"Saya enggak enak kalau ngomong itu, itu hasil survei dari BI terhadap orang asing yang datang. Ternyata salah satu kelebihannya ada pada Kawah Ijen," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Gedung Kemenparekraf, Jakarta Pusat.
Ia memaparkan bahwa sebanyak 49 wisatawan menilai akses jalan untuk menuju destinasi di sana kurang bagus. Kendati demikian, ada pertimbangan lain yang membuat wisatawan mancanegara tertarik dengan Banyuwangi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pertama, para wisatawan asing itu merasa senang dengan masyarakat Banyuwangi yang ramah. Kepuasan pun didapatkan mereka ketika berwisata di wilayah yang berdekatan dengan Bali ini.
"Kota yang dianggap bersih, kemudian kulinernya enak-enak. Hampir setiap BI dari seluruh Indonesia rapat di Banyuwangi karena angka persepsi orang asing tadi," paparnya.
Bupati Anas menekankan, keunggulan tersebut terbukti. Meskipun para wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi memiliki keluhan akses infrastuktur yang tidak sempurna, mereka masih mendapatkan kepuasan yang tinggi.
"Terbayar karena ada faktor yang lain. Dari situ kami lebih percaya diri bahwa pariwisata itu bukan semata-mata soal fasilitas. Tetapi ramah tamah itu menjadi penting," terang Bupati Anas.
Destinasi wisata super prioritas di antaranya Danau Toba, Sumatera Utara; Borobudur, Jawa Tengah; Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; dan Likupang, Sulawesi Utara. Sementara Banyuwangi tidak masuk bahkan untuk 10 destinasi prioritas yang telah dipilih.
Sepuluh destinasi prioritas di antaranya, Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Pulau Morotai, Maluku Utara; Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung; Danau Toba, Sumatera Utara; Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kemudian, Borobudur, Jawa Tengah; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Tanjung Lesung, Banten; Bromo, Jawa Timur; dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
