud meninggal dunia karena keracunan kopi, tidak berdasar. Faktanya, sejauh ini tidak ada informasi valid mengenai hal tersebut. Dilansir Saudi Press Agency (SPA) pada Senin 20 Juli 2020 pukul 05.29 waktu setempat, Raja Salman masuk rumah sakit. Raja dilaporkan menjalani sejumlah tes terkait kolesistitis atau peradangan pada kantong empedu. Bukan meninggal keracunan kopi.
 

Hoaks Juli 2020: Raja Salman Meninggal Keracunan Kopi, Anies Masuk DPO, Hingga Ribuan Warga Tiongkok Masuk Islam
 

Anies Baswedan Menghilang
Pada Juli, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikabarkan menghilang. Narasi ini beredar di media sosial.
 
Akun facebook Diandra Diandra turut membaghikan kabar itu dengan mengunggah tangkapan layar berisi narasi tersebut. Unggahan ini ramai direspons warganet. Terdiri dari 69 emotikon, dan 44 komentar.
 
Dari penelusuran kami, klaim bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghilang, adalah salah. Faktanya, Anies masih muncul di hadapan publik. Dilansir Medcom.id, Anies menggelar konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu 1 Juli 2020. Anies menyampaikan sejumlah hal. Di antaranya, Anies mengumumkan perpanjangan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
 
"PSBB transisi diperpanjang 14 hari ke depan dan kita akan evaluasi lagi sesudah mendapat perkembangan terbaru," kata Anies seperti dilansir Medcom.id, Rabu 1 Juli 2020.
 

Ribuan Warga Tiongkok Masuk Islam di Tengah Pandemi
Beredar sebuah video yang memperlihatkan ribuan orang memedati jalan di sebuah kota di Tiongkok di tengah pandemi virus korona baru (covid-19). Diklaim, video itu memperlihatkan ribuan warga Tiongkok masuk Islam. Akun Facebook Jamel turut mengunggah video tersebut pada 21 Maret 2020.
 
Dari hasil penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, klaim pada video yang beredar bahwa ribuan warga di Tiongkok masuk Islam di tengah Pandemi covid-19 adalah salah. Faktanya, video tersebut memperlihatkan ribuan umat muslim Tiongkok saat doa bersama pada momen Idul Fitri di Xining, Tiongkok, pada 2015, jauh sebelum pandemi covid-19. Melalui reverse image pada mesin pencari Google, ditemukan video identik dengan resolusi lebih tinggi pada Baidu Video, platform video Tiongkok. Video itu menggunakan judul berbahasa mandarin dengan terjemahan bahasa Indonesia "Mengejutkan, Foto Udara Idul Fitri di Masjid Agung Dongguan, Xining".
 

Hoaks Juli 2020: Raja Salman Meninggal Keracunan Kopi, Anies Masuk DPO, Hingga Ribuan Warga Tiongkok Masuk Islam

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan