[Cek Fakta] Ma'ruf Amin Sebut yang Menolak Vaksin Masuk Neraka? Begini Faktanya

Wakil Presiden Ma’aruf Amin dikabarkan membuat pernyataan yang menyebut hukum menolak vaksinasi covid-19 akan masuk neraka. Kabar ini beredar di media sosial.
 
Akun Facebook Dwi N membagikan kabar itu pada Sabtu, 21 Agustus 2021, dengan mengunggah tangkapan layar yang memperlihatkan Ma’aruf Amin disertai narasi sebagai berikut:

"WAPRES: VAKSIN MERUPAKAN PERINTAH AGAMA DAN HUKUMNYA WAJIB, MENOLAK MASUK NERAKA??"

Benarkah demikian? Berikut cek faktanya.
 


 

Penelusuran:Dari hasil penelusuran, klaim bahwa Wapres Ma’aruf Amin menyebut orang yang menolak vaksinasi covid-19 masuk neraka adalah salah. Faktanya, foto tangkapan layar yang beredar tersebut telah diedit. Merujuk pemberitaan di sejumlah media, Ma’aruf Amin hanya mengatakan menjaga diri dari kemungkinan tertular covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi hukumnya wajib dilakukan sebagai bangsa dan juga agama. Tidak ada pernyataan bahwa menolak vaksin masuk neraka.
 
Seperti dimuat Medcom.id melalui artikel berjudul "Vaksinasi Covid-19, Ma'ruf: Menjaga Kesehatan Hukumnya Wajib" , Ma'ruf mengimbau masyarakat untuk terus menjaga diri dari penularan Covid-19, karena menjaga dan mengamankan diri dari bahaya telah masuk perkara agama yang sesuai dengan syariah seperti yang tercantum dalam kitab karya Nawawi Al Bantani.

"Kewajiban manusia untuk menjaga diri dari datangnya bahaya. Karena itu wajib hukumnya berobat karena sakit dan menjaga diri dari pandemi," kata Ma'ruf.

 

 

Kesimpulan:
Klaim bahwa Wapres Ma’aruf Amin menyebut orang yang menolak vaksinasi covid-19 masuk neraka adalah salah. Faktanya, foto tangkapan layar yang beredar tersebut telah diedit.
 
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
 


 

Referensi:
1.https://www.medcom.id/nasional/politik/zNApQP2K-ia-mengharapkan-seluruh-rakyat-indonesia-bersedia-divaksin
2. https://news.detik.com/berita/d-5693972/wapres-maruf-jaga-diri-dari-covid-19-hukumnya-wajib-bukan-sunnah
3. https://turnbackhoax.id/2021/08/29/salah-wapres-vaksin-merupakan-perintah-agama-dan-hukumnya-wajib-menolak-masuk-neraka/
4. https://web.facebook.com/dwi.biantoro.37/posts/333350358489760
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News