Jakarta: Meningitis merupakan salah satu penyakit berbahaya yang bisa berisiko pada kematian. Apalagi jika diderita pada anak-anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Gejala meningitis biasanya panas tinggi secara tiba-tiba, mual muntah, nyeri kepala hebat, dan kejang-kejang. Namun, gejala tersebut juga biasa terjadi pada penyakit umum lainnya.
"Gejalanya banyak tidak spesifik kalau belum diperiksa di laboratorium. Mirip gejala penyakit pada umumnya bahkan DBD juga bisa mirip sebagian gejalanya," ujar Dr. dr. Jo Edy Siswanto Sp.A (K) dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta kepada Medcom.id.
Lebih lanjut, gejala lain yang lebih spesifik terkait meningitis pada anak ialah tidak bisa menyusu terutama pada bayi. Kemudian sakit kepala pada belakang leher.
"Kadang sensitif pada cahaya yang sangat terang, ada ruang kulit yang tidak bisa hilang dengan penekanan, menetap pada penekanan yang keras bisa menjadi pertanda meningitis," tuturnya.
Kondisi juga disertai dengan tidak sadarnya pasien pada lingkungan sekitar. Mulai dari kehilangan kesadaran ringan hingga berat. Kerap kali terjadi rasa gelisah yang luar biasa.
.jpg)
(Harus dilakukan pemeriksaan melalui laboratorium untuk mengetahui meningitis. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
(Baca juga: Inilah Gejala-gejala Meningitis)
"Gejala lain adalah terjadinya kejang, drowling air liur. Kejang dapat berlangsung lama lebih dari 15 menit. Lidah dapat berdarah banyak karena tergigit," imbuhnya.
Disertai juga dengan banyak kondisi yang tidak mengenakkan dalam tubuh, sangat berbeda dari kondisi di hari sebelumnya. Bahkan, sulit berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Hal itu karena pasien merasa ada sesuatu yang hebat di kepalanya.
"Khusus pada bayi baru lahir atau di bawah satu bulan, ini rentan. Biasanya yang terinfeksi berat yang daya tahan tubuhnya rendah," pungkasnya.
Kondisi pada bayi prematur dinilai lebih rentan dan berisiko. Kemungkinan terjadinya bisa mencapai 30 persen dibandingkan pada bayi normal.
Sementara itu, gejala meningitis terkadang bisa hilang ketika diberikan antibiotik. Dengan demikian, gejalanya semakin tidak jelas.
Selanjutnya, kata Dr. Jo, gejala yang lebih pasti dapat diketahui dengan pemeriksaan khusus arah syaraf oleh dokter. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan darah, pemeriksaan fisik secara detil, hingga wawancara dengan orang tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)