Syuting Idenesia. Dokumen MetroTVnews.com
Syuting Idenesia. Dokumen MetroTVnews.com

Mlaku-Mlaku nang Jawa Timur

Rona galeriindonesiakaya
Gilang Akbar Noviansyah • 19 November 2014 12:02
medcom.id, Jakarta: Seni dan budaya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jati diri bangsa, setidaknya itulah hal utama yang dipaparkan oleh Idenesia. Acara yang di pandu oleh musisi kenamaan Indonesia Yovie Widyanto bersama Director dari Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian, kali ini mencoba melihat lebih jauh kreatifitas seni serta kuliner di Jawa Timur, tepatnya di Kota Malang dan Surabaya.
 
Surabaya dan Malang yang selama ini dikenal orang karena wisatanya ternyata juga memiliki seni budaya yang menarik. Hal ini bisa dilihat dari tingginya kreatifitas masyarakatnya.
 
Tempat pertama yang dikunjungi Idenesia adalah Museum Musik Indonesia yang berada di Kota Malang. Di Kota yang memiliki ciri khas dengan julukan kota pendidikan tersebut terdapat sebuah museum seni yang diberi nama Galeri Malang Bernyanyi yang didirikan secara swadaya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Pendiri Galeri Malang Bernyanyi, Hengki Herwanto, berdirinya rumah seni ini berawal dari hobi mengoleksi lagu-lagu dari musisi nasional. Seiring berjalanya waktu koleksi pribadinya ini pun dikembangkan bersama rekan-rekanya agar mampu juga dinikmati oleh masyarakat umum, inilah cikal bakal berdirinya museum tersebut.
 
"Kami berharap koleksi ini bermanfaat untuk orang lain, karena tempatnya di Malang dan musik itu identik dengan bernyanyi maka kita namakan Museum Malang Bernyanyi. Saat ini koleksi kita mencapai 15 ribu, itu mulai dari piringan hitam, kaset, poster hingga dokumentasi seperti majalah, buku dan poster para penyanyi dari masa ke masa," ujar pria yang pernah menjadi konributor sebuah majalah musik tersebut.
 
Hengki menambahkan, selain menyimpan jejak rekam musik lama, Galeri Malang bernyayi juga memiliki program rutin yakni menyelenggarakan festival band. harapanya, kedepan bisa memberikan kesempatan kepada anak muda untuk berkarya.
 
"Saya dan teman-teman bercita-cita tempat ini nantinya menjadi sebuah museum yang menginspirasi, selain itu juga kami mengharapkan partisipasi pemerintah guna menbantu tempat ini," tuturnya.
 
Selain berkunjung ke Galeri Malang Bernyanyi, Idenesia juga berkunjung ke Kampung Cempluk, Kota malang. Meskipun dulunya kampung ini dianggap daerah teringgal, namun saat ini kampung tersebut telah menjelma menjadi tempat wisata seni dan budaya yang cukup dikenal.
 
Berbagai budaya yang hampir punah seperti pencak silat, sastra, tari, hingga perkusi berhasil dilestarikan oleh masyarakatnya. Penggagas Komunitas Seni Budaya kampung Cempluk, Priyo Sidhi mengatakan, kegiatan seni dan budaya di kampungnya tersebut dimulai sejak 2009, dimana kegiatan tersebut diinisiatif dari warga sendiri.
 
"Kekayaan Budaya yang kita gali ini karena keyakinan bahwa sebuah bangsa ada di awali oleh budaya, kehadiran apresiasi budaya di kampung ini sangat berdampak positif terutama untuk mengurangi kenakalan remaja," ungkapnya.
 
Masyarakat Kampung Cempluk saat ini telah mampu menciptakan kesenian tradisionalnya sendiri yang diberi nama Singo Budoyo. Uniknya kesenian ini diciptakan masyarakat dengan memanfaatkan daur ulang untuk setiap keperluan pentasnya.
 
Penasaran dengan kesenian Singo Budoyo? Simak perjalanan Yovie Widianto bersama tim Idenesia, Kamis (20/11/2014) pukul 22.30 WIB di Metro TV. Jangan lupa, mengikuti kuis dari IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan follow Twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya. Ada bingkisan menarik bagi para pemenangnya.(Adv)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(AND)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif