Bagunan masjid sendiri beruba bata yang terbuat dari lumpur, atau disebut dengan 'ferey'. Mengusung gaya arsitektur 'Sudano-Sahelian' yang mendapat pengaruh Islam ini merupakan bangunan lumpur terbesar di dunia.
Beberapa peneliti mengatakan bahwa masjid ini merupakan salah satu monumen keagamaan yang paling dihormati, serta merupakan contoh gaya khas arsitektur Afrika. Bahkan statusnya telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Masjid Djenne yang terletak di sebuah pulau di delta sungai Niger ini, dahulunya menjadi penghubung untuk perdagangan. Keluar-masuknya komoditas barang-barang seperti garam, emas, dan budak diatur di sini. Tidak hanya itu Masjid Djene juga menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam terbesar pada masanya.
Namun lambat laun kekokohan mesjid ini mulai terkikis, akibat dari erosi yang disebabkan oleh hujan dan retak yang tidak dapat dihindari saat terjadinya perubahan suhu dan kelembapan. Tidak hanya itu, karena posisinya terletak di Delta sungai Niger ini tidak terlepas dari meluapnya air di tempat tersebut.
Mengetahui hal tersebut dan salah satu bentuk upaya melestarikan bangunan masjid, maka anak-anak muda khususnya pria melumuri bangunan masjid ini dengan lumpur supaya mencegah kerusakan tersebut.
Bahkan upaya merawat masjid ini dijadikan sebuah festival tahunan. Lombanya sendiri adalah melihat siapa yang akan menjadi pertama untuk melumuri masjid. Sedangkan perempuan bertugas memberikan air bagi pria yang sedang kehausan saat membenahi masjid. (nytimes&amusingplanet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIT)
