"Enggak ada minimal berapa kalinya," ujar Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang merupakan Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro EnteroHepatologi dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kepada Medcom.id.
Prof. Dr. Ari memaparkan bahwa tidak ada patokan banyaknya tes yang harus dijalani. Sebab, setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, maka disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Prinsipnya, kalau kita merasa ada kontak dengan pasien yang terkonfirmasi positif ya kita periksa. Itu yang namanya tes karena ada tracing contact. Itu memang sudah berlaku umum," paparnya.
Selain itu, swab test juga wajib diterapkan oleh orang-orang yang memiliki gejala terindikasi positif covid-19. Di antaranya, demam, batuk, pilek, yang akan dicurigai covid-19.
"Maka periksa swab. Jadi harus ada indikasinya. Kalau ingin tahu saja ya bisa juga minta di-swab test. Tapi sebenarnya itu hanya untuk orang yang ada kontak erat dengan pasien terkonfirmasi dan juga orang-orabg yang diduga menderita covid-19 oleh dokter," tuturnya.