"Ada yang disebut sebagai depresi yang terus menerus terjadi. Ada juga yang akibat kejadian tertentu, misalnya muncul karena trauma dari bencana tsunami Aceh," ujar Dr. Richard Budiman, Sp.KJ(K) selaku Direktur Utama RSJ Dharmawangsa di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 22 November 2019.
Kemudian, bisa juga karena adanya gangguan mental akibat penyesuaian diri yang terpaksa dilakukan. Contohnya, orang yang telah lama tinggal di Jakarta yang lada kondisi tertentu diharuskan pindah ke suatu daerah di luar dugaannya. "Akan mengalami kultur yang beda dari yang biasa dialami di Jakarta," tuturnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, beragam penyakit kronis juga bisa berpengaruh. Di antaranya, pasien dengan penyakit diabetes, kanker, gangguan jantung.
Mengalami penyakit kronis sering kali membuat orang tertekan, stres, hingga munculnya depresi. Terkadang, ada juga depresi yang terlupakan sehingga penyakitnya sendiri bertambah berat atau semakin memburuk.
"Penyakit struk yang awalnya hanya kaku di titik tertentu di badan, tiba-tiba tidak bisa melakukan banyak hal, bisa membuat pasien stres lalu depresi. Wanita menopause juga bisa depresi," tuturnya.
Wanita menopause memiliki hormon yang berbeda dibandingkan ketika sebelum mengalami masa menopause. Wanita yang baru melahirkan juga bisa terkena depresi karena kehidupan yang dialaminya berubah drastis dengan adanya kewajiban mengurus anak dan rumah tangga.
Faktor penyebab depresi secara singkat bisa dibagi menjadi enam hal. Di antaranya, disebabkan karena faktor fisik atau medis, kemudian faktor psikologi, faktor sosial, faktor ekonomi, faktor budaya, bahkan faktor teknologi.
Sementara itu, kondisi depresi akan memengaruhi kinerja organ tubuh dari para penderitanya. Apabila faktor tersebut terjadi, pemeriksaan lebih lanjut sangat disarankan. "Semua ini akan terlihat kriteria diagnosis bagaimana depresi itu terjadi. Suatu gambaran bahwa depresi sudah hmpir melanda seluruh dunia, hampir 7 persen," pungkas Dr. Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)
